5.1.2. Tingkat kecemasan
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kecemasan
Pasien Pre Operasi sebelum dilakukan Dzikir N=7 No
Tingkat Kecemasan Pasien Frekuensi n
Persentase 1
Cemas Ringan 2
Cemas Sedang 1
14,3 3
Cemas Berat 6
85,7 Tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa mayoritas pasien pre operasi
sebelum dilakukan dzikir 6 pasien 85,7 mengalami cemas berat, dan 1 pasien 14,3 mengalami cemas sedang.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kecemasan
Pasien Pre Operasi sesudah dilakukan Dzikir N=7 No
Tingkat Kecemasan Pasien Frekuensi n
Persentase 1
Cemas Ringan 1
14,3 2
Cemas Sedang 6
85,7 3
Cemas Berat
Tabel 5.3. diatas pengelompokan tingkat kecemasan pasien pre operasi sesudah dilakukan dzikir menunjukkan bahwa mayoritas pasien
mengalami cemas sedang yaitu 6 pasien 85,7, dan 1 pasien 14,3 mengalami cemas ringan.
Tabel 5.4. Gambaran Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah dilakukan Dzikir
No Responden Pre treatment
Post treatment 1
33 25
Universitas Sumatera Utara
2 32
24 3
35 27
4 27
20 5
34 26
6 36
27 7
31 23
Tabel 5.5. Uji Asumsi Normalitas Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic Df
Sig. PreTingkatKecemasan
.504 7
.000 PostTingkatKecemasan .504
7 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 5.5. menunjukan bahwa nilai Kolmogorov – Smirnov pada kedua variabel memiliki nilai probabilitas p pretest sebesar 0,000 dan
nilai post test sebesar 0,000 nilai probabilitas tersebut pada signifikansi 5 p 0,05 . Hal ini berarti bahwa sebaran data kelompok baik pada
kelompok sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan adalah tidak berdistribusi normal. Uji hipotesa penelitian ini menggunakan uji analisis
wilcoxon signed ranks test. Hasil perhitungan uji hipotesa menggunakan uji statistik wilcoxon signed ranks test.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Uji wilcoxon signed ranks test Test Statistics
b
PostTingkatKecemasan –
PreTingkatKecemasan Z
-2.646
a
Asymp. Sig. 2-tailed .008
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 5.6. dengan uji wilcoxon signed ranks test didapatkan korelasi antara dua variabel sebelum dan sesudah diberikan dzikir adalah
sebesar 0,008 dengan nilai probabilitas jauh dibawah 0,05.Hal ini menyatakan adanya korelasi antara pre test dan post test adalah sangat erat
dan benar-benar berhubungan secara nyata. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa ada beda yang signifikan sebelum dan sesudah
dilakukan dzikir terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi kanker serviks. Perbedaan hasil tersebut ditandai dengan adanya
penurunan tingkat kecemasan setelah dilakukan dzikir pada pasien pre operasi kanker serviks di RSU Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan 5.2.1. Operasi dan Kecemasan