Keterampilan Proses Sains KAJIAN PUSTAKA

18 11. Mengomunikasi Seorang ilmuan menyampaikan hasil penelitiannya dangan menerbitkan jurnal imiah, atau melakukan persentasi pada pertemuan imiah atau dalam suatu konferensi ilmiah.

C. Keterampilan Proses Sains

Menurut Nuryani Rustaman 1998: 29 keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperolah dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep, prinsip, dan hukum sains. Berdasarkan pengertian tersebut maka keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik baik kemampuan mental, fisik maupun social untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai hakikat ilmu sains. Keterampilan proses sains perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada anak. Conny R. Semiawan 1992: 14-15 berpendapat bahwa terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu : 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada anak, 19 2. Adanya kecenderungan bahwa anak lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret. Beberapa contoh konsep yang abstrak dalam biologi adalah proses fotosintesis dan transpor elektron, sedangkan konsep konkret adalah ciri makhluk hidup dan lingkungan biotik. 3. Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak seratus persen 100 , tapi bersifat relatif, 4. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. Rezba, et. al 2010:4-5 mengemukakan keterampilan proses sains dibedakan menjadi dua macam yaitu keterampilan proses sains dasar basic science process skills dan keterampilan proses sains terintegrasi integrated science process skills . Keterampilan proses sains dasar meliputi: 1. Pengamatan Observing Kegiatan pengamatan meliputi identifikasi dan deskripsi ciri-ciri dari objek. Kegiatan mengamati ini dilakukan dengan memanfaatkan indera manusia yang dapat mempersepsikan karakteristik objek dengan cara melihat, mendengar, menyentuh, merasakan atau membaui objek tersebut. Kegiatan mengamati terdiri dari dua macam, yaitu qualitative observation dan quantitative observation. Berikut ini adalah keterangan untuk masing-masing jenis kegiatan mengamati: 20 a. Qualitative observation merupakan kegiatan untuk mendeskripsikan sifat dari objek, bahan, atau peristiwa seperti warna, bentuk, dan tekstur. b. Quantitative observation merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah mengukur atau mendeskripsikan kualitas objek, seperti panjang, volume, massa, berat dan waktu. 2. Mengkomunikasi Communicating Kegiatan mengkomunikasikan hasil penelitian atau hasil pengamatan kepada orang lain akan lebih efektif apabila menggunakan perantara seperti symbol, peta, uraian secara langsung, angka, table data, gambar, diagram peta konsep, model dan grafik. Mengkomunikasikan hasil penelitianpengamatan dapat melalui kegiatan persentasi dengan uraian secara langsung maupun uraian tertulis dalam bentuk laporan, karya tulis ilmiah dan artikeljurnal ilmiah. 3. Mengklasifikasi Classifying Mengklasifikasi merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan mencari hubungan tentang segala sesuatu sesuai dengan lingkungan kita. System dalam klasifikasi didasarkan pada apa yang dimiliki dan tidak dimiliki oleh objek. Klasifikasi tersusun dari grup dan sub-grup, kelompok dan sub-kelompok. 4. Melakukan pengukuran Measuring 21 Pengukuran terhadap sifat, bahan, dan peristiwa yang berkaitan dengan objek dapat dilakukan dengan menyampaikan informasi yang berkaitan seperti panjang, volume, suhu, masa berat, gaya, waktu dan lain- lain. Keakuratan dalam pengukuran berperan penting dalam pengumpulan data dan fakta. 5. Menyimpulkan Inferring Kesimpulan merupakan hasil dari penjelasan atau interpretasi dari pengamatan. Setiap kesimpulan dibuat berdasarkan satu atau lebih hasil pengamatan. Kesimpulan bukan sebuah dugaan, karena dugaan sering didasarkan tanpa atau sedikit fakta. Kegiatan menyimpulkan digunakan untuk menemukan penjelasan guna menjawab tujuan penelitianpengamatan yang telah dilakukan. 6. Memprediksi Predicting Prediksi merupakan pernyataan alasan yang tidak hanya didasarkan pada pengamatan tetapi juga bentuk nyata hasil pemikiran yang disusun untuk menjelaskan tentang pengamatan yang dilakukan. Selanjutnya, keterampilan proses sains terpadu menurut Rezba 2007:27 meliputi: 1. Identifikasi variable Identifying of variables Identifikasi variable merupakan keterampilan proses sains terpadu pertama yang dapat membimbing siswa untuk melakukan percobaan 22 mereka sendiri. Variable adalah fakor dalam suatu percobaan yang berubah atau memiliki potensi untuk berubah. Variable yang sengaja diubah oleh peneliti disebut variable independen variable bebas, sedangkan variable yang berubah karena merespon perubahan dari variable independen disebut variable dependen variable terikat. 2. Membuat table data Constructing a table of data Table data disajikan untuk mengatur dan mengkomunikasikan informasi berupa angka-angka. Langkah untuk menyusun data dalam table adalah sebagai berikut: a. Menentukan label pada kolom dan memasukkan data b. Mengubah table data menjadi pencatatan pemeriksaan berulang c. Memindahkan data dari table ke grafik d. Membuat grafik Constructing a graph Tiga keterampilan untuk membuat grafik dari data yaitu: a. Membuat label pada sumbu X dan Y b. Menentukan skala interval untuk masing-masing sumbu c. Meletakkan data yang berpasangan sebagai titik-titik dalam grafik 3. Mendeskripsikan hubungan antar variable Describing relationship between variables Interpretasi grafik diawali dengan mencari pola atau arah petunjuk titik-titik dalam data. Pernyataan tentang hubungan antar variable 23 merupakan ringkasan dari hubungan antara variable independen dan dependen. Penjelasan secara ilmiah harus konsisten dengan fakta-fakta. 4. Mengumpulkan dan mengolah data Acquiring dan Processing your own data Ada beberapa hal yang dapat dilakukan saat pengumpulan dan pengolahan data, yaitu: a. Memulai penelitian dengan kata Tanya “Apa” b. Memulai penelitian disertai dengan suatu kegiatan dan sebuat pertanyaan c. Menyusun pertanyaan dan kegiatan untuk menjawab permasalahan yang ada 5. Menganalisis hasil penelitian Analyzing investigation Data yang didapatkan dari penelitian ilmiah dapat tidak akurat jika berbeda kondisinya. Sebuah factor dapat mempengaruhi hasil suatu penelitian, kecuali factor tersebut dalam keadaan konstan. 6. Menyusun hipotesis Constructing hypothesis Variable merupakan factor yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan yang dapat berubah. Hipotesis untuk pengujian harus mengarah pada suatu cara untuk mendesain suatu penelitian. Dalam penyusunan sebuah hipotesis, pengubahan suatu variable dengan sengaja dapat mempengaruhi hasil. Perkiraan dalam pembuatan hipotesis didasarkan pada pengetahuan, pengalaman dan firasat. 24 7. Menetapkan variable operasional Defining variable operationally Menetapkan variable secara operasional berarti menggambarkan secara khusus bagaimana variable tersebut dapat digunakan untuk mengukur. Suatu variable dikatakan operasional tergantung pada: a. Apa yang diteliti b. Bagaimana cara mengukurnya 8. Menyusun percobaan Designing experiments Suatu penelitian dapat dijabarkan secara rinci dalam prosedur yang disusun untuk menguji hipotesis, prosedur disusun untuk mendapatkan data yang dapat mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Jika suatu metode yang variabelnya dapat diubah-ubah dan bentuk hasil yang diinginkan telah tergambar dalam hipotesis, berarti sebagian besar kegiatan untuk perencanaan pengumpulan data telah selesai. Setelah permasalahan lebih spesifik, kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan. 9. Melakukan percobaan Experimenting Dalam melaksanakan percobaan, hal yang perlu dilakukan adalah menentukan permasalahan, menyusun hipotesis, dan menentukan desain penelitian. Penyelidikan ilmiah dapat mempermudah dalam memahami mengapa sesuatu dapat terjadi. Cara berpikir ilmiah tergantung pada pengukuran dan verifikasi data dari penelitian dan penyelidikan. Berikut adalah jenis klasifikasi keterampilan proses sains serta indikator berdasarkan Nuryani Rustaman 2005: 86-87: 25 Tabel 1. Indikator Kompetensi Keterampilan Proses Sains No. Jenis Keterampilan Indikator Kompetensi 1. Mengobservasi a. Menggunakan sebanyak mungkin indera b. Mengumpulkan dan menggunakan fakta yang relevan 2. Menggelompokkan a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah b. Mencari perbedaan secara terpisah c. Mengontraskan ciri-ciri d. Membandingkan berbagai jenis objek e. Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan f. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 3. Menafsirkan hasil pengamatan a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan b. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan c. Menyimpulkan 4. Memperkirakan a. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi 5. Berkomunikasi a. Mengubah bentuk penyajian b. Memberikan menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafil, tabel, atau diagram c. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis d. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian e. Membaca grafik atau tabel atau diagram f. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau peristiwa 6. Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah 7. Merencanakan percobaan a. Menetukan alat bahan sumber yang digunakan b. Menentukan variabel faktor penentu c. Menetukan objek yang diukur diamati dan dicatat d. Menentukan langkah kerja 8. Menerapkan konsep atau prinsip a. Menjelaskan peristiwa baru misalnya banjir dengan konsep yang telah dimiliki b. Menerpakan konsep dalam situasi baru 9. Mengajukan pertanyaan a. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada 26 keaadaan yang belum diamati Keterampilan-keterampilan proses sains harus dilatih dan dikembangkan pada peserta sesuai dengan jenjang pendidikannya seperti yang tercantum dalam standar isi Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Keterampilan proses sains dasar diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada jenjang sekolah dasar. Pada peserta didik jenjang SMP diharapkan untuk melanjutkan penguasaan keterampilan prosesnya sampai pada keterampilan mengolahmemroses. Selanjutnya di SMA peserta didik harus menguasai keterampilan proses yang lebih lanjut yaitu keterampilan menginvestigasi. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar Nuryani Rustaman, 1995:15. Rangkaian keterampilan proses menurut Nuryani Rustaman 2003: 191 antara lain mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan. 27 Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri discover pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi Houston 1988:208. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar basic learning tool yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri Chain dan Evans 1990:5.

D. Sintesis Keterampilan Proses Sains