Ekonomi Kecamatan Gending Gambaran Umum tentang Sifat dan Ciri Demografi, Geografi,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dianggap ringan, seperti menanam tembakau, padi, brambang. Upah tukang batu sekitar Rp.15.000; perhari dengan diberi makan 3 kali sehari.
Pada musim menunggu panen, para perempuan desa pergi ke pasar bawang
yang terletak sekitar 15 kilometer dari desa dengan berjalan kaki, pulang dan pergi. Pekerjaan yang diakukan di sana untuk mengupas brambang, diiris tipis
untuk dijadikan brambang goreng yang dijual dalam sanset dan juga untuk mensutir brambang yang baik dan besar dari brambang yang jelek rusak dan
kecil. Rata-rata upah yang mereka terima dengan bekerja seharian mulai jam 7.00 pagi sampai dengan 17.00 petang, hanya sekitar Rp. 5000; perhari
perkilogram dihargai Rp.100;.
Upah tersebut akan secara utuh dibawa pulang, jika mereka pulang pergi dari
rumah ke pasar dengan berjalan kaki. Bila mereka ingin naik angkutan kota naksi dari kata ﺳtaksiﺴ, sebab mereka memberi istilah angkot dengan taksi,
maka pengeluaran untuk transport minimal Rp. 2000; pulang balik. Itupun mereka hanya sampai di mulut jalan desa dan mereka masih harus berjalan kaki
lagi dari jalan raya menuju desa sekitar 5 kilometer, belum lagi untuk makan siang di pasar. Hasil bersih setiap hari, uang yang mereka bawa pulang hanya
sekitar Rp. 2500;, kecuali mereka mau sedikit prihatin dengan berjalan kaki pulang pergi dan membawa bontot bekal makanan dari rumah. Di suatu hari
sekitar jam 6.30 pagi, peneliti berjalan sekeliling kampung. Di tengah jalan, kami bertemu dengan sekelompok perempuan yang akan pergi bekerja ke pasar
bawang. Peneliti bertanya kepada mereka tentang pekerjaan dan upah, mereka berkata:
ﺳ O alah bu, kami ini kan orang miskin yang pada musim seperti ini tidak punya
pekerjaan. Dari pada menganggur di rumah tanpa ada yang dimakan, kami pergi ke pasar bawang untuk sekedar mencari sesuap nasi, meskipun kami hanya
mendapat upah yang sedikit dengan bersusah payah berjalan kaki sejauh itu, kami tetap melakukannya setiap hari, sebab kami tidak mempunyai pilihan
lain.ﺴ
20
Mendengar keluhan seperti ini, hati peneliti trenyuh, lalu kami bagikan uang
kepada sekitar delapan orang, masing-masing Rp.5000: untuk sekedar ongkos naik taksi angkot. Penduduk desa yang bekerja di pasar bawang mayoritas
terdiri dari para perempuan setengah baya. Para perempuan mudanya tinggal di rumah, pergi ke tegal tebu, mencari kayu bakar untuk keperluan dapur, mencuci
pakaian, memasak di dapur, seperti yang dilakukan oleh salah seorang responden dengan teman-teman sedesanya, .ada pula yang momong anak, seperti yang
dilakukan oleh seorang ibu muda, salah seorang responden juga. . Di antara perempuan muda ini ada pula yang berprofessi sebagai penjahit baju, seperti
mbak Nina responden, tetangga sebelah rumah penginapan peneliti di desa. Ketika saya tanyakan berapa ongkos jahit setiap baju, dengan malu-malu ia
mengaku tidak banyak, paling mahal Rp. 20.000: satu setel baju, atas bawah. Itupun tidak setiap hari ada orang yang menjahitkan baju. Hanya kalau bulan
puasa menjelang lebaran, order lebih banyak ketimbang sehari-harinya. Tidak semua perempuan setengah baya, bekerja di pasar bawang. Sebagian mereka
hanya membuat makanan kecil di rumah untuk dijual di depan sekolah, seperti
20
Wawancara dengan penduduk desa di kecamatan Gending pada tanggal 2 Agustus 2003.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
keripik singkong, samiler, kelanting, jalepak, semua bahannya terdiri dari singkong. Harga makanan paling mahal Rp.200;. Penghasilan rata-rata Rp. 5000;
perhari. Pekerjaan lain dari penduduk desa adalah meracang buka toko kelontong
kecil-kecilan di depan rumah. Di sana terlihat dijual kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Selain beras, gula, minyak tanah, juga sabun cuci, sabun mandi,
sikat, pasta gigi, sandal jepit dan makanan kecil untuk anak-anak, seperti chiki, kerupuk, keripik, permen, es lilin dan lain sebagainya.
Keadaan ekonomi di kota, selain pasar bawang yang berada di sebelah barat kecamatan Gending, sekitar 10 kilo meter, terdapat beberapa toko yang tidak
seberapa banyak jumlahnya. Pasar dan toko dikuasai oleh hampir sebagian besar orang Cina, sedangkan orang pribumi Jawa dan Madura hanya bekerja sebagai
buruh angkut, pengupas, penyutir brambang dan paling tinggi mandor.