Model dakwah Antara Kelompok dengan Masyarakat Model Umumi Model Dakwah Antara Kelompok Dengan Kelompok Model Ijtima’i

• Ta’am makan bersama • Kalam berbicara Dakwah ini bersifat pembinaan, pengembangan umat Islam, oleh karena itu anggota Jama’ah Tabligh yang dikirim untuk berinteraksi dakwah harus benar- benar memperhatikan hal-hal seperti berikut: • Usia orang yang dikunjungi • Pengetahuan serta pendidikan • Status sosial ekonomi • Hobi dan karakteristiknya. TamMushalla, 1994:11

b. Model dakwah Antara Kelompok dengan Masyarakat Model Umumi

Pada model dakwah umumi ini dilakukan dengan mengirimkan sekelompok anggota Jama’ah Tabligh untuk berdawah kepada kaum muslimin masyarakat Islam secara umum. Dakwah yang dilakukan dari rumah ke rumah, di pasar, di kedai atau dimana saja berada. Adapun yang termasuk dalam dakwah model umumi ini yaitu jaulah ziarah, berkeliling atau berputar-putar dari rumah ke rumah untuk bersilaturrahmi atau menghadiri acara kematian dan pernikahan. Sebagaimana halnya dengan dakwah model khususi, dalam proses pelaksanaan ini juga telah ditetapkan aturan-aturan yang harus dijalankan semasa berinteraksi dengan masyarakat, diantaranya pertama kali Jema’ah Tabligh bermusyawarah mufakat untuk membentuk rombongan silaturrahmi. Setelah dibentuk rombongan minimal tiga orang dan maksimal sebelas orang yang dikontrol oleh seorang pimpinan rombongan Amir Syaf yang bertugas untuk mengontrol anggota jama’ah rombongan yang harus berinteraksi dengan tertib Universitas Sumatera Utara dan sesuai dengan yang telah ditentukan. Selain itu juga diangkat seorang juru bicara mutakallim, dialah yang akan penuh berbicara dengan orang yang akan didatangi, selain adanya rekhbah atau penunjuk jalan, maka selebihnya makmun pengikut rombongan. Sebelum berinteraksi semua anggota rombongan berdoa memohon pertolongan Allah SWT. Setelah berdoa mereka berjalan berpasangan dua-dua dan disaat berinteraksi semua anggota membawa empat sifat yaitu fikir, zikir, syukur dan sabar. Dalam dakwah agama model ini sangat terikat sekali karena masalah yang disampaikan tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan yaitu masalah iman dan amal sholeh. Dan waktunya pun telah ditetapkan minimal 45 menit, dan orang yang akan dijumpai diajak berinteraksi yaitu laki-laki Team Mushalla, 1994:39

c. Model Dakwah Antara Kelompok Dengan Kelompok Model Ijtima’i

Setelah dilakukan dakwah model umumi maka orang-orang Islam masyarakat Islam yang telah diundang dan mereka yang datang ke mesjid hanya sekelompok orang Islam yang menghadiri undangan Jama’ah Tabligh untuk mendengarkan ceramah majelis ta’lim atau disebut dengan istilah “bayan”. Dakwah model ini lebih terfokus kepada sasaran yang akan diinginkan oleh Jama’ah Tabligh. Adapun proses pelaksanaan dakwah ini juga sesuai dengan aturan-aturan yang telah ada yaitu kelompok-kelompok masyarakat yang diundang disuruh duduk merapat dan bergabung bersama-sama anggota Jama’ah Tabligh secara berdekatan setelah melakukan bayan orangnya telah ditentukan, maka anggota Jama’ah Tabligh masing-masing duduk berpencar-pencar dan saling berhadapan dengan sekelompok masyarakat yang berada di mesjid tersebut, untuk menjalin interaksi sosial dakwah yang lebih terarah lagi, anggota Jama’ah Universitas Sumatera Utara Tabligh ini mengajak, mengingatkan dengan penuh rendah hati agar umat Islam yang berada di mesjid tersebut ikut bersama mereka dalam berdakwah selama 3 hari, 7 hari, 20 hari, 40 hari atau 4 bulan. Memang sebagian dari umat Islam tersebut ada yang langsung ikut dan sebagian ada yang tidak mengikuti dengan berbagai alasan. Sebutan dakwah ini sering dengan istilah “taskil” artinya ajakan yang merupakan inti dari ketiga model dakwah yang dijalankan.Team Mushalla, 1994:12-13

d. Model Dakwah antara Individu dengan Individu Model Infrodi