2.5.1 Defenisi Rasionalitas
Al Arif dan Euis Amalia 2010:67 menjelaskan dalam literatur teori ekonomi yang tersedia, seorang perilaku ekonomi diasumsikan rasional
berdasarkan hal-hal berikut : 1.
Setiap orang tahu apa yang mereka mau dan inginkan, serta mampu mengambil suatu keputusan atas sesuatu hal, dari sesuatu yang paling
diinginkan most preferred sampai dengan yang paling kurang diinginkan less preferred. Serta setiap individu mampu bertindak dan mengambil
keputusan secara konsisten. 2.
Keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan tradisi, nilai-nilai, dan mempunyai alasan dan argumentasi yang jelas dan lugas. hal ini
menunjukkan bahwa metodologi rasionalitas ialah ketika hal ini diambil berdasarkan cara berpikir dari setiap pelaku ekonomi itu sendiri.
3. Setiap keputusan yang diambil oleh individu ini harus menuju pada
pengkuantifikasian keputusan akhir dalam satuan unit moneter. 4.
Dalam model produksi dari kapitalisme, rasionalitas berarti kepuasan yang dapat dicapai dengan prinsip efisiensi dan tujuan dari ekonomi itu sendiri.
5. Perilaku seorang individu yang rasional dalam mencapai kepuasan
berdasarkan kepentingan sendiri bersifat materil materil self interest akan menuntun pada pembuatan pada barang-barang sosial yang berguna bagi
kemaslahatan umat. 6.
Pilihan sesorang dapat dikatan rasional jika pilhan ini secra keseluruhan bisa dijelaskan oleh syarat-syarat hubungan konsisten pilihan yang lebih disukai
dengan defenisi penampakan pilihan yang lebih disukai. Yaitu, jika seluruh pilihan ini bisa dijelaskan ketika memilih yang alternative yang lebih disukai
dengan berdasarkan hubungan hubungan postulat pi;ihan yang lebih disukai. Secara ringkas rasionalitas dalam banyak ekonomi literatur berarti
kepentingan sendiri self interest dan pada saat bersamaan konsisten pada pilihan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, diman bisa dikuantifikasikan menuju
maksimalisasi bebrapa ide kesejahteraan umum.
2.5.2 Konsep Rasionalitas Islam
Terminologi rasionalitas merupakan terminologi yang sangat longgar. Argumentasi apapun yang dibangun selama hal tersebut masih memenuhi kaidah-
kaidah logika yang ada dan dapat diterima akal, maka hal ini dapat dianggap sebagai bagian dari ekspresi rasionalitas. Terminologi rasionalitas dibangun atas
dasar kaidah-kaidah yang diterima secara universal dan tidak perlu dilakukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya, yang disebut sebagai aksioma P3EI
Universitas Islam Indonesi Yogyakarta dan BI, 2008:27. Rasionalitas Islam secara umum dibangun atas dasar aksioma-aksioma
yang diderivasikan dari agama Islam. Meskipun demikian beberapa aksioma ini merupakan kaidah yang berlaku umum dan universal sesuai dengan universalitas
agama Islam. Secara garis besar sebagai berikut. a.
Setiap pelaku ekonomi bertujuan untuk mendapatkan maslahah
Kegiatan ekonomi harus diarahkan untuk mencukupi lima jenis kebutuhan guna menghasilkan maslahah. Karenanya, pada dasarnya setiap pelaku ekonomi
akan berorientasi untuk mencapai maslahah ini, seseorang akan selalu : 1.
Maslahah yang lebih besar lebih disukai daripada yang lebih sedikit 2.
Maslahah diupayakan terus meningkat sepanjang waktu b.
Setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk tidak melakukan kemubaziran non-wasting
Perilaku mencegah wasting ini diinginkan oleh setiap pelaku karena dengan terjadinya kemubaziran berarti telah terjadi pengurangan dari sumber daya
yang dimiliki tanpa kompensasi berupa hasil yang sebanding. c.
Setiap pelaku ekonomi selalu berusah untuk meminimumkan resiko risk aversion
Resiko adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan oleh karenanya menyebabkan penurunan maslahah yang diterima. Namun, tidak semua resiko
yang mampu untuk dihindari dan diminimumkan. Hanya resiko yang dapat diantisipas anticipated risk yang dapat dihindari atau diminimumkan. Ada juga
resiko-resiko yang setiap orang bersedia menanggungnya, karena pertimbangan maslahah yang lebih besar.
d. Setiap pelaku ekonomi dihadapkan pada situasi ketidakpastian
Ketidakpastian dapat menurunkan maslahah yang diterima. Kemunculan resiko dalam banyak hal dapat diantisipasi melalui gejala yang ada . gejala yang
dimaksud adalah ketidakpastian uncertainly. Suatu ketidakpastian banyak
diidentikkan dengan resiko itu sendiri, atau ketidakpastian dianggap sebagai dual dari resiko.
e. Setiap pelaku berusaha melengkapi informasi dalam upaya meminimumkan
resiko Dalam kondisi ketidakpastian, setiap pelaku berusaha untuk mencari dan
melengkapi informasi serta kemampuannya. Hal ini kemudian digunakan untuk mengkalkulasi apakah suatu resiko masuk dalam kategori resiko yang bernilai
worthed atau resiko yang tak bernilai unworthed risk sehingga dapat ditentukan keputusan apakah akan menghadapi resiko tersebut atau
menghindarinya. Informasi ini dapat digali melalui fenomena kejadian masa lalu ataupun petunjukinformasi yang diberikan pihak tertentu P3EI Universitas Islam
Indonesi Yogyakarta dan BI, 2008:28-30.
2.6 Pengertian Infaq