2 Harus mengurangi:
• Masa makandan minum
• Masa tidur dan istirahat
• Keluar dari mesjid
• Bicara sia-sia
3 Harus menjaga:
• Ta’at pada Amir pimpinan
• Mendahulukan amalan itima’i dari amalan infrodi
• Menjaga kehormatan mesjid
• Sabar dan tahamul tahan diuji
4 Harus meninggalkan:
• Mengharap kepada makhluk
• Meminta kepada makhluk
• Memakai barang orang lain tanpa izin
• Sifat boros
5 Harus tidak membicarakan:
• Masalah politik
• Masalah khilafiah perbedaan pendapat
• Masalah kedudukan atau pangkat
• Masalah derma dan aib masyarakat
TeamMushalla, 1994:37-38
4.4. Perbedaan dan Persamaan Pelaksanaan Dakwah Jama’ah Tabligh Antar Bangsa
4.4.1. Perbedaan
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan dakwah jama’ah tabligh ini pertama sekali di negara India yang disebarkan oleh Maulana Muhammad Ilyas. Setelah itu menyebar ke
seluruh negara dan sampai sekarang sudah 203 negara telah ada usaha dakwah Jama’ah Tabligh. Dan dalam pelaksanaan dakwah tersebut di Indonesia di satu
sudut tersebut terdapat perbedaan dengan negara asalnya India, hal ini terlihat dari segi sosiologis yaitu sosial dan budaya kedua negara. Namun perbedaan-
perbedaan yang ada bukan menghambat proses dakwah tersebut akan tetapi mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal-balik, artinya
masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya dan juga menerima pengaruh dari masyarakat yang satu kepada masyarakat lainnya atau saling
mensosialisasi diantara kedua belah pihak. Adapun perbedaan-perbedaan yang terjadi bukannya hal yang mendasar atau
esensial namun lebih mengarah kepada perbedaan yang sekunder, diantaranya adalah:
a. Perbedaan dari segi bahasa Bahasa sebagai salah satu alat interaksi sosial dakwah dan dapat juga
dipandang menjadi salah satu aspek dari interaksi sosial tersebut, sebagaimana seorang ahli yaitu Wundt H.M.Arifin,1990:72 menyatakan bahasa sebagai
elemen atau unsur yang paling penting dalam masyarakat karena di dalamnya unsur-unsur individual di senyawakan dengan jiwa masyarakat.
Dalam dakwah Jama’ah Tabligh tersebut, setiap bangsa dan negara menggunakan bahasa masing-masing misalnya negara India menggunakan bahasa
Urdu dalam menyampaikan dakwah ke seluruh dunia. Kadang-kadang bahasa Urdu diterjemahkan oleh bangsa-bangsa dari negara yang didatangi yaitu orang-
Universitas Sumatera Utara
orang yang mengerti bahasa Urdu. Misalnya Jama’ah Tabligh India datang ke Indonesia maka bahasa Urdu yang mereka pergunakan itu diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Demikian juga sebaliknya jika rombongan dakwah dari Indonesia datang ke India bahasa tersebut diterjemahkan ke bahasa Urdu,
sehingga kedua belah pihak terjadinya sosialisasi bahasa yang sangat membantu proses pelaksanaan interaksi sosial Jama’ah Tabligh. Karena kedua belah pihak
masing-masing belajar dan juga ingin mengetahui bahasa dari negara yang mereka datangi.
Apabila mereka melakukan dakwah selama 40 hari, empat bulan di negara yang didatangi maka secara tidak langsung masing-masing mereka akan
menguasai tersosialisasi dengan bahasa di negara yang mereka datangi tanpa melalui jenjang pendidikan formal kursus. Karena dalam kehidupan sehari-hari
selama empat bulan mereka bersosialisasi dengan masyarakat di negara tersebut, dari itu Jama’ah Tabligh secara tidak langsung harus mensosialisasikan bahasanya
dengan bahasa orang-orang di sekitarnya. Seorang ahli H. Bonner H.M.Arifin, 1990:76, menyatakan bahasa
merupakan suatu hal yang penting karena: •
Bahasa adalah satu-satunya pembawa kebudayaan dari satu generasi ke generasi selanjutnya yang mengoper mekanisme ide-ide dan tingkah lakunya
• Tanpa bahasa kehidupan sosial kultural manusia tidak dapat mewujudkan
kehidupan sosial dengan lainnya. b. Perbedaan dari Segi Tata Berpakaian
Pelaksanaan dakwah Jama’ah Tabligh ini, tidak ada pakaian yang mengharuskan untuk berpakaian seragam atau pakaian khusus. Jama’ah Tabligh
Universitas Sumatera Utara
bebas menggunakan pakaian dalam proses interaksi sosial dakwah, namun yang paling penting yaitu menutup aurat, rapi, bersih dan sopan. Walaupun demikian
karena asal mulanya Jama’ah Tabligh ini dari India jika mereka ingin melakukan interaksi sosial dakwah dalam kehidupan sehari-hari sering menggunakan pakaian
yang berukuran panjang sampai ke lutut atau sering disebut dengan “kurtah”, kalau di Indonesia sejenis pakaian “telok belanga”.
Dari itulah orang-orang yang datang ke negara India untuk belajar dakwah, maka mereka melihat Jama’ah Tabligh di India memakai pakaian kurtah, dari
itulah negara-negara lain khususnya Indonesia tersosialisasi dengan cara berpakaian, karena hal ini dianggap Jama’ah Tabligh sebagai suatu hal yang baru
dan sesuai dengan diri setiap anggota Jama’ah Tabligh. Hal ini juga merupakan suatu simbol dari Jama’ah Tabligh apabila orang-orang di luar Jama’ah Tabligh
ingin mengetahui Jama’ah Tabligh dari segi fisiknya. c. Tata Cara Penyampaian
Negara Indonesia sebagai bangsa yang sudah dikenal di seluruh dunia khususnya dakwah Jama’ah Tabligh. Hampir semua negara yang datang ke
Indonesia atau orang-orang Indonesia yang datang ke negara lain, sangat terkesan dengan tata cara penyampaian dakwah Jama’ah Tabligh indonesia yang ramah
tamah, lembut dan bijaksana. Hal ini karena bangsa Indonesia sudah terbiasa dengan kehidupan yang demikian tersebut.
Hampir semua negara, misalnya negara India, Pakistan, Amerika, Perancis dan negara lainnya mengakui negara Indonesia, bahwa negara Indonesia dalam
menyampaikan dakwah dengan penuh ramah tamah dan bijaksana. Dari itulah negara-negara di luar Indonesia mensosialisasikan dengan keramah-tamahan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat Indonesia dalam kehdupan sehari-hari baik itu selama 40 hari maupun 4 bulan. Jadi, dalam hal ini anggota Jama’ah Tabligh dari luar menerima
kebaikan-kebaikan yang ada di negara Indonesia dan demikian juga sebaliknya anggota Jama’ah Tabligh dari Indonesia menerima kabaikan-kebaikan dari negara
luar.
4.4.2. Persamaan