Latar Belakang Kesimpulan Dan Saran 40

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber air panas merupakan mata air yang di hasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah di panaskan secara gothermal. Air yang keluar suhunya 37 C, namun sebagian mata air panas mengeluarkan air bersuhu tinggi di atas didih. Air panas lebih dapat mengencerkan padatan mineral, sehingga air dari mata air panas mengandung kadar mineral tinggi seperti kalsium, latium dan radium. Masyarakat sekitar banyak berendam di dalam air panas bermineral, karena di percaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berdasarkan alasan tersebut orang membangun tempat pemandian air panas atau spa untuk tujuan pengobatan salah satunya adalah dari sumber air panas Sipoholon Anonim, 2009. Sumber air panas Sipoholon merupakan salah satu daerah yang terdapat di Sumatera Utara. Sumber air panas Sipoholon secara administratif berada di wilayah kecamatan Sipoholon dan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Suhu mata air panas Sipoholon Tarutung ialah berkisar antara 36 C – 59 C. Kandungan sulfur dan soda di tempat ini juga di percaya masyarakat sekitar dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit Ardiwinata, dkk, 2005. Pada sumber air panas sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara ditemukan organisme perairan yang dapat hidup pada suhu yang tinggi geothermal seperti bentos. Bentos merupakan organisme yang melekat dipermukaan dasar ataupun di dalam dasar perairan. Diantara bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah termasuk kedalam kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos Ronsenber dan Resh, 1993 dalam Pararaja, 2008 . Universitas Sumatera Utara Makrozoobentos pada sumber dan aliran air panas di Indonesia telah banyak di teliti, seperti daerah Sumatera Barat, yakni daerah aliran air panas Angek Kota Baru, Kabupaten Tanah Datar Izmiarti,1995, di Sumatera Utara yakni aliran air panas Tinggi Raja, di Pusuk Buhit dan di Sipoholon Sinaga,1998. Pada penelitian sebelumnya di sumber dan aliran air panas Raja Berneh, Doulu telah ditemukan dua genera yaitu, Chironomus dan Spaniotoma, dan ordo yaitu Diptera atau kelas Insecta Simbolon, 2000. Biasanya perairan yang berkualitas baik, akan memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan sebaliknya pada perairan yang buruk atau tercemar keanekaragaman jenis akan sedikit termasuk jenis makrozoobentos yang ada di Sipoholon.. Sehubungan dengan belum diketahuinya keanekaragaman makrozoobentos ini maka dilakukan penelitian Keanekaragaman Makrozoobentos di sumber dan aliran air Panas Sipoholon, Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. 1.2 Permasalahan Salah satu organisme air adalah makrozoobentos, makrozobentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan, hidup sesil, merayap atau menggali lubang. Keanekaragaman makrozoobentos ini juga hidup pada toleransi dan sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan, contohnya pada perubahan suhu perairan tersebut. Sejauh ini belum diketahui kenekaragaman Makrozoobentos di Sumber dan aliran air panas Sipoholon kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang bersuhu 39 C – 59 C dan hubungan keanekaragaman dengan faktor fisik kimia perairan. Sehingga perlu di lakukan penelitian. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keanekaragaman makrozobentos di Sumber dan Aliran Air Panas di Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui hubungan antara faktor fisika kimia dengan keanekaragaman makrozoobentos di sumber dan aliran air panas Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. 1.4 Hipotesis Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Terdapat sedikit keanekaragaman makrozoobentos di Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara 2. Adanya hubungan antara faktor fisika kimia dengan keanekaragaman makrozoobentos di sumber dan aliran air panas Sipoholon kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara 1.5 Manfaat Penelitan Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai sumber informasi mengenai keanekaragaman, kelimpahan, keseragaman, dominasi Makrozoobentos Sumber dan Aliran Air Panas si Sipoholon, Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Sebagai sumber informasi tambahan mengenai faktor fisika-kimia Sumber dan Aliran Air Panas di Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. 3. Menambah data keanekaragaman, kelimpahan, keseragaman, dominasi Makrozoobentos, sehingga dapat di manfaatkan dalam memahami ekosistem air tawar yang bersumber dari air panas geothermal. 4. Sebagai sumber informasi bagi peneliti, selanjutnya akan melakukan penelitian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber dan Aliran Air Panas Sipoholon Air yang keluar dari mata air panas di panasakan oleh Geothermal kerak bumi. sumber air panas di ketahui mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, atau radium. Sumber air panas menyebar di berbagai tempat di Dunia dan Indonesia, seperti di Islandia, Selandia Baru, Chili, kanada, Taiwan, dan Jepang Anonim, 2009. Di dalam kulit bumi ada kalanya aliran air dekat sekali dengan batu-batuan panas dimana suhu bisa mencapai 148 C. Air tersebut tidak menjadi uap karena tidak ada kontak dengan udara. Ketika air panas keluar ke permukaan bumi ada celah atau terjadi retakan dikulit bumi, maka timbul air panas yang di sebut dengan hot spring. Air yang keluar tersebut akan mengalir dan membentuk suatu aliran kecil dengan suhu air yang berbeda-beda Lumbangaol, 2000. Air panas alam hot spring ini biasa di manfaatkan sebagai kolam air panas, dan banyak pula yang sekaligus menjadi tempat wisata Teguh, 2007. Sebagian dari sumber mata air tercipta sejak 20 sampai 45 juta tahun yang lalu akibat dari aktivitas vulkanik serta memiliki suhu hingga 350 C 662 F Admin, 2009. Reservoir air panas diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu yang bersuhu rendah dengan suhu 150 C dan yang bersuhu tinggi dengan suhu di atas 150 C. Faktor suhu pada mata air panas relatif konstan, namun sepanjang aliran keluar out flow, suhu airnya bervariasi, karena adanya pelepasan panas oleh badan air dan disamping itu adanya pemasukan air dari luar. Adanya variasi suhu di sepanjang Universitas Sumatera Utara aliran panas akan berpengaruh terhadap keberadaan hewan poikilothermis seperti Makrozoobentos Welch, 1952 Daerah panas bumi Sipoholon Tarutung secara administratif berada di wilayah Kecamatan Sipoholon dan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara pada posisi geografis antara 2° 04’ 30,1’’- 2° 04’ 34,9’’ LU dan 98° 56’ 39,2’’- 98°’56 ’ 45,3’’BT belahan bumi utara. Manifestasi panas bumi daerah Sipoholon Tarutung berupa pemunculan mata air panas dengan temperatur antara 36 C – 59 °C. Sumber air panas Sipoholon yang terletak di perbukitan yang berkapur. Kandungan sulfur dan soda di tempat ini juga di percaya masyarakat sekitar dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Jika naik ke atas bukit, maka akan terlihat air panas yang menggelegak dan membentuk ukiran batu kapur. Masyarakat sekitar juga memanfaatkan bukit ini sebagai tempat penambangan kapur. Selain itu, penduduk juga menggunakan sumber air panas untuk membuat kolam permandian air panas Silaban, 2009 2.2 Keanekaragaman Bentos Berdasarkan ukuran tubuhnya, hewan bentos dibedakan atas dua kelompok besar, yaitu mikrozoobentos dan makrozoobentos. Mikrozoobentos adalah hewan bentos yang ukuran tubuhnya kecil dari 0,6 mm, sedangkan makrozoobentos ialah hewan bentos yang ukuran tubuhnya lebih besar 0,6 mm Hynes, 1978. Menurut Howkes 1975 makrozoobentos dapat mencapai ukuran tubuhnya sekurang-kurangnya 3-5 mm pada saat pertumbuhan maksimum. Makrozoobentos mempunyai peranan penting dalam mempercepat proses dekomposisi materi organik. Pada sisi lain struktur komunitas makrozoobenthos sering digunakan untuk mengevaluasi kualitas air dan tekanan ekosistem perairan. Hal ini disebabkan oleh sifat makrozoobentos yang memiliki siklus hidup yang relatif panjang, gerakan lambat menempati posisi pusat pada rantai makanan akuatik dan toleran terhadap kondisi lingkungan yang bervariasi. Serta besarnya populasi Universitas Sumatera Utara makrozoobentos sangat ditentukan oleh kecepatan air, temperatur, kekeruhan zat-zat terlarut, substrat makanan, debit air dan kompetiti spesies Hyines, 1978. Odum 1993 menjelaskan bahwa komponen biotik dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisika, kimia, dan biologi dari suatu perairan. Sebagai organisme yang hidup dalam perairan, hewan makrozoobentos sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya. Bentos merupakan organisme air yang hidup pada substrat dasar suatu perairan, baik yang bersifat sesil melekat maupun vagil bergerak bebas. Berdasarkan siklus hidupnya bentos dapat di bagi menjadi : a. Holobentos, yaitu kelompok bentos yang seluruh siklus hidupnya bersifat bentos. b. Merobentos, yaitu kelompok bentos yang hanya bersifat bentos pada fase- fase tertentu dari siklus hidupnya. Berdasarkan sifat hidupnya , bentos di bedakan antara lain : a. Fitobentos, yaitu organisme bentos yang bersifat tumbuhan b. Zoobentos, yaitu organisme bentos yang bersifat hewan Fachrul, 2007, Berikut ini adalah peranan dan pembagian zoobentos. 2.3 Peranan Zoobentos Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detrivor, dapat menghancurkan makrofil akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk kedalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami pada ikan- ikan pemakan di dasar “botton feeder” Pennak, 1978; Tudorancea, Green dan Hubner, 1978, dalam Ardi, 2002. Universitas Sumatera Utara 2.4 Pembagian Zoobentos Berdasarkan ukurannya, zoobentos dapat di golongkan kedalam kelompok zoobentos mikroskopik atau mikrozoobentos dan zoobentos makroskopik yang disebut juga dengan makrozoobentos. Menurut Cummins 1975, makrozoobentos dapat mencapai ukuran tubuh sekurang-kurangnya 3 – 5 mm pada saat pertumbuhan maksimum. Barnes and Hughes 1999 dan Nybakken 1997 menyatakan bahwa berdasarkan keberadaannya di dasar perairan, maka makrozoobentos yang hidupnya merayap di permukaan dasar perairan di sebut epifauna, seperti Crustacea dan larva serangga. Dan makrozoobentos yang hidup pada substrat lunak di dalam lumpur disebut dengan infauna, misalnya Bivalve dan Polychaeta. Menurut Hynes 1978, organisme yang termasuk makrozoobentos di antaranya adalah ; Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida. contoh jenis makrozoobentos di perairan air panas adalah Chironomus sp Universitas Sumatera Utara Sumber:www.sunsite.ualberta.ca Dari kelas insecta yang bisa bertahan hidup pada suhu 59 C, merupakan anggota Arthopoda terdiri atas caput, toraks dan abdomen, memiliki 2 pasang sayap, 3 pasang kaki. Respirasi insecta dewasa menggunakan trakea yang bercabang dan terbuka pada sepasang spirakulum pada sisi tubuh sedangkan pada insekta air bernafas dengan insang trakea. Selain di udara, insekta di air tawar juga banyak terutama pada stadium muda dari perkembangannya.

2.5 Pengaruh Suhu Terhadap Keberadaan Makrozoobentos