Depkes RI, 2009. Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher rahim Depkes RI, 2009.
2.4.2. Penyebab Kanker Serviks
Hampir sekuruh kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus HPV virus papilloma pada manusia. Virus
ini relatif kecil dan hanya dapat dilihat dengan alt mikroskop elektron. Ada beberapa tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker yaitu tipe 16
dan 18 yang sering dijumpai di Indonesia serta tipe lain 31, 35, 45, dan lain-lain Depkes RI, 2009.
2.4.3. Faktor Risiko Kanker Serviks
Menurut Depkes 2009 faktor resiko terjadinya kanker serviks yaitu perempuan yang melakukan aktivitas seksual sebelum usia 18
tahun, mereka yang berganti-ganti pasangan seksual, mereka yang menderita infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual
IMS, behubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan, ibu atau saudara kandung yang menderita kanker leher
rahim, hasil pemeriksaan pap smear sebelum dikatakan abnormal, merokok aktif pasif, penurunan kekebalan tubuh imunosupresi
seperti yang terjadi pada penderita HIVAIDS ataupun pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Patogenesis Kanker Serviks
Infeksi Human Papilloma Virus persisten dapat berkembang menjadi neoplasma intraepitel serviks NIS. Seorang wanita dengan
seksual aktif dapat terinfeksi oleh HPV resiko tinggi dan 80 akan menjadi transien dan tidak akan berkembang menjadi NIS dan HPV akan
hilang dalam waktu 6-8 bulan. Dalam hal ini respon antibodi terhadapHPV resiko tinggi yang berperan. Dua puluh persen sisanya
berkembang menjadi NIS dan sebagian besar yaitu 80 virus menghilang, kemudian lesi juga menghilang. Maka yang berperan adalah
cytotoxic T cell. Sebanyak 20 dari yang terinfeksi virus tidak menghilang dan terjadi infeksi yang persisten. NIS akan bertahan atau
NIS 1 akan berkembang menjadi NIS 3, dan pada akhirnya sebagiannya lagi menjadi kanker invasif. HPV resiko rendah tidak berkembang
menjadi NIS 3 atau kanker invasif tetapi paling menjadi NIS 1 dan beberapa menjadi NIS 2 Rasjidi, 2007.
Infeksi HPV resiko rendah sendirian tidak pernah ditemukan pada NIS 3 atau karsinoma invasif. Berdasarkan hasil program skrining
berbasis populasi di Belanda, maka interval antara NIS 1 dan kanker invasif diperkirakan 12,7 tahun dan dihitung dari infeksi HPV resiko
tinggi sampai terjadinya kanker adalah 15 tahun. Waktu yang panjang ini disamping terkait dengan infeksi HPV resiko tinggi persisten dan faktor
imunologi respon HPV resiko tinggi persisten dan faktor imunologi respon HPV specific T-cell, presentasi antigen, juga diperlukan untuk
terjadinya perubahan genom dari sel yang terinfeksi Rasjidi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun telah terjadi invasi sel tumor kedalam jaringan di bawahnya, kanker ini masih mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda
dini kanker mulut rahim tidak spesifik seperti adanya keputihan yang agak banyak dan kadang-kadang bercak perdarahan yang umumnya
diabaikan oleh penderita. Tanda yang lebih klasik adalah adanya perdarahan yang berulang
atau terjadinya perdarahan setelah bersetubuh dengan pasangannya atau saat membersihkan vaginanya. Dengan bertambahnya pertumbuhan
penyakit ini, perdarahan akan semakin lama dan akan semakin banyak. Namun, kadang-kadang diartikan bahwa perdarahan yang terjadi adalah
haid yang berlangsung lama dan banyak. Juga biasanya dijumpai keputihan yang banyak dan berbau busuk yang berasal dari tumor
tersebut Rasjidi, 2007. Pada stadium yang lebih lanjut ketika tumor telah menyebar ke
rongga panggul dapat dijumpai tanda-tanda lain berupa nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki. Beberapa penderita mengeluh nyeri saat
berkemih, kencing berdarah, perdarahn saat buang air besar. Penyebaran ke kelenjar getah bening tungkai bawah dapat menimbulkan bengkak
pada tungkai bawah Rasjidi, 2007.
2.4.5. Stadium Kanker Serviks