3. Manfaat Menulis
Kegiatan menulis memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari- hari. Manfaat menulis menurut Suparno 2008: 14 sebagai berikut.
a. Peningkatan kecerdasan; b. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas;
c. Penumbuhan keberanian; dan d. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Djuherli dan Suherli 2005: 125-126 mengutarakan ada empat manfaat sebagai berikut.
a. Wadah untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan batin sehingga dapat dipahami orang;
b. Arena berlatih menyusun konsep dan kerangka berpikir secara ilmiah; c. Alat untuk menggali berbagai fosil ilmu yang masih terpendam; dan
d. Untuk mengembangkan diri dalam melengkapi wawasan berpikir ilmuan. Berdasarkan manfaat-manfaat yang dikemukakan maka kesimpulan
tentang manfaat menulis sebagai berikut. a. berani mengungkapkan pikiran atau gagasan;
b. sebagai wahana untuk menyampaikan ilmu; c. berlatih berani berpendapat secara tertulis.
4. Pengertian Teks
Halliday Hasan 1992: 13-14 mengemukakan bahwa teks adalah bahasa yang berfungsi; maksudnya adalah bahasa yang sedang melaksanakan
tugas tertentu dalam konteks situasi, yang berlainan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat lepas yang yang mungkin dituliskan di papan tulis. Hal penting
mengenai sifat teks adalah bahwa teks pada dasarnya merupakan satuan makna meskipun jika ditulis teks tersebut terdiri dari kata-kata dan kalimat-kalimat.
Makna-makna yang ingin disampaikan pada orang lain harus diungkapkan atau dikodekan dengan bunyi-bunyi atau lambang-lambang tulis agar dapat
dikomunikasikan. Lebih lanjut Halliday Hasan 1992: 14 mengungkapkan bahwa teks
merupakan produk, dalam arti bahwa teks itu merupakan keluaran output, sesuatu yang dapat direkam dan dipelajari karena mempunyai susunan tertentu
yang dapat diungkapkan dengan peristilahan yang sistematik. Teks juga merupakan proses, yaitu peristiwa timbal balik dalam suatu pertukaran makna.
Dengan kata lain, terjadi proses pemilihan makna secara terus menerus ketika kita menerima dan memberi informasi.
Dalam rumusan lain, Halliday Hasan 1992: 15 menjelaskan bahwa teks merupakan proses dan hasil dari makna sosial dalam konteks situasi tertentu.
Konteks situasi dipadatkan dalam teks melalui hubungan yang sistematis antara lingkungan sosial dengan organisasi bahasa.
Teks tidak hanya berbentuk tulis, melainkan juga lisan. Mulyana 2005: 9 berpendapat bahwa teks merupakan esensi wujud bahasa. Dengan kata lain,
teks direalisasikan atau diucapkan dalam bentuk ‘wacana’. Van Dyk via Mulyana, 2005: 9 mengatakan bahwa teks lebih bersifat konseptual. Dari sinilah
kemudian berkembang pemahaman mengenai teks tulis dan teks lisan.
5. Teks Eksposisi