Intervensi politik SEJARAH FEMINISME
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tetapi bila yang dibunuh seorang perempuan, maka ia harus menebusnya hanya dengan 50 ekor unta saja. Di sini harga nyawa seorang lelaki separuh dari harga
nyawa seorang perempuan. Hal ini benyak berpengaruh dalam hukum fikih dalam Islam, seperti harta waris, aqiqah dan sebagainya.
Abad 1000 SM. Muncul kerajaan baru, Asyria. Mereka memiliki undang- undang yang merupakan modifikasi baru dari Kode Hammurabi, disebut Kode
Asyria. Di sini, gerak perempuan lebih diperketat ketimbang dalam Kode Hammurabi. Kode ini mengatur hampir semua perbuatan perempuan sampai
kepada urusan busananya. Isteri, anak perempuan atau janda, bila bepergian atau mengunjungi tempau umum, mereka harus memakai kerudung.
Masa Aleksander Yang Agung, nasib perempuan tidak berubah, bahkan semakin terpojok, karena hokum yang berlaku merupakan perpaduan dari hokum
Mesopotamia dan nilai-nilai religius yang bersumber dari kitab suci, Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Talmud. Kitab-kitab itu mempersepsikan perempuan
sebagai ﺳjenis kelamin keduaﺴ yang harus tunduk dan berada di bawah otoritas lelaki. Dalam kitab Talmud misalnya, banyak sekali mitos misoginis yang
memojokkan perempuan. Mitos dan kosmologi perempuan berkembang luas di di kawasan Timur Tengah sampai datang Islam di sana.
Dari sejarah umat ini, muncul system patriarkhi yang sudah dirintis sejak lama dan terus berkembang hampir di seluruh pelosok dunia Internasional.