43 terjadinya pencapain peningkatan Standar Kualitas
Pendidikan diKecamatan Bergas ini.
4.1. Profesionalisme Pendidik
Profesionalisme pendidik
merupakan syarat
standar pendidik
dan tenaga
kependidikan, sebagaimana dijabarkan dalam Permendiknas No. 16
Tahun 2007 kriteria pendidikan pra-jabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan.
Standar pendidik
dan tenaga
kependidikan diuraikan dengan beberapa bagian standar, yakni standar kualifikasi akademik dan
kualifikasi guru.Sedangkan untuk pengawas sekolah mengacu pada Permendiknas No. 12 Tahun 2007,
tentang Standar
Kepala SekolahMadrasah
dan dijabarkan lebih lanjut dalam Permendiknas No. 13
Tahun 2007. Dari data yang diperoleh di lapangan jumlah
tenaga pendidik mulai dari guru, kepala sekolah dan pengawas yang sudah bersertifikat atau mempunyai
sertifikat pendidik hanya 7 orang dengan rincian 1 orang guru, 2 orang kepala sekolah dan semua sample
dari pengawas. Dengan kondisi ini secara prosentase masih jauh dari cukup.
Dengan kemampuan potensi yang demikian menjadi tugas berat bagi para penilik untuk dapat
mendongkrak semua komponen tenaga pendidik, sehingga guru yang hanya 1,5 yang bersertifikat dan
11 untuk kepala sekolah yang bersertifikat harus
44 mampu mengimbangi dan memiliki kemauan untuk
maju bersama. Kecilnya prosentase Guru yang berpendidikan S-1 ini dalam meningkatkan kualitas
pendidikan tidak mengurangi kemungkinan bisa dilakukan peningkatan kualitas pendidikan karena
masih ada potensi dari para kepala sekolah.
4.2. Standar KualitasPeningkatan
Pendidikan
Dalam menguraikan
permasalahan standar
kualitas ini akan dibahan dalam sub bab standar kualitas,
Kendala dalam
meningkatkan kualitas
pendidikan dan peningktan kualitas pendidian taman kanak-kanan.
4.2.1. Standar Kualitas
Dalam melakukan analisa terhadap data yang diperoleh dan berdasarkan pada pengelompokkan data
maka data akan dibahas ke dalam empat sub-bab yaitu sub-bab yang membahas aspek guru, sub-bab yang
membahas kurikulum,
sub-bab aspek
admosfer akademik, dan sub-bab sumber keilmuan. Dengan
pembahasan tersebut diharapkan dapat mempertajam pemahaman
terhadap kajian
standar kualitas
pendidikan diwilayah kecamatan Bergas. A. Aspek Guru
Pendidikan adalah sebuah “proses”, bermutu atau tidaknya output pendidikan perlu memperhatikan
45 berbagai
input, termasuk
kemampuan guru
Suryasubroto, 2004. Di daerah penelitian ini tenaga guru yang ada lebih banyak bersifat sukarela, dan
benar-benar mengabdi untuk pendidikan disisi lain mutu pendidikan amat ditentukan oleh kualitas dan
komitmen seorang guru. Berdasarkan
tabel 4.1
diketahui bahwa
responden dalam penelitian pendidikan di TKSD se- Kecamatan Bergas yang menjadi sampel terbesar dalam
analisa ini adalah komponen guru 71 sampel, selanjutnya Kepala TK 18 sampel dan Pengawas 4
sampel. Pada
responden pengawas
TKSD di
Kecamatan Bergas 3 orang 75 diantarany berusia antara 41-50 tahun dan 1 orang berusia 51-60 tahun.
Dari segi pendidikan jumlah pengawas TKSD yang berpendidikan S1 sebanyak 2 orang dan berpendidikan
S2 sebanyak 2 orang. Keseluruh pengawas TKSD semuanya sudah memperoleh sertifikat pendidik.
Jika dilihat
pada masing-masing
indikator pertanyaan pada aspek guru,responden menjawab
cukup setuju atas kemampuan mengajar guru TK sudah baik dengan rata-rata jawaban 3.75 yang
mengandung arti responden menyatakan setuju, kedua pilihan jawaban ini mempunyai penyimpangan baku
Sd yang besar 0,50 tabel 4.2 simpangan baku ini mencerminkan adanya jawaban yang bervariasi antara
setuju. Selanjutnya responden yang menyatakan setuju
atas rasio guru dan siswa sudah sesuai, rerata jawaban
46 berada
pada jawaban
sangat setuju,
hal ini
digambarkan dari rerata jawaban guru 4,5 dengan simpangan baku 0,57, rerata jawaban kepala sekolah
4.11 dengan simpangan baku 0,76 dan rerata jawaban penilik 3,49 dengan simpangan 0,73. Dengan rerata
jawaban yang berada diatas nilai 4 ini mengandung arti hampir semua responden setuju dengan tanggapan
tentang rasio guru dan siswa TK di Kecamatan Bergas sudah sesuai. Atau pengertian ini juga memberi
gambaran bahwa semua responden sudah sepaham dengan maksud dari pertanyaan ini.
Tabel 4. 2 Aspek Guru : Kemampuan, Rasio dan Kualitas
Aspek Guru Guru
Kepala TK Pengawas
TLSD A
Rata- rata
Sd Rata-
rata Sd
Rata- rata
Sd 1. Tanggapan tentang
kemampuan mengajar guru TK di Kecamatan
Bergas sudah baik 2. Tanggapan tentang rasio
guru dan siswa TK di Kecamatan Bergas sudah
sesuai 3. Tanggapan terhadap
guru TK di Kecamatan Bergas memiliki
kesempatan untuk meningkatkan
pendidikan 3.75
4.50
4.75 0.50
0.57 0.50
3.61
4.11
4.33 0.77
0.76 0.73
0.00
3.49
4.00 0.00
0.73 0.76
Rata-rata 4,5
4.15 4.33
Total 4,33
Sumber: Data Primer diolah, 2011
47 Responden yang memberi tanggapan tentang
guru memiliki kesempatan meningkatkan pendidikan, rerata jawaban dari responden yang berstatus guru
mempunyai nilai 4,75, responden yang mempunyai jabatan kepala sekolah 4,33 dan penilik mempunyai
nilai 4. Semua jawaban dari semua kelompok responden yang berada pada posisi 4 ini bisa dimaknai
bahwa semua responden sudah sepham dengan maksud pertanyaan “tanggapan terhadap guru TK di
Kecamatan Bergas
memiliki kesempatan
untuk meningkatkan pendidikan.
Peranan pengawas dalam meningkatkan standar kualitas pendidikan diTK wilayah Kecamatan Bergas
dapat diketahui dari hasil kuesioner yang terangkup dalam tabel 4.2 sampai dengan tabel 4.5. Dalam tabel
4.2 menunjukkan kemampuan mengajar guru TK sudah baik, atas pertanyaan ini rerata untuk hasil
pengawas memberikan nilai 3,75 dengan Sd 0,5 artinya antara setuju dengan dan sangat setuju bahwa
pengajar guru TJ di Kecamatan Bergas sudah baik dalam
posisi berimbang.
Pengukuran ini
tidak menyertakan guru sebagai sampel karena guru
merupakan komponen yang diukur dinilai. Disisi lain hasil yang yang diperoleh dari Kepala Sekolah lebih
kuat menyatakan setuju hal ini terlihat dari Sd 0.77 dalam tabel 4.2 tentang Aspek Guru.
Sedangkan pada elemen pertanyaan berikutnya responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju
atas rasio guru dan siswa sudah sesuai dari guru dan
48 kepala sekolah masing-masing memberikan hasil SD
0,76 dan 0,73, tetapi hasil ini menurut Penilik dengan nilai 0,57 memberikan pengertian bahwa rasio guru
dan siswa sudah sesuai penilik menyatakan sangat setuju tetapi bagi penilik lainnya setuju.
Selanjutnya untuk kesempatan meningkatkan pendidikan
responden menyatakan
guru TK
di Kecamatan
Bergas memiliki
kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan untuk guru dan kepala sekolah memberikan apresiasi yang hampir sama tetapi
penilik sekolah tidak demikian. Hasil ini hampir sama dengan rasio guru dan siswa.Dari keseseluruhan
pengukuran tentang aspek guru semua responden memberikan rerata sebesar 4,33 yang berarti setuju
sebatas setuju saja.
B. Aspek Kurikulum
Aspek kurikulum, semua responden menyatakan bahwa kurikulum yang dilaksanakan di TK sudah
memuat model pembelajaran untuk anak usia dini, sehingga sudah tepat. Selain itu dalam kurikulum yang
diwujudkan dalam Satuan Kegiatan Harian SKH maupun Satuan Kegiatan Mingguan SKM sudah
memuat cara penilaian terhadap aktivitas siswa. Dalam melakukan pengukuran aspek kurikulum
ini yang menjadi obyek pengukuran adalah Para Pengawas. Dari hasil perolehan analisa data, diperoleh
pengertian yang sama dari seluruh pengawas yang ditandai dengan hasil nilai rata-rata 5 sangat setuju
49 tanpa
adanya simpangan
baku. Tidak
adanya simpangan dikarenakan sampel homogen dari jabatan,
pendidikan dan kecilnya sampel pengawas sehingga memungkinkannya keluar nilai mutlak tidak ada
simpangan baku. Jadi dalam hal kurikulum semua pengawas memiliki pengertian, pemahaman, dan
persepsi yang persis sama dengan maksud peneliti. Untuk lebih jelasnya seperti yang ditampilkan dalam
tabel 4.3 berikut. Tabel 4. 3 Aspek Kurikulum : Pelaksanaan, Muatan dan
Penilaian
Aspek Kurikulum Guru
Kepala TK Pengawas
TLSD B
Rata- rata
Sd Rata-
rata Sd
Rata- rata
Sd 1 Tanggapan terhadap
kurikulum dilaksanakan sudah sesuai dengan materi
2 Tanggapan tentang kurikulum yang
dilaksanakan memuat cara pembelajaran yang tepat
3 Tanggapan tentang kurikulum sudah memuat
cara penilaian 5.00
5.00
5.00 Rata-rata
5 Total
1.67
Sumber: Data Primer diolah, 2011
C. Aspek Atmosfer Akademik
Dalam hal atmosfer akademik, menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah
berusaha menumbuhkan sikap ilmiah, meskipun masih sangat sederhana, yaitu terlihat dari jawaban
50 responden yang menyatakan setuju sebanyak 4 orang
dan cukup setuju sebanyak 14 orang dengan rerata 3,65 dan simpangan baku 0,76, nilai ini lebih
menguatkan bahwa sikap ilmiah di kalangan guru biasa saja dan terbukti dengan simpangan baku yang
nilainya besar. Namun bagi kepala sekolah tidak demikian,
kepala sekolah menganggap sangat setuju dengan sikap ilmiah ini yaitu dengan Sd yang kecil yang berarti
hampir sama persepsi atas sikap ilmiah ini dan rerata juga mendekati nilai 4 3,83. Sedangkan untuk
pengawas menilai berbeda yaitu dengan ditunjukkan nilai Sd 0,57 dengan rerata 3,50 yang berarti biasa saja
dalam menilai sikap ilmiah para guru. Selanjutnya pada sikap kreatif semua responden
menyatakan sangat setuju dengan ditunjukkan rerata 4,21 guru sendiri sebagai bagian yang dinilai
memberikan nilai rerata 3,90 dan tertinggi kepala sekolah denga nilai 4,50.
Dari keseluruhan nilai dari aspek atmosfer akademik ini rerata cukup tinggi yaitu 3,94 hanya
kurang 0,06 untuk mencapai sempurna 4 empat hal ini mengandung arti bahwa semua responden dalam
memberikan apresiasi akademik baik secara ilmiah maupun sikap kreatif dikategorikan sangat setuju
51 Tabel 4. 4 Aspek Atmosfer Akademik : Sikap Ilmiah dan
Kreatif
Aspek Atmosfer Akademik Guru
Kepala TK Pengawas
TLSD C
Rata- rata
Sd Rata-
rata Sd
Rata- rata
Sd 1. Tanggapan tentang
guru menumbuhkan sikap ilmiah
2. Tanggapan guru memiliki sikap kreatif
dalam pembelajaran 3.65
3.90 0.76
0.81 3.83
4.50 0.38
0.61 3.50
4.25 0.57
0.50
Rata-rata 3.78
4.17 3.88
Total 3.94
Sumber: Data Primer diolah, 2011
D. Aspek Sumber Keilmuan
Dalam hal aspek sumber keilmuan tanggapan responden menunjukkan bahwa sarana prasarana di
TK Kecamatan Bergas memang sudah ada, namun belum mendukung kegiatan belajar mengajar baik
afektif, fisik maupun psikomotorik. Semua responden menyatakan bahwa dalam pengadaan sarana prasarana
memang masih terkendala pembiayaan, terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju
tanpa ada simpangan baku Sd lihat tabel 4.5. Demikian halnya responden juga menyatakan
bahwa sumber pendanaan pendidikan memang berasal dari iuran orangtua untuk TKRA swasta, sedangkan
TK Negeri berasal dari pemerintah daerah, atas pertanyaan ini rerata jawaban sangat setuju dengan
simpangan baku bagi penilik 0.5, kepala sekolah 0.43 dan guru 0,65.
52 Dalam hal sumber keilmuan menunjukkan
bahwa sarana prasarana di TK Kecamatan Bergas memang sudah ada, namun belum mendukung
kegiatan belajar yang terlihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju rerata guru 4,37, rerata kepala
sekolah 4,56 dan rerata pengawas 4,75. Tabel 4. 5 Aspek Sumber Keilmuan
Aspek Sumber Keilmuan Guru
Kepala TK Pengawas
TLSD D
Rata- rata
Sd Rata-
rata Sd
Rata- rata
Sd 1. Tanggapan tentang sarana
prasarana belum mendukung KBM
2. Tanggapan tentang pengadaan sarana
prasarana masih terkendala pembiayaan
3. Tanggapan tentang sumber dana pendidikan dari
orangtua 3.93
4.37
4.55 0.66
0.68 0.65
4.17
4.56
4.83 0,62
0.70 0.43
4.25
5.00
4.75 0.50
0.00 0,50
Rata-rata 4.28
4.52 4.66
Total 4.49
Sumber: Data Primer diolah, 2011
4.2.2. Kendala dalam
Meningkatkan Kualitas
Pendidikan
Berdasarkan jawaban responden yang didukung dengan beberapa hasil wawancara dapat diuraikan
beberapa masalah dalam peningkatan standar kualitas pendidikan diTK Kecamatan Bergas sebagai berikut:
1 Masalah kualifikasi
pendidikan yang
harus terpenuhi di era globalisasi ini adalah salah satunya
penyesuaian akademik, saat ini masih banyak guru
53 yang merupakan sumber daya manusia yang
memiliki kualifikasi ijasah di bawah stándar yang telah
dibakukan oleh
pemerintah, yang
kualifikasinya belum Strata I atau D IV. Maka dari itu guru yang merupakan sumber daya manusia
perlu menyetarakan ijasah kulifikasi akademiknya. Maka mereka yang belum SI atau D.IV harus
menempuh penyetaraan atau mereka harus sekolah lagi. Akhirnya mereka harus mengikuti penyetaraan
untuk sekolah lagi. 2 Masalah yang berkaitan dengan menejemen dalam
bidang pendidikan, berkaitan dengan menejemen yang berkitan dengan kelembagaan diantaranya
adalah menejemen
yang berkaitan
dengan pembinaan organisasi. Satu diantaranya adalah
pemahaman tentang menajemen gugus yang ada di lembaga TKRA.
3 Rendahnya pemahaman yang berkaitan dengan kontribusi yang mendukung keberhasilan lembaga
pendidikan. Maka sekarang ini seorang guru haruslah
banyak belajar
untuk memahami
manajemen yang berkitan dengan kelembagaan pendidikan, dengan banyak mengikuti latihan dan
pendidikan. 4 Kurangnya penyegaran dan pemahamn tentang
sesuatu yang berkaitan dengan peningkatan mutu lembaga pendidikan, maka lembaga
– lembaga yang ada harus banyak mengadakan workshop dan
penyegaran – penyegaran pemahaman menejemen
54 pendidikan yag marak dilakukan oleh banyak
kalangan, maka guru sebagai sumber daya manusia yang handal dan proaktif maka harus berani utnuk
senantiasa mengikuti perkembangan yang ada, sehingga
akan memudahkan
mengadapi perkemnagan dengan kesiapan mental dan disiplin
ilmu yang semakin meningkat.
4.2.3. Standar Kualitas Pendidikan Taman Kanak- Kanak
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang
ada dalam
kelembagaan dalam
rangka meningkatan mutu pendidikan di TK adalah beberapa
hal sebagai berikut: 1 Program
Peningkatan Mutu
dan Relevansi
Pendidikan. Beberapa
program yang
berkaitan dengan
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan TK yang dilakukan
oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten
Semarang, Bidang PNFI, antara lain: a. Peningkatan profesionalisme guru TK melalui
kegiatan pelatihanpenataran sistem pembinaan profesinal SPP baik di tingkat pusat maupun
daerah; Hal ini akan tercantum pada pasal 8 UU Guru
dan Dosen yang menjelaskan tentang Sertifikat Profesi Pendidik.
Pasal 8 menyebutkan: ”Guru wajib memiliki
55 kualifikasi
akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk
mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”. Sedang semangat dari pasal ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
pendidik itu sendiri, serta berusaha lebih menghargai profesi pendidik. Dengan sertifikasi
diharapkan lebih menghargai profesi guru, dan meningkatkan mutu guru di Indonesia. Hal ini
dilakukan sebagai langkah menjadikan guru sebagai tenaga profesional.
b. Pengangkatan guru PNS oleh Dinas Pendidikan setempat yang dilaksanakan berdasarkan USB
TK Negeri
Pembina Percontohan
tingkat KabupatenKota dengan kualifikasi pendidikan
SPGTK, PGTK dan DII-PGTK; c. Peningkatan kinerja pengawas TKSD melalui
kegiatan pelatihan khusus bagi pengawas TKSD; Penerapan paradigma baru dunia pendidikan
yakni: schooling ke learning, instructive ke fasilitatif,
knowledge ke
competency based
manajemen berbasis sekolah, centralization ke decentralization,
dan government
role ke
community role masyarakat madani; Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan
yayasan-yayasan yang
tidak jelas
keberadaannya, seperti RA yang berada di bawah yayasan Ya Islami, yang kurang perhatian. Dalam
pelaksanaanya banyak lembaga pendidikan yang
56 belum memenuhi standar mutu pelayanan
pendidikan danstandar mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan
tersebut terkesan
memaksakan diri
untuk mendirikan
lembaga pendidikan,
sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak layak,
karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari memadai, guru yang tidak kompeten,
organisasi yang tidak dikelola dengan baik. d. Menyusun materi kegiatan dalam PKB TK sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kondisi lingkungannya;
e. Menyelenggarakan TK dengan memperhatian prinsip-prinsip PKB TK, bermain, lingkungan
anak; f. Peningkatan Mutu TK Pembina sebagai Gugus TK
Rujukan; g. Lomba kreativitas bagi gurukepala TK;
h. Lomba Gugus TK; i. Lomba Kinerja TK;
j. Memberikan dana bantuan langsung block grant
kepada TK untuk peningkatan mutu. 2 Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas
Pendidikan TK Beberapa
program yang
berkaitan dengan
peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan TK antara lain:
a. Menetapkan Standar Pelayanan Minimal SPM penyelenggaraan pendidikan TK;
57 b. Melaksanakan pembinaan Sistem Pembinaan
Professional SPP melalui gugus TK; c. Menerapkan manajeman berbasis sekolah;
d. Meningkatkan kerjasama
tiga komponen
pendidikan TK yaitu pemerintah, GOPTKI dan IGTKI
– PGRI; e. Penyuluhan dan penyebaran informasi melalui
media elektronik dan media cetak untuk menyadarkan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan TK;
f. Membentuk dan memfungsikan DewanKomite Sekolah untuk TK;
g. Memberikan dana bantuan langsung block grant kepada TK Pembina.
3 Peningkatan Peran
Serta Masyarakat
dalam Penyelenggaraan TK
Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM sejak dini, pemerintah perlu
mengajak masyarakat lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan TK. Dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat terhadap penyelenggaraan TK ditempuh strategi sebagai
berikut: a. Pemanfaatan
lembaga yang
ada dengan
memperluas kesempatan
kepada lembaga-
lembaga di masyarakat untuk mendirikan TK seperti LKMD;
58 b. Mempermudah
jalur birokrasi
dengan menyederhanakan
proses izin,
penyebaran informasi tentang TK;
c. Menjalin kemitraan dengan dunia usaha, LPTK, organisasi keagamaan, organisasi di bawah
GOPTKI serta dengan DPRD; d. Dalam penyelenggaraan TK di pedesaan yang
harus disadari adalah pendidikan TK untuk anak usia 4-6 tahun sangat perlu dan adanya
motivasi yang kuat serta kerjasama masyarakat untuk menyelenggarakan TK di pedesaan;
4 Berdasarkan penelitian mengenai standar kualitas pendidikan diTK Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang, dapat dikaji kualitas pendidikan dari optimalisasi kegiatan belajar-mengajar yang meliputi
6 enam komponen yakni: a kurikulum, b siswa, c guru, d pengelolaan oleh kepala sekolah, e
lingkungan sekolah, dan f sarana prasarana.
a. Kurikulum
Kompetensi merupakan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan
indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman
belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual Departemen
Pendidikan Nasional, 2004.
59 Dalam
meningkatkan mutu
pendidikan kurikulum mempunyai peran yang penting sebab
kurikulum adalah
seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran
untuk mencapai pendidikan tertentu.
Kurikulum berkenaan
dengan filosofi
pendidikan anak, landasan berpikir dalam pemilihan materi untuk anak, program dan suasana belajar
didalam maupun luar kelas, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, media sarana prasarana, evaluasi
dan assesmen serta kerjasama antar guru, orang tua dan masyarakat sekitar.
Melalui kurikulum yang terintegrasi anak akan lebih mudah menyadari lingkungannya.
Karena dengan
demikian anak
akan mengembangkan suatu konsep melalui asosiasi yang
diperoleh melalui pengalamannya. Mengorganisasikan pengalaman melalui suatu
tema akan sangat produktif, tetapi pengajaran yang bersifat tematik baru akan berhasil apabila tema-
tema tersebut dipilih secara cermat, aktivitas yang akan dilakukan harus direncanakan dan evaluasi
terhadap tema dan peningkatan kemampuan anak harus dilakukan dengan hati-hati. Adapun untuk
meningkatkan standar
kualitas pendidikan
diTKRA, kurikulum pendidikan anak usia dini harus memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
60 pertama
berpusat pada
anak artinya
anak merupakan sasaran dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh pendidik. Kedua mendorong perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial
emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia yang utuh.Ketiga
memperhatikan perbedaan individu anak, baik perbedaan keadaan jasmani, rohani, kecerdasan dan
tingkat perkembangannya.Pengembangan program harus memperhatikan kesesuaian dengan tingkat
perkembangan anak Developmentally Appropriate Program.
Kurikulum yang dilaksanakan yang terwujud dalam SKH dan SKM di TK Kecamatan Bergas
memang sudah menumbuhkan sikap ilmiah dan sikap kreatif guru, yang terlihat dari jawaban
responden, namun demikian untuk TK yang lokasinya berada di pedesaan masih perlu adanya
pengembangan melalui TK Imbas yang ada, khususnya adalah TK Negeri Pembina, sebagai satu-
satunya TK Negeri yang ada di Kecamatan Bergas.
b. Siswa