Upah menurut prestasi Upah menurut satuan hasil

ada dorongan untuk bekerja lebih giat bagi para pekerja. Kelemahannya, demi untuk mengejar kuantitas, kualitas pekerjaan biasanya kurang baik.

4. Upah borongan

Upah borongan adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu pekerjaan yang diborongkan. Sistem borongan ini menerapkan pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Jika selesai tepat waktu maka ditetapkan upah sekian. Biasanya diterapkan untuk pekerjaan yang sulit dihitung per satuan pekerjaan. Sistem ini ada persamaannya dengan upah satuan hasil termasuk kebaikan dan kelemahannya. Contohnya : upah untuk membangun rumah, membuat jalan atau jembatan. 5. Upah premi Cara ini merupakan kombinasi upah prestasi yang ditambah dengan sejumlah premi tertentu. Dengan sistem ini, diberlakukan standar prestasi. Pemberian premi ditujukan untuk melipatgandakan hasil produksi. Untuk menjaga kualitas, harus diterapkan standar kualitas hasil pekerjaannya. Sistem premi ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: a. Bagi manajemen  Biaya dapat ditekan sebagai hasil dari pertambahan produktivitas  Memperbaiki perimbangan biaya dan produksi, serta perhitungan biaya makin konsisten.  Meningkatkan daya guna fasilitas yang tersedia.  Meningkatkan moral pekerja karena upah yang akan mereka terima sebanding dengan tenaga yang mereka keluarkan. b. Bagi Karyawan  Adanya kesempatan untuk memperoleh upah yang lebih tinggi.  Para karyawan merasa bahwa mereka mendapat pengakuan atau penghargaan dari pihak pengusaha dan perusahaan.  Adanya persaingan sehat diantara para pekerja, sehingga menimbulkan semangat kerja yang tinggi.  Memberikan kesempatan untuk meningkatkan standar hidup dengan inisiatif sendiri.

6. Sistem upah skala berubah

Sistem ini diberikan berubah-ubah bergantung pada kemajuan dan kemunduran hasil penjualan.

7. Sistem upah indeks biaya hidup

Upah indeks biaya hidup merupakan upah yang dikaitkan dengan turun naiknya biaya hidup. Upah dengan sistem ini sering dibayarkan dalam bentuk natura.

8. Sistem upah partisipasi

Sistem ini sering disebut juga sistem bonus. Sistem ini memberikan kepada pekerja sebagian keuntungan pada akhir tahun buku, selain upah tetap yang diberikan setiap bulan. Pemberian sebagian keuntungan ini dimaksudkan sebagai tanda terima kasih pihak perusahaan kepada pekerja karena kegigihan dan disiplin para pekerjalah pihak perusahaan mendapat keuntungan.

9. Sistem Co-partnership mitra usaha

Sistem ini pada dasarnya sama dengan sistem upah partisipasi atau sistem upah bonus. Perbedaannya terletak pada bagian keuntungan yang diberikan kepada pekerja tidak berupa uang tunai, melainkan saham atau obligasi perusahaan. Dengan kepemilikan saham itu, para pekerja merasa memiliki sendiri perusahaan tersebut. Dengan demikian, hubungan antara perusahaan dan pekerja yang semula dikenal seba gai “majikan dan pekerja” meningkat menjadi hubungan antara perusahaan dan mitra partner.

10. Upah bagi hasil

Melalui sistem ini diharapkan pekerja dan pemilik modal mempunyai kedudukan yang sama. Biasanya sistem ini dilakukan di bidang pertanian dan dalam usaha keluarga. Pada dasarnya, sistem upah bagi hasil sama dengan sistem upah co-partnership mitra usaha. Upah Minimum Upah minimum adalah upah yang diperkirakan paling layak untuk memenuhi kebutuhan minimum pekerja. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang selama satu bulan. Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05Men1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Dalam permen ini, upah minimum dibagi dalam tiga criteria, yaitu Upah Minimum Regional, Upah Minimum Sektor Regional, dan Upah Minimum Sub Sektor Regional.