Zubir, 2011: 197. CAPM ini sudah mulai dikenal sejak tahun 1960-an yang
dikembangkan oleh Willian Sharpe. CAPM ini mendasari pemikiran teori portofolio yang menyatakan bahwa investor akan memilih suatu portofolio saham yang dapat
memaksimumkan expected return untuk tingkat risiko tertentu, atau meminimumkan risiko untuk memperoleh expected return tertentu. Hubungan antara dua parameter
risk dan expected return dalam CAPM dirumuskan sebagai berikut Amyulianthy, 2013:
ER
it
= R
f
1- β
i
+ β
i
ER
mt
2.6 Keterangan:
ER
it
= expected return dari saham i pada perode t R
f
= return dari risk-free investment R
m
= return dari pasar secara keseluruhan β
i
= beta dari perusahaan i
2.5.8.2 Single Index Model
Pada tahun 1963, William Sharpe mengembangkan model analisis portofolio yang disebut Single Index Model Model Indeks Tunggal. Model ini merupakan
penyederhanaan perhitungan dari model Markowitz dengan menyediakan parameter- parameter input yang diperlukan dalam perhitungan model Markowitz Dahlan,
2013. Menurut Zubir 2011, Single index model atau model indeks tunggal adalah sebuah teknik untuk mengukur return dan risiko sebuah saham atau portofolio.
Model tersebut mengasumsikan bahwa pergerakan return saham hanya berhubungan
Universitas Sumatera Utara
dengan pergerakan pasar. Jika pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap pemintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik pula.
Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham akan turun pula. Jadinya, return saham berkorelasi dengan return pasar. Setiap perusahaan tidak sama dalam
merespon perubahan pasar. Ada perusahaan yang sensitif terhadap perubahan pasar, ada pula yang kurang sensitif.
Pada umumnya saham yang diamati kebanyakan saham mengalami kenaikan saham jika indeks harga saham naik, begitu juga sebaliknya jika harga saham turun,
kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menggambarkan bahwa return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum common
response terhadap perubahan nilai pasar. Secara statistik, hubungan return saham dan return pasar dinyatakan dengan persamaan garis lurus berikut:
Ri = αi + βi Rm 2.7
Sumber: Zubir 2011: 97
Keterangan: R
i
= return saham ke-i α
i
= komponen dalam return saham i yang independen terhadap return pasar β
i
= konstanta yang mengukur expected perubahan R
i
terhadap perubahan R
m
R
m
= tingkat return dari indeks pasar
Universitas Sumatera Utara
2.6 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Brennan dan Wang 2006 yang berjudul
menunjukkan harga pasar yang berbeda dengan harga dasar dikarenakan kesalahan harga saham, bisa dalam pengambilan rata-rata dikarenakan adanya
ketidaksetaraan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Amihud, Mandelson, dan Pedersen 2006
membuktikan bahwa likuiditas dapat berperan dalam menyelesaikan sejumlah teka-teki asset pricing seperti-perusahaan kecil. Akibatnya, terjadi teka-teki
terhadap premium ekuitas dan tingkat bebas risiko. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Qiang Kang 2009 menyatakan bahwa adanya
mispricing dalam model asset pricing linear memperingatkan bahwa penggunaan model tersebut dalam menjelaskan kembali cross sectional.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Brennan dan Wang 2010 menyatakan bahwa saham yang mengalami mispricing akan cenderung kembali ke kondisi harga
fundamentalnya. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Trinugroho dan Rinofah 2011 yang berjudul
menyatakan bahwa pergerakan harga saham yang menyimpang mispricing di pasar modal mempunyai pengaruh dalam pemilihan sumber pendanaan
perusahaan yang tercermin dalam rasio debt to equity DE.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Konseptual