Sistem upah indeks biaya hidup

Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industry untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan, atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Penetapan upah yang dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah DPD yang terdiri dari birokrat, akademi, buruh, dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survey dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survey disejumlah kota dalam provinsi tersebut yang dianggap representative, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak KHL. Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum Regional UMR kepada gubernur untuk disahkan. Saat ini UMR juga dikenal dengan istilah Upah Minimum Provinsi UMP karena ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu provinsi. Selain itu setelah otonomi daerah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum KotaKabupaten UMK. Manfaat Upah Minimum Regional bagi Pekerja dan Perusahaan Di dalam dunia bisnis, pengupahan merupakan hal yang sewajarnya sebagai bentuk kompensasi atas kontribusi produktivitas yang diberikan pekerja atau buruh kepada perusahaan. Jadi ketika perusahaan merekrut pekerjaburuh yang diharapkan adalah pekerjaburuh tersebut dapat menjalankan serangkaian pekerjaannya untuk menghasilkan barang atau jasa yang mendukung kegiatan usaha sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan yang didapat dapat digunakan perusahaan untuk memberikan balas jasa kepada pegawaiburuh berupa gaji atau upah agar mereka bisa hidup dengan layak sesuai dengan tingkat produktivitasnya. Pengupahan yang didasarkan pada UMR amatlah berkaitan dengan produktivitas seseorang. Produktivitas dipengaruhi oleh factor- faktor baik tingkat makro, mikro maupun bagi tiap individu. Pada tingkat makro terdapat factor stabilitas politik dan keamanan, kondisi sumber daya manusia, alam dan energy, pelaksanaan pemerintah, kondisi infrastruktur berupa transportasi dan komunikasi, dan social dan budaya. Pada tingkat mikro, factor internal meliputi sumber daya manusia, teknologi, manajemen, kondisi politik, social, ekonomi dan hankam.