BAB III
BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 disumber air panas dan aliran air panas Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara
Sumatera Utara sebagai tempat pengambilan sampel makrozoobentos dan analisis sampel air. Kemudian analisis dan pengidentifikasian jenis makrozoobentos di
kerjakan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
3.2 Metoda Penelitian
Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel
Makrozoobentos adalah “Purpossive Random Sampling” dengan menentukan 4
empat stasiun pengamatan berdasarkan gradien suhu.
3.3 Deskripsi Area
Sampel dalam penelitian ini adalah makrozoobentos yang terambil dengan alat surber- net dan eckman grab di tempat stasiun titik sampling Air Panas dan Aliran Air Panas
Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Pengambilan sampel makrozoobentos dan analisis air akan di lakukan pada 4 empat stasiun titik sampling berdasarkan gradien
suhu, rona lingkungan dan substrat dasar perairan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Stasiun 1
Pada sumber air panas dengan suhu 59 C, rona lingkungan terbuka dan
substrat perairan kerak belerang.
3.3.2 Stasiun 2
Pada kumpulan aliran yang berasal dari sumber air panas yang mengumpul menjadi suatu genangan dengan suhu 42
C, rona lingkungan terbuka, tepi genangan terdapat tumbuhan hijau dan substrat lumpur belerang.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Stasiun 3
Pada genangan aliran air panas dengan suhu 38 C rona lingkungan terbuka,
substrat berbatu dan berpasir
.
3.3.4.Stasiun4
Kumpulan aliran air panas dengan air hujan dengan suhu 36 C dengan
substrat dasar lumpur belerang yang di tumbuhi oleh vegetasi dan tepian lumut dan rumput.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah, Eckman grabb, jala surber, termometer, lux meter, pH meter, DO meter, saringan tingkat, kayu, bola
pingpong, stopwatch, kamera, water sampler, kertas label, tali plastik, pensil, catatan dan buku identifikasi, formalin 10 dan mikroskop.
3.5 Pengambilan makrozoobentos
a Stasiun pengambilan makrozoobentos ditentukan berdasarkan gradien suhu,
rona lingkungan dan substrat yang berbeda. Ditetapkan 4 stasiun tempat pengambilan sampel makrozoobentos tersebut.
b Pengambilan makrozoobentos dilakukan dengan mengambil contoh substrat
dasar perairan lumpur, pasir dengan menggunakan eckman grab untuk perairan yang dalam. dengan menggunakan jala surber untuk perairan dangkal
dengan substrat berbatuan dan air mengalir c
Pengambilan sampel dilakukan 5 kali ulangan secara acak. d
Sampel yang telah di ambil dimasukkan kedalam kantong plastik dan diberi label.
e Sampel yang di kumpulkan diawetkan dengan formalin 10.
3.5.1 Pengukuran faktor fisika kimia perairan
Pengukuran faktor fisika kimia di lakukan langsung di lapangan dengan menggunakan:
a. Temperatur C
Pengukuran temperatur dilakukan dengan menggunakan alat termometer, di ambil 1 ember sampel air, kemudian dimasukkan termometer kedalamnya, biarkan
beberapa saat lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan dicatat.
Universitas Sumatera Utara
b. Penetrasi cahaya m
Penetrasi cahaya di ukur dengan menggunakan keping sechii yang dimasukkan kedalam badan air sampai keping sachii tidak terlihat lagi dari permukaan, kemudian
diukur panjang tali yang dimasukkan kedalam air.
c. Intensitas Cahaya
Intesitas caya di ukur dengan menggunakan Lux meter yang diletakkan kearah datangnya cahaya, kemuadian dibaca angka yang tertera pada Lux meter tersebut.
d. pH Derajat Keasaman
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter kedalam sampel air yang di ambil kemudian dibaca angka
konstan yang tertera pada pH meter tersebut.
e. DO Disolved Oxygen