setiap daerah. Akan tetapi, penentuan upah berdasarkan kawasan ini dirasakan masih belum cukup mewakili angka biaya hidup
sebenarnya di tiap daerah. Untuk itu pemerintah melakukan perubahan tentang upah minimum. Dengan adanya Peraturan
Pemerintah no. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, maka pemberlakuan
upah minimum regional UMR berubah menjadi upah minimum propinsi UMP atau upah minimum kabupaten kota. Dengan
adanya peraturan baru ini, propinsi-propinsi di Indonesia mulai menyesuaikan upah minimum regional di daerah mereka.
Kurva di atas menggambarkan suatu penelitian empiris didasarkan pada hasil karangan ahli ekonomi tentang hubungan antara tingkat
pengangguran unemployment dan tingkat perubahan upah uang money wages dan melalui penafsiran tingkat perubahan harga-harga
inflasi.
4. Faktor-faktor yang menentukan besarnya upah
1 Jumlah penawaran tenaga kerja Artinya, bila tenaga kerja jumlahnya lebih besar dari lowongan
kerja, maka biasanya gajiupah pekerja rendah dan sebaliknya. 2 Jumlah permintaan tenaga kerja
Artinya, bila permintaan tenaga kerja lebih besar dari pencari kerja, maka biasanya gajiupah pekerja tinggi dan sebaliknya.
3 Kemampuan tenaga kerja Artinya semakin tinggi tingkat pendidikanproduktivitas tenaga
kerja, biasanya gajiupah pekerja tinggi dan sebaliknya.
F. Sistem upah yang berlaku di Indonesia
Ada beberapa cara atau sistem untuk memperhitungkan besar upah, antara lain :
1. Upah menurut prestasi
Dengan sistem ini, balas jasa langsung dikaitkan dengan prestasi kerja karena besar upah bergantung pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai
dalam waktu tertentu. System ini mempunyai kebaikan, diantaranya: a. Adanya dorongan bagi karyawan untuk berusaha dan bekerja lebih giat
lagi. b. Karyawan yang rajin menerima upah lebih tinggi dibandingkan dengan
yang malas. c. Perhitungan harga pokok akan lebih baik.
Sedangkan kelemahan system ini adaah: a. Apabila karyawan tidak memberikan prestasi yang baik, maka hal ini
berarti bahwa upah mereka akan tidak ada atau berkurang, dan akan membahayakan bagi kehidupan keluarga mereka.
b. Kemungkinan karyawan akan bekerja kurang cermat, kurang hati-hati dan ceroboh karena mereka lebih mementingkan untuk mengejar prestasi
yang sebanyak-banyaknya, sehingga akan mengakibatkan peralatan produksi cepat rusak, terjadi penghamburan bahan atau kesalahan
lainnya. Sistem upah ini juga diterapkan oleh beberapa perusahaan di Indonesia,
contohnya beberapa perusahaan MLM, atau direct marketing pemasaran langsung yang menentukan besar kecilnya tambahan upah karyawannya
berdasarkan prestasi, pencapaian target atau jumlah barang yang terjual. 2.
Upah menurut waktu
Cara pembayaran upah menurut sistem ini didasarkan pada waktu bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per jam, per hari, atau per bulan.
Misalnya pegawai negeri dibayar per bulan, pekerja bangunan dibayar per harimingguan atau upah lembur dibayar per jam. Kebaikan sistem ini
adalah pekerja mengetahui secara persis berapa jumlah upah yang akan diterima selama periode tertentu. Kelemahannya adalah kurang memberi
dorongan kepada pekerja untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
3. Upah menurut satuan hasil
Menurut system ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh pekerja. Satuan hasil dihitung per potong barang, per
satuan panjang, atau per satuan berat. Misalnya upah penjahit dihitung per potong baju. Upah pemetik daun the dihitung per kilo dan upah
tukang cat tembok dihitung per meter persegi. Kebaikan system ini yaitu