BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Faktor Fisika Kimia Aliran Sumber Air Panas Sipoholon
Data hasil pengukuran faktor fisika kimia selama penelitian yang dilakukan di lokasi pengambilan sampel di Sumber dan Alira Air Panas Sipoholon dari 4 stasiun
yang berbeda adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil pengukuran Faktor Fisika Kimia di Sumber dan Aliran Air Panas Sipoholon dari Empat Stasiun yang Berbeda
Parameter Fisik – Kimia
Satuan Stasiun
1 2
3 4
Suhu C
59 42
38 36
Penetrasi Cahaya Cm
28 170
33 35
Intensitas Cahaya Candela
812 517
536 721
pH Air -
4,2 4,4
4,7 4,8
DO MgL
0,2 3,6
4,6 4,7
Kandungan sulfida MgL
0,073 0,089
0.124 0,143
Substrat 7,68
6,14 6,52
8,64 Keterangan:
a. stasiun 1 : Sumber air panas dengan titik koordinat 02 04
’
30,3
’’
LU dan 098 056
’
43,3
’’
BT b.stasiun 2 : kumpulan air yang berasal dari sumber air panas dengan tepi genangan ditumbuhi
vegetasi dengan titik koordinat 02 04
’
34,9
’’
LU dan 098 56
’
40,3
’’
BT c. stasiun 3 : genangan aliran air panas dengan titik koordinat 02
04
’
31,5
’’
LU dan 098 56
’
39,2
’’
BT s. stasiun 4 : kumpulan air panas dan air hujan dengan titik koordinat 02
04
’
30,1
’’
LU dan 098
56
’
45,3
’’
BT
4.1.1 Suhu
Suhu yang di amati dalam 4 stasiun, berkisar antara 36 C – 59
C. Suhu tertinggi pada stasiun I sebesar 59
C pada sumber air panas karena dekat perbukitan
dengan kondisi yang terbuka. Pada stasiun IV merupakan suhu yang paling rendah
disebabkan stasiun ini merupakan kumpulan aliran air panas dengan suhu sebesar 36
C. Substrat dasar lumpur belerang yang ditumbuhi oleh vegetasi, tepian lumut dan rumput yang telah bercampur dengan air hujan yang menggenang, sehingga air panas
dan air dingin bercampur dan membuat suhu terendah pada stasiun ini. Air yang
Universitas Sumatera Utara
mengalir mengalami pelepasan panas air sehingga temperatur air alirannya mengalami kenaikan tergantung semakin jauhnya jarak stasiun yang lainnya dari
sumber air panas.
4.1.2 Penetrasi Cahaya Kecerahan Air
Kecerahan perairan pada stasiun pengamatan berkisar antara 28 cm-170 cm. Tingkat kecerahan tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 170 cm. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya bahan organik yang tinggi akibat keadaan daerah yang memang banyak di tumbuhi vegetasi di sekitar stasiun sehingga
membuat cahaya matahari sulit untuk sampai ke badan perairan. Sementara pada stasiun I sebesar 28 cm merupakan penetrasi yang paling rendah terdapat padatan
tersuspensi yang mempengaruhi warna air, pengurangan penetrasi cahaya masuk ke dalam air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis
4.1.3 Intensitas Cahaya