Profesionalisme Pendidik Kurikulum Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB IV

43 terjadinya pencapain peningkatan Standar Kualitas Pendidikan diKecamatan Bergas ini.

4.1. Profesionalisme Pendidik

Profesionalisme pendidik merupakan syarat standar pendidik dan tenaga kependidikan, sebagaimana dijabarkan dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 kriteria pendidikan pra-jabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan diuraikan dengan beberapa bagian standar, yakni standar kualifikasi akademik dan kualifikasi guru.Sedangkan untuk pengawas sekolah mengacu pada Permendiknas No. 12 Tahun 2007, tentang Standar Kepala SekolahMadrasah dan dijabarkan lebih lanjut dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007. Dari data yang diperoleh di lapangan jumlah tenaga pendidik mulai dari guru, kepala sekolah dan pengawas yang sudah bersertifikat atau mempunyai sertifikat pendidik hanya 7 orang dengan rincian 1 orang guru, 2 orang kepala sekolah dan semua sample dari pengawas. Dengan kondisi ini secara prosentase masih jauh dari cukup. Dengan kemampuan potensi yang demikian menjadi tugas berat bagi para penilik untuk dapat mendongkrak semua komponen tenaga pendidik, sehingga guru yang hanya 1,5 yang bersertifikat dan 11 untuk kepala sekolah yang bersertifikat harus 44 mampu mengimbangi dan memiliki kemauan untuk maju bersama. Kecilnya prosentase Guru yang berpendidikan S-1 ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan tidak mengurangi kemungkinan bisa dilakukan peningkatan kualitas pendidikan karena masih ada potensi dari para kepala sekolah.

4.2. Standar KualitasPeningkatan

Pendidikan Dalam menguraikan permasalahan standar kualitas ini akan dibahan dalam sub bab standar kualitas, Kendala dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan peningktan kualitas pendidian taman kanak-kanan.

4.2.1. Standar Kualitas

Dalam melakukan analisa terhadap data yang diperoleh dan berdasarkan pada pengelompokkan data maka data akan dibahas ke dalam empat sub-bab yaitu sub-bab yang membahas aspek guru, sub-bab yang membahas kurikulum, sub-bab aspek admosfer akademik, dan sub-bab sumber keilmuan. Dengan pembahasan tersebut diharapkan dapat mempertajam pemahaman terhadap kajian standar kualitas pendidikan diwilayah kecamatan Bergas. A. Aspek Guru Pendidikan adalah sebuah “proses”, bermutu atau tidaknya output pendidikan perlu memperhatikan 45 berbagai input, termasuk kemampuan guru Suryasubroto, 2004. Di daerah penelitian ini tenaga guru yang ada lebih banyak bersifat sukarela, dan benar-benar mengabdi untuk pendidikan disisi lain mutu pendidikan amat ditentukan oleh kualitas dan komitmen seorang guru. Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden dalam penelitian pendidikan di TKSD se- Kecamatan Bergas yang menjadi sampel terbesar dalam analisa ini adalah komponen guru 71 sampel, selanjutnya Kepala TK 18 sampel dan Pengawas 4 sampel. Pada responden pengawas TKSD di Kecamatan Bergas 3 orang 75 diantarany berusia antara 41-50 tahun dan 1 orang berusia 51-60 tahun. Dari segi pendidikan jumlah pengawas TKSD yang berpendidikan S1 sebanyak 2 orang dan berpendidikan S2 sebanyak 2 orang. Keseluruh pengawas TKSD semuanya sudah memperoleh sertifikat pendidik. Jika dilihat pada masing-masing indikator pertanyaan pada aspek guru,responden menjawab cukup setuju atas kemampuan mengajar guru TK sudah baik dengan rata-rata jawaban 3.75 yang mengandung arti responden menyatakan setuju, kedua pilihan jawaban ini mempunyai penyimpangan baku Sd yang besar 0,50 tabel 4.2 simpangan baku ini mencerminkan adanya jawaban yang bervariasi antara setuju. Selanjutnya responden yang menyatakan setuju atas rasio guru dan siswa sudah sesuai, rerata jawaban 46 berada pada jawaban sangat setuju, hal ini digambarkan dari rerata jawaban guru 4,5 dengan simpangan baku 0,57, rerata jawaban kepala sekolah 4.11 dengan simpangan baku 0,76 dan rerata jawaban penilik 3,49 dengan simpangan 0,73. Dengan rerata jawaban yang berada diatas nilai 4 ini mengandung arti hampir semua responden setuju dengan tanggapan tentang rasio guru dan siswa TK di Kecamatan Bergas sudah sesuai. Atau pengertian ini juga memberi gambaran bahwa semua responden sudah sepaham dengan maksud dari pertanyaan ini. Tabel 4. 2 Aspek Guru : Kemampuan, Rasio dan Kualitas Aspek Guru Guru Kepala TK Pengawas TLSD A Rata- rata Sd Rata- rata Sd Rata- rata Sd 1. Tanggapan tentang kemampuan mengajar guru TK di Kecamatan Bergas sudah baik 2. Tanggapan tentang rasio guru dan siswa TK di Kecamatan Bergas sudah sesuai 3. Tanggapan terhadap guru TK di Kecamatan Bergas memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan 3.75 4.50 4.75 0.50 0.57 0.50 3.61 4.11 4.33 0.77 0.76 0.73 0.00 3.49 4.00 0.00 0.73 0.76 Rata-rata 4,5 4.15 4.33 Total 4,33 Sumber: Data Primer diolah, 2011 47 Responden yang memberi tanggapan tentang guru memiliki kesempatan meningkatkan pendidikan, rerata jawaban dari responden yang berstatus guru mempunyai nilai 4,75, responden yang mempunyai jabatan kepala sekolah 4,33 dan penilik mempunyai nilai 4. Semua jawaban dari semua kelompok responden yang berada pada posisi 4 ini bisa dimaknai bahwa semua responden sudah sepham dengan maksud pertanyaan “tanggapan terhadap guru TK di Kecamatan Bergas memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan. Peranan pengawas dalam meningkatkan standar kualitas pendidikan diTK wilayah Kecamatan Bergas dapat diketahui dari hasil kuesioner yang terangkup dalam tabel 4.2 sampai dengan tabel 4.5. Dalam tabel 4.2 menunjukkan kemampuan mengajar guru TK sudah baik, atas pertanyaan ini rerata untuk hasil pengawas memberikan nilai 3,75 dengan Sd 0,5 artinya antara setuju dengan dan sangat setuju bahwa pengajar guru TJ di Kecamatan Bergas sudah baik dalam posisi berimbang. Pengukuran ini tidak menyertakan guru sebagai sampel karena guru merupakan komponen yang diukur dinilai. Disisi lain hasil yang yang diperoleh dari Kepala Sekolah lebih kuat menyatakan setuju hal ini terlihat dari Sd 0.77 dalam tabel 4.2 tentang Aspek Guru. Sedangkan pada elemen pertanyaan berikutnya responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju atas rasio guru dan siswa sudah sesuai dari guru dan 48 kepala sekolah masing-masing memberikan hasil SD 0,76 dan 0,73, tetapi hasil ini menurut Penilik dengan nilai 0,57 memberikan pengertian bahwa rasio guru dan siswa sudah sesuai penilik menyatakan sangat setuju tetapi bagi penilik lainnya setuju. Selanjutnya untuk kesempatan meningkatkan pendidikan responden menyatakan guru TK di Kecamatan Bergas memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan untuk guru dan kepala sekolah memberikan apresiasi yang hampir sama tetapi penilik sekolah tidak demikian. Hasil ini hampir sama dengan rasio guru dan siswa.Dari keseseluruhan pengukuran tentang aspek guru semua responden memberikan rerata sebesar 4,33 yang berarti setuju sebatas setuju saja.

B. Aspek Kurikulum

Aspek kurikulum, semua responden menyatakan bahwa kurikulum yang dilaksanakan di TK sudah memuat model pembelajaran untuk anak usia dini, sehingga sudah tepat. Selain itu dalam kurikulum yang diwujudkan dalam Satuan Kegiatan Harian SKH maupun Satuan Kegiatan Mingguan SKM sudah memuat cara penilaian terhadap aktivitas siswa. Dalam melakukan pengukuran aspek kurikulum ini yang menjadi obyek pengukuran adalah Para Pengawas. Dari hasil perolehan analisa data, diperoleh pengertian yang sama dari seluruh pengawas yang ditandai dengan hasil nilai rata-rata 5 sangat setuju 49 tanpa adanya simpangan baku. Tidak adanya simpangan dikarenakan sampel homogen dari jabatan, pendidikan dan kecilnya sampel pengawas sehingga memungkinkannya keluar nilai mutlak tidak ada simpangan baku. Jadi dalam hal kurikulum semua pengawas memiliki pengertian, pemahaman, dan persepsi yang persis sama dengan maksud peneliti. Untuk lebih jelasnya seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.3 berikut. Tabel 4. 3 Aspek Kurikulum : Pelaksanaan, Muatan dan Penilaian Aspek Kurikulum Guru Kepala TK Pengawas TLSD B Rata- rata Sd Rata- rata Sd Rata- rata Sd 1 Tanggapan terhadap kurikulum dilaksanakan sudah sesuai dengan materi 2 Tanggapan tentang kurikulum yang dilaksanakan memuat cara pembelajaran yang tepat 3 Tanggapan tentang kurikulum sudah memuat cara penilaian 5.00 5.00 5.00 Rata-rata 5 Total 1.67 Sumber: Data Primer diolah, 2011

C. Aspek Atmosfer Akademik

Dalam hal atmosfer akademik, menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah berusaha menumbuhkan sikap ilmiah, meskipun masih sangat sederhana, yaitu terlihat dari jawaban 50 responden yang menyatakan setuju sebanyak 4 orang dan cukup setuju sebanyak 14 orang dengan rerata 3,65 dan simpangan baku 0,76, nilai ini lebih menguatkan bahwa sikap ilmiah di kalangan guru biasa saja dan terbukti dengan simpangan baku yang nilainya besar. Namun bagi kepala sekolah tidak demikian, kepala sekolah menganggap sangat setuju dengan sikap ilmiah ini yaitu dengan Sd yang kecil yang berarti hampir sama persepsi atas sikap ilmiah ini dan rerata juga mendekati nilai 4 3,83. Sedangkan untuk pengawas menilai berbeda yaitu dengan ditunjukkan nilai Sd 0,57 dengan rerata 3,50 yang berarti biasa saja dalam menilai sikap ilmiah para guru. Selanjutnya pada sikap kreatif semua responden menyatakan sangat setuju dengan ditunjukkan rerata 4,21 guru sendiri sebagai bagian yang dinilai memberikan nilai rerata 3,90 dan tertinggi kepala sekolah denga nilai 4,50. Dari keseluruhan nilai dari aspek atmosfer akademik ini rerata cukup tinggi yaitu 3,94 hanya kurang 0,06 untuk mencapai sempurna 4 empat hal ini mengandung arti bahwa semua responden dalam memberikan apresiasi akademik baik secara ilmiah maupun sikap kreatif dikategorikan sangat setuju 51 Tabel 4. 4 Aspek Atmosfer Akademik : Sikap Ilmiah dan Kreatif Aspek Atmosfer Akademik Guru Kepala TK Pengawas TLSD C Rata- rata Sd Rata- rata Sd Rata- rata Sd 1. Tanggapan tentang guru menumbuhkan sikap ilmiah 2. Tanggapan guru memiliki sikap kreatif dalam pembelajaran 3.65 3.90 0.76 0.81 3.83 4.50 0.38 0.61 3.50 4.25 0.57 0.50 Rata-rata 3.78 4.17 3.88 Total 3.94 Sumber: Data Primer diolah, 2011

D. Aspek Sumber Keilmuan

Dalam hal aspek sumber keilmuan tanggapan responden menunjukkan bahwa sarana prasarana di TK Kecamatan Bergas memang sudah ada, namun belum mendukung kegiatan belajar mengajar baik afektif, fisik maupun psikomotorik. Semua responden menyatakan bahwa dalam pengadaan sarana prasarana memang masih terkendala pembiayaan, terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju tanpa ada simpangan baku Sd lihat tabel 4.5. Demikian halnya responden juga menyatakan bahwa sumber pendanaan pendidikan memang berasal dari iuran orangtua untuk TKRA swasta, sedangkan TK Negeri berasal dari pemerintah daerah, atas pertanyaan ini rerata jawaban sangat setuju dengan simpangan baku bagi penilik 0.5, kepala sekolah 0.43 dan guru 0,65. 52 Dalam hal sumber keilmuan menunjukkan bahwa sarana prasarana di TK Kecamatan Bergas memang sudah ada, namun belum mendukung kegiatan belajar yang terlihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju rerata guru 4,37, rerata kepala sekolah 4,56 dan rerata pengawas 4,75. Tabel 4. 5 Aspek Sumber Keilmuan Aspek Sumber Keilmuan Guru Kepala TK Pengawas TLSD D Rata- rata Sd Rata- rata Sd Rata- rata Sd 1. Tanggapan tentang sarana prasarana belum mendukung KBM 2. Tanggapan tentang pengadaan sarana prasarana masih terkendala pembiayaan 3. Tanggapan tentang sumber dana pendidikan dari orangtua 3.93 4.37 4.55 0.66 0.68 0.65 4.17 4.56 4.83 0,62 0.70 0.43 4.25 5.00 4.75 0.50 0.00 0,50 Rata-rata 4.28 4.52 4.66 Total 4.49 Sumber: Data Primer diolah, 2011

4.2.2. Kendala dalam

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Berdasarkan jawaban responden yang didukung dengan beberapa hasil wawancara dapat diuraikan beberapa masalah dalam peningkatan standar kualitas pendidikan diTK Kecamatan Bergas sebagai berikut: 1 Masalah kualifikasi pendidikan yang harus terpenuhi di era globalisasi ini adalah salah satunya penyesuaian akademik, saat ini masih banyak guru 53 yang merupakan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi ijasah di bawah stándar yang telah dibakukan oleh pemerintah, yang kualifikasinya belum Strata I atau D IV. Maka dari itu guru yang merupakan sumber daya manusia perlu menyetarakan ijasah kulifikasi akademiknya. Maka mereka yang belum SI atau D.IV harus menempuh penyetaraan atau mereka harus sekolah lagi. Akhirnya mereka harus mengikuti penyetaraan untuk sekolah lagi. 2 Masalah yang berkaitan dengan menejemen dalam bidang pendidikan, berkaitan dengan menejemen yang berkitan dengan kelembagaan diantaranya adalah menejemen yang berkaitan dengan pembinaan organisasi. Satu diantaranya adalah pemahaman tentang menajemen gugus yang ada di lembaga TKRA. 3 Rendahnya pemahaman yang berkaitan dengan kontribusi yang mendukung keberhasilan lembaga pendidikan. Maka sekarang ini seorang guru haruslah banyak belajar untuk memahami manajemen yang berkitan dengan kelembagaan pendidikan, dengan banyak mengikuti latihan dan pendidikan. 4 Kurangnya penyegaran dan pemahamn tentang sesuatu yang berkaitan dengan peningkatan mutu lembaga pendidikan, maka lembaga – lembaga yang ada harus banyak mengadakan workshop dan penyegaran – penyegaran pemahaman menejemen 54 pendidikan yag marak dilakukan oleh banyak kalangan, maka guru sebagai sumber daya manusia yang handal dan proaktif maka harus berani utnuk senantiasa mengikuti perkembangan yang ada, sehingga akan memudahkan mengadapi perkemnagan dengan kesiapan mental dan disiplin ilmu yang semakin meningkat.

4.2.3. Standar Kualitas Pendidikan Taman Kanak- Kanak

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada dalam kelembagaan dalam rangka meningkatan mutu pendidikan di TK adalah beberapa hal sebagai berikut: 1 Program Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan. Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan TK yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Bidang PNFI, antara lain: a. Peningkatan profesionalisme guru TK melalui kegiatan pelatihanpenataran sistem pembinaan profesinal SPP baik di tingkat pusat maupun daerah; Hal ini akan tercantum pada pasal 8 UU Guru dan Dosen yang menjelaskan tentang Sertifikat Profesi Pendidik. Pasal 8 menyebutkan: ”Guru wajib memiliki 55 kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Sedang semangat dari pasal ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pendidik itu sendiri, serta berusaha lebih menghargai profesi pendidik. Dengan sertifikasi diharapkan lebih menghargai profesi guru, dan meningkatkan mutu guru di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai langkah menjadikan guru sebagai tenaga profesional. b. Pengangkatan guru PNS oleh Dinas Pendidikan setempat yang dilaksanakan berdasarkan USB TK Negeri Pembina Percontohan tingkat KabupatenKota dengan kualifikasi pendidikan SPGTK, PGTK dan DII-PGTK; c. Peningkatan kinerja pengawas TKSD melalui kegiatan pelatihan khusus bagi pengawas TKSD; Penerapan paradigma baru dunia pendidikan yakni: schooling ke learning, instructive ke fasilitatif, knowledge ke competency based manajemen berbasis sekolah, centralization ke decentralization, dan government role ke community role masyarakat madani; Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan yayasan-yayasan yang tidak jelas keberadaannya, seperti RA yang berada di bawah yayasan Ya Islami, yang kurang perhatian. Dalam pelaksanaanya banyak lembaga pendidikan yang 56 belum memenuhi standar mutu pelayanan pendidikan danstandar mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan tersebut terkesan memaksakan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan, sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak layak, karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari memadai, guru yang tidak kompeten, organisasi yang tidak dikelola dengan baik. d. Menyusun materi kegiatan dalam PKB TK sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kondisi lingkungannya; e. Menyelenggarakan TK dengan memperhatian prinsip-prinsip PKB TK, bermain, lingkungan anak; f. Peningkatan Mutu TK Pembina sebagai Gugus TK Rujukan; g. Lomba kreativitas bagi gurukepala TK; h. Lomba Gugus TK; i. Lomba Kinerja TK; j. Memberikan dana bantuan langsung block grant kepada TK untuk peningkatan mutu. 2 Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan TK Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan TK antara lain: a. Menetapkan Standar Pelayanan Minimal SPM penyelenggaraan pendidikan TK; 57 b. Melaksanakan pembinaan Sistem Pembinaan Professional SPP melalui gugus TK; c. Menerapkan manajeman berbasis sekolah; d. Meningkatkan kerjasama tiga komponen pendidikan TK yaitu pemerintah, GOPTKI dan IGTKI – PGRI; e. Penyuluhan dan penyebaran informasi melalui media elektronik dan media cetak untuk menyadarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan TK; f. Membentuk dan memfungsikan DewanKomite Sekolah untuk TK; g. Memberikan dana bantuan langsung block grant kepada TK Pembina. 3 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan TK Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM sejak dini, pemerintah perlu mengajak masyarakat lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan TK. Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat terhadap penyelenggaraan TK ditempuh strategi sebagai berikut: a. Pemanfaatan lembaga yang ada dengan memperluas kesempatan kepada lembaga- lembaga di masyarakat untuk mendirikan TK seperti LKMD; 58 b. Mempermudah jalur birokrasi dengan menyederhanakan proses izin, penyebaran informasi tentang TK; c. Menjalin kemitraan dengan dunia usaha, LPTK, organisasi keagamaan, organisasi di bawah GOPTKI serta dengan DPRD; d. Dalam penyelenggaraan TK di pedesaan yang harus disadari adalah pendidikan TK untuk anak usia 4-6 tahun sangat perlu dan adanya motivasi yang kuat serta kerjasama masyarakat untuk menyelenggarakan TK di pedesaan; 4 Berdasarkan penelitian mengenai standar kualitas pendidikan diTK Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, dapat dikaji kualitas pendidikan dari optimalisasi kegiatan belajar-mengajar yang meliputi 6 enam komponen yakni: a kurikulum, b siswa, c guru, d pengelolaan oleh kepala sekolah, e lingkungan sekolah, dan f sarana prasarana.

a. Kurikulum

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual Departemen Pendidikan Nasional, 2004. 59 Dalam meningkatkan mutu pendidikan kurikulum mempunyai peran yang penting sebab kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum berkenaan dengan filosofi pendidikan anak, landasan berpikir dalam pemilihan materi untuk anak, program dan suasana belajar didalam maupun luar kelas, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, media sarana prasarana, evaluasi dan assesmen serta kerjasama antar guru, orang tua dan masyarakat sekitar. Melalui kurikulum yang terintegrasi anak akan lebih mudah menyadari lingkungannya. Karena dengan demikian anak akan mengembangkan suatu konsep melalui asosiasi yang diperoleh melalui pengalamannya. Mengorganisasikan pengalaman melalui suatu tema akan sangat produktif, tetapi pengajaran yang bersifat tematik baru akan berhasil apabila tema- tema tersebut dipilih secara cermat, aktivitas yang akan dilakukan harus direncanakan dan evaluasi terhadap tema dan peningkatan kemampuan anak harus dilakukan dengan hati-hati. Adapun untuk meningkatkan standar kualitas pendidikan diTKRA, kurikulum pendidikan anak usia dini harus memperhatikan beberapa prinsip yaitu: 60 pertama berpusat pada anak artinya anak merupakan sasaran dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Kedua mendorong perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia yang utuh.Ketiga memperhatikan perbedaan individu anak, baik perbedaan keadaan jasmani, rohani, kecerdasan dan tingkat perkembangannya.Pengembangan program harus memperhatikan kesesuaian dengan tingkat perkembangan anak Developmentally Appropriate Program. Kurikulum yang dilaksanakan yang terwujud dalam SKH dan SKM di TK Kecamatan Bergas memang sudah menumbuhkan sikap ilmiah dan sikap kreatif guru, yang terlihat dari jawaban responden, namun demikian untuk TK yang lokasinya berada di pedesaan masih perlu adanya pengembangan melalui TK Imbas yang ada, khususnya adalah TK Negeri Pembina, sebagai satu- satunya TK Negeri yang ada di Kecamatan Bergas.

b. Siswa

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB II

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

0 1 8

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 0 6