Model Dakwah antara Individu dengan Individu Model Infrodi Tujuan Dakwah Jama’ah Tabligh

Tabligh ini mengajak, mengingatkan dengan penuh rendah hati agar umat Islam yang berada di mesjid tersebut ikut bersama mereka dalam berdakwah selama 3 hari, 7 hari, 20 hari, 40 hari atau 4 bulan. Memang sebagian dari umat Islam tersebut ada yang langsung ikut dan sebagian ada yang tidak mengikuti dengan berbagai alasan. Sebutan dakwah ini sering dengan istilah “taskil” artinya ajakan yang merupakan inti dari ketiga model dakwah yang dijalankan.Team Mushalla, 1994:12-13

d. Model Dakwah antara Individu dengan Individu Model Infrodi

Model dakwah infrodi ini yaitu dilakukan oleh setiap pribadi- pribadi Jama’ah Tabligh untuk berinteraksi pada setiap individu-individu umat Islam. Dakwah ini merupakan model yang tidak terikat melainkan bebas dan pelaksanaannya santai bahkan waktunya lebih banyak atau sangat panjang untuk setiap harinya, yaitu antara dua setengah jam sampai delapan jam. Tujuannya untuk memanfaatkan kesempatan luang baik dalam percakapan atau dalam bentuk aktifitas dakwah yang berlaku dalam forum Jama’ah Tabligh. Adapun proses dakwah infrodi ini yaitu model ini cenderung disebut bicara santai serta tidak membatasi masalah pembicaraan, namun tidak keluar dari tujuan yang ingin dicapai Jama’ah Tabligh untuk membujuk dan mengajak orang-orang Islam untuk ikut bergabung dalam kegiatan dakwah Jama’ah Tabligh. Dakwah yang dilaksanakan dimanapun berada, di rumah, di toko, di jalan, di pasar, di pantai, di mesjid dan di tempat-tempat lain, seorang pribadi Jema’ah Tabligh harus mempunyai sifat persuasif yang tinggi dan mampu memancing terbentuknya suasana dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dan mereka juga diharapkan untuk senantiasa mengikuti dan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan Universitas Sumatera Utara kecakapan dalam bentuk hubungan dengan masyarakat dan lingkungan dimanapun ia berada. Team Mushalla, 1994:39

4.2. Tujuan Dakwah Jama’ah Tabligh

Adapun tujuan program kegiatan dakwah dan penerangan agama tidak lain adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dibawakan oleh para aparat dakwah atau pegawai penerangan agama. Oleh karena itu ruang lingkup dakwah dan penerangan agama adalah menyangkut masalah pembentukan dan pengembangan motivasi yang bersifat positif dalam segala lapangan hidup manusia. . H. M. Arifin, 1991:4-5 Sebenarnya berdakwah silaturrahmi itu bukanlah suatu yang baru, ia sudah lama terpendam atau lebih kurang tujuh abad lamanya semenjak kejatuhan Islam di Andalusia, Spanyol. Kini usaha silaturrahmi tersebut muncul lagi dengan tujuan mengusahakan amar ma’ruf nahi munkar, dalam arti terbuka dengan luas bagi seluruh umat Islam. Para Jama’ah Tabligh berusaha dalam dakwahnya untuk mengajak manusia agar mengamalkan ajaran Islam secara kaffah atau keseluruhan dalam segala aspek kehidupan baik dunia maupun untuk kehdupan akhirat. Misalnya dalam perniagaan, pendidikanpengajaran, cara bergaul dan terlebih- lebih cara berinteraksi sosial dakwah. Dan hendaknya semuanya senantiasa mengikuti petunjuk Alquran dan sunah Nabi Muhammad SAW. Menurut Tengku H. Nawawi 1990:4, tujuan sosial dakwah sebagaimana yang disampaikan pada acara pembacaan makalah yang disajikan dihadapan 300 ulama seluruh Aceh dan Musyawarah Kerja Dayah Insyafuddin Organisasi Pesantren Aceh yang diselenggarakan tanggal 11-14 September 1990 di Bireuen, Universitas Sumatera Utara Aceh Utara dengan judul makalah “Kebenaran Jama’ah Tabligh”, menyatakan bahwa dakwah silaturrahmi interaksi dakwah yaitu suatu bentuk dakwah yang bertujuan menghidupkan kembali sunah Nabi Muhammad SAW yang sudah lama dilupakan umat Islam dan mengajak umat Islam untuk melaksanakan ajaran agama dengan kaffah. Menurut Asy-Syaikh Muhammad Yusuf Rahimahullah, tujuan yang diinginkan dalam usaha dakwah ini yaitu menghidupkan cara-cara sunah Nabi Muhammad dalam saluran kehidupan dan lapangan kegiatan manusia umat Islam, menegakkan ibadah sebagaimana mestinya serta melaksanakan dan membiasakan diri dengan akhlak-akhlak Nabi Muhammad SAW yang karimah. Dengan melatih diri untuk menyebarkan nilai-nilai tersebut. Menurut Maulana Ilyas 1981:184 , tujuan dan maksud dari usaha dakwah tersebut adalah mengajar orang-orang Islam dengan semua perkara yang dibawa oleh Rasulullah SAW yaitu untuk memadukan umat dengan keseluruhan bangunan Islam, secara amal dan konseptual gagasan, dan inilah matlamat yang utama. Sedangkan membentuk jama’ah dan berinteraksi sosial dakwah bertabligh ke berbagai tempat merupakan perantaraan asas untuk menghasilkan maksud tersebut. 4.3. Metode dan Azas Strategi Dakwah Jama’ah Tabligh 4.3.1. Metode Dakwah Jama’ah Tabligh