Kurikulum 2013 Hakikat Belajar Sains

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum 2013

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa: “Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan proses psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses”. 13 Berdasarkan keterangan diatas, kurikulum 2013 dikembangan dengan dimensi pedagogik modern, menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah scientific approach. Pendekatan ilmiah yang dimaksudkan dikenal dengan istilah 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasi. Adanya pendekatan ilmiah tersebut pada Kurikulum 2013 menuntut keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan harapan akan dihasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan inovatif melalui kegiatan pembelajaran yang interaktif.

B. Hakikat Belajar Sains

Hamdani 2011: 173 menjelaskan pengertian sains menurut Paul Freedman, yaitu suatu bentuk aktivitas manusia untuk memperoleh suatu pembahasan dan pemahaman tentang alam yang cermat dan lengkap pada waktu yang lalu, masa kini, dan mendatang serta untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Ditambahkan oleh Djohar 1980:7 sains adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan, mempersoalkan segala apa yang terjadi di alam, sejauh dapat dijangkau dalam proses belajar peserta didik. Novi Nuryanti 2013:10 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sains berhubungan dengan suatu usaha untuk memperoleh pemahaman dari berbagai objek persoalan berupa fenomena alam sekitar. Upaya untuk memperoleh pemahaman tersebut adalah menggunakan suatu metode yang disebut sebagai metode ilmiah. Berdasarkan 14 ketiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sains adalah usaha untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang didapatkan melalui pengamatan akan adanya persoalan mengenai fakta atau fenomena di alam sekitar dengan menggunakan kaidah metode ilmiah. Belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh seseorang untuk mencapai tujuannya. Sugihartono 2007: 75 menyebutkan bahwa dalam proses belajar seseorang memiliki tujuan yang terarah. Tujuan tersebut nantinya yang akan dijadikan pedoman dalam melakukan usaha-usaha dalam mencapainya. Belajar sains penting karena peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber, tidak hanya kemampuan yang didapatkan di sekolah, tetapi juga akan lebih baik dalam mengerti proses bagaimana kemampuan tersebut diperoleh. Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini menuntut peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan belajarnya, aktif dalam mengikuti perkembangan pengetahuan yang terjadi. Berpedoman pada pembelajaran sains, peserta didik akan dilatih untuk mempelajari dan memperoleh berbagai permasalahan dan persoalan yang menarik untuk dikaji dari lingkungan alam sekitar, dengan upaya tersebut peserta didik akan lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pengetahuan serta wawasannya Novi Nuryanti, 2013: 12. Sains adalah tubuh dari ilmu pengetahuan. Sains juga merupakan salah satu cara untuk mempelajari alam. Semua hal dalam sains memunculkan berbagai pertanyaan tentang alam dan menemukan fakta-fakta akan membantu 15 dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu Towle, 1989: 17. Proses penemuan jawaban dari pertanyaan –pertanyaan dalam sains meliputi berbagai kegiatan yang disebut sebagai proses sains scientific processes. Proses sains menurut Towle 1989: 17-22 terdiri dari: 1. Observasi Ilmuan mengerti akan banyak hal tentang alam semesta diawali dari proses observasi. Observasi merupakan kegiatan yang memanfaatkan indera untuk menerimamemproses kejadian pada objek atau peristiwa. Pada saat melakukan observasi, seorang ilmuan merekan data dan mencatat berbagai informasi spesifik lainnya yang akan digunakan dalam penemuan fakta. 2. Mengukur Mengukur adalah proses untuk menentukan dimensi objek, jumlah objek dalam grup, durasi peristiwa atau karakter unit presisi lainnya. 3. Mengorganisasi data Data tidak akan berguna apabila tidak dikelola. Mengorganisasi data melibatkan hasil observasi dan pengukuran dalam suatu urutan logika seperti grafik, diagram, table, atau pemetaan. 4. Mengklasifikasi Mengklasifikasi merupakan proses mengelompokkan objek, organism atau fenomena dalam skema. Dalam biologi bisanya mengklasifikasi 16 identik dengan mengelompokkan organism pada kelompok cirri-ciri atau morfologinya. 5. Membuat hipotesis Hipotesis berawal dari memikirkan penjelasan yang mungkin menjadi alasan dibalik munculnya suatu pertanyaan. Membuat hipotesis yaitu proses membentuk pernyataan yang dapat diuji tentang fenomena yang diperoleh dari observasi, dan merupakan salah satu langkah awal dalam investigasi ilmiah. 6. Memprediksi Pada saat akan menguji hipotesis, seorang ilmuan akan membuat prediksi yang disusun mengikuti rumusan hipotesis. Memprediksi adalah membuat pernyataan yang menunjukkan perkiraan hasil dari hipotesis yang akan diuji. Pernyataan prediksi biasanya disusun dalam bentuk kalimat “if- then” atau “jika-maka”. 7. Eksperimen Eksperimen adalah proses untuk menguji hipotesis atau prediksi dengan cara mengambil data atau dengan kata lain eksperimen adalah langkah pengumpulan data dibawah kondisi yang teratur. Eksperimen memiliki komponen yaitu adanya kelompok control dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen memiliki 2 variabel yaitu variable bebas manipulated variable dan variable terikat responding variable. 8. Menganalisis data 17 Setelah ilmuan mengumpulkan dan mengorganisasi data dari kegiatan studi lapangan atau eksperimen, maka selanjutnya dat tersebut harus di analisis. Analisis data adalah proses menentukan data reliable, yang mendukung atau menolak prediksi dan hipotesis. Ilmuan menganalisis data dalam banyak cara, termasuk menggunakan statistika, menginterpretasikan grafik, menentukan hubungan antar variable, membandingkan data dengan penelitian lain dan menentukan kemungkinan yang membuat kesalahan dalam eksperimen. Selanjutnya analisis data dapat mennetukan data yang menolak hipotesis atau data bersifar reliable. 9. Menarik kesimpulan Menyimpulkan adalah proses yang menggambarkan kesimpulan berdasarkan fakta atau alasan dari persepsi yang benar. Fakta termasuk dalam hasil pengumpulan data selama proses studi lapangan atau eksperimen, sedangkan alasan dapat termasuk gambaran kesimpulan dari pengetahuan sebelumnyahasil eksperimen sebelumnya. Kesimpulan dapat bersifat teoritis dan tidak teoritis. Kesimpulan tidak dapat dipakai apabila bukti tidak ada dan tidak dapat di observasi langsung. 10. Modelling Modeling telibat dalam pembentukan gambaran objek, system, atau proses yang dapa membantu menunjukkan hubungan antar data. Modeling dapat berupa bentuk grafik, diagram, skema atau yang lainnya. 18 11. Mengomunikasi Seorang ilmuan menyampaikan hasil penelitiannya dangan menerbitkan jurnal imiah, atau melakukan persentasi pada pertemuan imiah atau dalam suatu konferensi ilmiah.

C. Keterampilan Proses Sains