Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematis Terhadap Hargasaham LQ-45 DI Bursa efek Indonesia Periode Februari 2010-Januari 2013
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTALDAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGASAHAM LQ-45 DI BURSAEFEK INDONESIA
PERIODE FEBRUARI 2010-JANUARI 2013
OLEH
JONALSAL SIPAYUNG 090502146
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE FEBRUARI 2010-JANUARI 2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Program Studi Strata-1 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam sikripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2014 Yang Membuat Pernyataan,
Jonalsal Sipayung NIM : 090502146
(3)
ABSTRAK
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTALDAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGASAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE FEBRUARI 2010-JANUARI 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhCurrent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets
(ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover, dan Risiko Sistematis (Beta) terhadap harga saham Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia, buku-buku referensi, internet, dan literatur-literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian..
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data dari literatur, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan Risiko Sistematis (Beta)berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI. Secara parsial, Return on Asset (ROA)dan Total Asset Turnover
(TAT)berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Current Ratio
(CR) danDebt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkanPrice-Earning Ratio (PER), dan Risiko Sistematis (Beta) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci: Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Asset
(ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT),
(4)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE FUNDAMENTAL FACTORS AND SYSTEMATIC RISK TO LQ-45 STOCK PRICE IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE ON
PERIOD OF FEBRUARY 2010- JANUARY 2013
The purpose of this study is to discover and analyze the influence of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover (TAT), and systematic risk to the stock price of companies listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange on period of February 2010-January 2013. The type of this study is associative research and the type of data is quantitative. Those are obtained from the data published by Indonesian Stock Exchange, Bank of Indonesia, reference books, internet, and scientific literature related to this study.
Collecting data is undertaken by using documentation study, data is collected from literature, existing records and published reports. The analysis methods used is descriptive statistics and multiple linear regression analysis.
The result of the study shows that Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover (TAT), and systematic risk simultaneously have positive and significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange. Partially, Return on Assets (ROA)andTotal Assets Turnover (TAT) have positive and significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange. Current Ratio (CR) and Debt to Equity Ratio (DER)have negative and not significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange, meanwhile Price-Earning Ratio (PER), and systematic risk (beta) have positive and not significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange.
Keywords: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover (TAT), Systematic Risk (beta), stock price
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dengan kasih setia yang melimpah dan yang telah memberikan kekuatan, pertolongan, karunia dan berkat-Nya selama menjalani kehidupan terkhusus dalam perkuliahan dan penulisan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE FEBRUARI 2010-JANUARI 2013”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada orangtua tercinta (Walmen Sipayung dan Normasinta Br. Purba, S.Pd) yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dan untuk segala kasih sayang, doa, semangat, bimbingan, perhatian, dukungan yang luar biasa dan tiada hentinya selama ini bahkan selama perkuliahan, terlebih dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk abang dan kakakku terkasih (Fristen Mei Sipayung S.Kom, Nurmayade Mariana Sipayung Amd, Asni Ardana Sipayung S.Pd) dan juga keponakanku tersayang Oku Martin Saragih yang telah memberikan dukungan moril dan doa yang begitu besar sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran dan motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
(6)
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dra. Marhayanie, Msi selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan , Dra. Friska Sipayung, Msi, selaku sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahyunan M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku dosen Pembaca Penilai penulis yang banyak membantu dan membimbing dan menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk sahabat-sahabat terkasih (Herico, Chiby, Susanti, Monica, Kezia) yang banyak memberikan motivasi, dukungan, perhatian, terkhusus dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk teman-teman G-Fresh (Kak Melda, Lina, Irene, Adibara, Dodi) dan adikku Elisabet yang banyak memberi motivasi, doa, dan nasihat. Terima kasih atas kebersamaan selama perkuliahan, untuk teman-teman S1 Manajemen stambuk 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
(7)
Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Medan, April 2014 Yang Membuat Pernyataan,
Jonalsal Sipayung NIM : 090502146
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 6
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Investasi ... 8
2.2 Harga Saham ... 9
2.3 Risiko Investasi Saham... 10
2.4 Analisis Fundamental ... 13
2.4.1 Pengertian Analisis Fundamental... . 13
2.4.2 Rasio Keuangan dalam Analisis Fundamental ... 14
2.4.2.1 Rasio Likuiditas ... 14
2.4.2.2 Rasio Leverage ... 16
2.4.2.3 Rasio Profitabilitas ... 18
2.4.2.4 Rasio Pasar ... 21
2.4.2.5 Rasio Aktivitas... 22
2.5 Indeks LQ 45 ... 24
2.6 Penelitian Terdahulu... 25
2.7 Kerangka Konseptual ... 29
2.8 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 31
3.3 Batasan Operasional ... 31
3.4 Definisi Operasional ... 32
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 34
3.6 Jenis Data... 35
3.7 Metode Pengumpulan Data... 35
3.8 Teknik Analisis Data... 36
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif... 36
3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda... 36
3.9 Pengujian Hipotesis... 37
3.9.1 Pengujian Model Data Panel... 37
(9)
3.9.3 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji-t)... 40
3.10 Uji Asumsi Klasik... 43
3.10.1 Uji Normalitas... 43
3.10.2 Uji Autokorelasi... 43
3.10.3 Uji Heteroskedastisitas... 43
3.10.4 Uji Multikolinearitas... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 45
4.2 Hasil Penelitian ... 56
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 56
4.2.2 Analisis Statistik ... 67
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik... 67
4.2.2.2 Analisis Regresi Data Panel ... 71
4.2.2.3 Pengujian Hipotesis... 72
4.3 Pembahasan... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 80
5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
(10)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Laba dan HargaSaham Beberapa Perusahaan Indeks LQ-45 ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu... 26
3.1 Operasionalisasi Variabel... 32
3.2 Ringkasan Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian ... 34
3.3 Sampel Penelitian ... 34
4.1 Harga Saham LQ-45 Tahun 2010-2012... 56
4.2 Current Ratio Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012... 58
4.3 Debt Equity Ratio Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012... 59
4.4 Return on Asset Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012 ... 61
4.5 Price Earning Ratio Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012 ... 62
4.6 TotalAsset Turnover Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012 ... 64
4.7 Risiko Sistematis (Beta) Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012.... 66
4.8 Hasil Jarque Berra normality test... 68
4.9 Hasil Uji Lagrange Multiplier... 69
4.10 HasilUji Arch Heteroskedasticity...69
4.11 Hasil Matriks Korelasi... 70
4.12 Uji Chow Test ... 71
4.13 Hasil Statistik-F... 72
4.14 Hasil Uji-t... 73
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
(12)
ABSTRAK
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTALDAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGASAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE FEBRUARI 2010-JANUARI 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhCurrent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets
(ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover, dan Risiko Sistematis (Beta) terhadap harga saham Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia, buku-buku referensi, internet, dan literatur-literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian..
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data dari literatur, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan Risiko Sistematis (Beta)berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI. Secara parsial, Return on Asset (ROA)dan Total Asset Turnover
(TAT)berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Current Ratio
(CR) danDebt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkanPrice-Earning Ratio (PER), dan Risiko Sistematis (Beta) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci: Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Asset
(ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT),
(13)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE FUNDAMENTAL FACTORS AND SYSTEMATIC RISK TO LQ-45 STOCK PRICE IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE ON
PERIOD OF FEBRUARY 2010- JANUARY 2013
The purpose of this study is to discover and analyze the influence of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover (TAT), and systematic risk to the stock price of companies listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange on period of February 2010-January 2013. The type of this study is associative research and the type of data is quantitative. Those are obtained from the data published by Indonesian Stock Exchange, Bank of Indonesia, reference books, internet, and scientific literature related to this study.
Collecting data is undertaken by using documentation study, data is collected from literature, existing records and published reports. The analysis methods used is descriptive statistics and multiple linear regression analysis.
The result of the study shows that Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover (TAT), and systematic risk simultaneously have positive and significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange. Partially, Return on Assets (ROA)andTotal Assets Turnover (TAT) have positive and significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange. Current Ratio (CR) and Debt to Equity Ratio (DER)have negative and not significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange, meanwhile Price-Earning Ratio (PER), and systematic risk (beta) have positive and not significant influence to the stock price of the company listed in LQ-45 Index in Indonesian Stock Exchange.
Keywords: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover (TAT), Systematic Risk (beta), stock price
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang akan melakukan investasi harus terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap perusahaan yang akan dipilih dengan terus memantau laporan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut, terutama perusahaan yang sudah go public. Dalam setiap pengambilan keputusan investasi, investor selalu dihadapkan pada ketidakpastian. Investor tidak dapat mengetahui dengan pasti tingkat keuntungan investasi yang akan diperolehnya oleh karena adanya ketidakpastian tersebut, sehingga investor juga harus mempertimbangkan risiko yang harus dihadapinya dalam melakukan investasi.
Secara umum ada 2 (dua) macam bentuk investasi (Halim, 2005:2), yaitu investasi real assets dan investasi financial assets. Investasi financial assets
merupakan investasi yang dilakukan di pasar uang dan pasar modal. Salah satu bentuk investasi dalam pasar modal yaitu saham. Saham memiliki risiko yang paling tinggi di antara instrumen investasi lainnya, namun dengan analisis yang tepat risiko tersebut sebanding dengan tingginya return yang dapat diperoleh. Menurut (Tandelilin, 2010:392), ada 2 (dua) macam analisis yang dapat digunakan oleh investor untuk menentukan saham perusahaan (emiten) yang tepat dalam berinvestasi, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
(15)
Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan tentang efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Informasi fundamental secara umum dapat digambarkan sebagai informasi yang berkaitan dengan keadaan historis keuangan suatu perusahaan. Informasi mengenai laba perusahaan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan dapat dijadikan sebagai salah satu kunci bagi investor maupun kreditur dalammengambil keputusan investasi jika dilakukan analisis fundamental yang tepat terhadap informasi tersebut.
Analisis fundamental dapat dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio keuangan yang terbagi dalam lima kelompok, yaitu Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar (Bodie et al., 2006:290), dan Rasio Aktivitas (Van Horne dan Wachowicz, 2005:212). Kelima rasio tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja perusahaan. Rasio Likuiditas dapat digunakan untuk mengukurkemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Leverage dapat digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam (hutang). Rasio Profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit). Rasio Pasar dapat digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku berdasarkan sudut pandang investor. Rasio Aktivitas dapat digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya.
(16)
Selain harus memperhatikan likuiditas, leverage, profitabilitas,harga pasar emiten, dan aktivitas, investor harus memperhatikan risiko yang mungkin akan dihadapinya dalam melakukan investasi saham. Risiko sendiri bisa diartikan sebagai perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected return) dan realisasinya (Zubir, 2011:19). Adapun risiko yang dihadapi dapat berasal dari pasar (market risk) dan dari perusahaan emiten itu sendiri. Risiko yang berasal dari pasar disebut juga sebagai risiko sistematis. Risiko sistematis (Systematic Risk) adalah faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti perubahan ekonomi suatu negara, perubahan pajak oleh dewan, atau perubahan situasi energi dunia. Semua itu adalah risiko yang mempengaruhi sekuritas secara keseluruhan, sehingga tidak dapat didiversifikasi (Van Horne dan Wachowicz, 2005:155).Risiko sistematis dapat dihitung dengan Beta.
Banyaknya saham yang terdaftar dalam bursa sering membuat investor kesulitan dalam memilih saham mana yang baik untuk berinvestasi. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat sebuah indeks yang berisi saham perusahaan-perusahaan emiten yang memiliki likuiditas tinggi artinya mudah diperjual belikan baik dalam berbagai kondisi pasar, tidak fluktuatif, memiliki kapitalisasi pasar yang besar, kondisi keuangan perusahaan yang baik serta memiliki kondisi fundamental yang juga baik yaitu indeks Liquid 45 (LQ-45).
LQ-45 merupakan 45 perusahaan yang diseleksi menurut kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satunya adalah likuiditas perdagangan saham perusahaan di bursa. Faktor yang dapat digunakan investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham perusahaan LQ-45 adalah laba
(17)
perusahaan karena laba yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham dalam hal pembagian dividen. Laba dan harga saham beberapa perusahaan yang berada di Indeks LQ-45 disajikan pada Tabel 1.1:
Tabel 1.1
Laba dan Harga Saham Beberapa Perusahaan Indeks LQ-45
No Kode Emiten
Laba Perusahaan (dalam jutaan rupiah) Harga Saham 2010 2011 2012 2010 2011 2012 1 ASII 14.366.000 21.348.000 22.460.000 47.596 62.550 34.158 2 INTP 3.224.942 3.601.516 4.763.388 15.988 15.692 19.604 3 KLBF 1.286.330 1.539.721 1.772.035 2.315 3.356 3.143 4 TLKM 11.536.999 15.481.000 18.388.000 8.358 7.425 8.417 Sumber: www.finance.yahoo.com, 2013(data diolah)
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa harga saham perusahaan cenderung fluktuatif meskipun laba perusahaan terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2012. Contohnya PT Astra International Tbk (ASII). Tahun 2010 laba PT Astra adalah sebesar Rp 14.366.000 juta dan harga saham perusahaan pada akhir tahun 2010 adalah Rp 47.596.Pada tahun 2011, laba PT Astra meningkat menjadi Rp 21.348.000 juta dan harga saham ikut meningkat menjadi Rp 62.550. Pada tahun 2012, laba perusahaan kembali meningkat menjadi Rp 22.460.000 juta, namun tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, malah turun menjadi Rp 34.158.
Hal yang sama juga terjadi pada PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP). Tahun 2011 perusahaan mengalami penurunan harga saham dari Rp 15.988 (tahun 2010) menjadi Rp 15.692 padahal laba perusahaan mengalami peningkatan dari Rp 3.224.942 juta (tahun 2010) menjadi Rp 3.601.516 juta pada tahun 2011. Pada tahun 2012 perusahaan kembali mengalami peningkatan harga
(18)
saham menjadi Rp 19.604 dan diikuti dengan peningkatan laba menjadi Rp 4.763.388 juta.
Fenomena yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang berada dalam Indeks LQ-45 menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak selalu menjadi dasar bagi investor untuk melakukan investasi. Para investor pasti mempertimbangkan faktor-faktor lain, misalnya risiko yang mungkin muncul di dalam pasar. Risiko yang muncul tersebut dapat diminimalisasi dengan dilakukannya analisis fundamental yang tepat terhadap perusahaan-perusahaan emiten dalam indeks LQ-45.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis fundamental terhadap perusahaan dalam indeks LQ-45 dengan menggunakan rasio-rasio yang ada dalam analisis fundamental, seperti Rasio Likuiditas yang diwakili oleh Current ratio
(CR), Rasio Leverage yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER), Rasio Profitabilitas yang diwakili oleh Return on Asset (ROA), Rasio Pasar yang diwakili olehPrice-Earning Ratio (PER), dan Rasio Aktivitas yang diwakili oleh Total Assets Turnover.
Peningkatan laba perusahaan dengan harga saham yang cenderung fluktuatif menjadi dasar ketertarikan peneliti untuk membahas lebih lanjut tentang pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis terhadap hargasaham dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek IndonesiaPeriode Februari 2010-Januari2013”.
(19)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:ApakahCurrent ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Return on Assets (ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover, dan risiko sistematis (Beta) berpengaruh terhadap harga saham Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhCurrent ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets
(ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover, dan risiko sistematis (Beta) terhadap harga saham Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pasar modalterutama mengenai pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematisterhadap harga saham.
(20)
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan pembanding untuk penelitian mengenaipengaruh faktor fundamental dan risiko sistematisterhadap harga saham.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Jones (2004:3),investment is the commitment of funds to one or more assets, that will be held over some future time period. Menurut Tandelilin (2010:8), alasan seseorang melakukan investasi, antara lain:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang 2. Mengurangi tekanan inflasi
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Menurut Halim (2005:2), investasi terbagi menjadi 2 (dua), antara lain:
1. Investasi real assets, yaitu investasi dalam bentuk pembelian assets produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lain sebagainya.
2. Investasi financial assets, yaitu investasi yang dilakukan di pasar uang dan pasar modal. Instrumen investasi di pasar uang seperti commercial paper, surat berharga di pasar uang, dan lain sebagainya. Sedangkan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, opsi, dan lain sebagainya.
Dari pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa investasi pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara menempatkan dana pada
(22)
periode waktu tertentu dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
2.2. HargaSaham
Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas (Paulus, 2008:45).
Manfaat yang diperoleh antara lain:
1. Dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham.
2. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya.
3. Manfaat non finansial antara lainberupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dapat dibedakan atas tiga jenis (Paulus, 2008:46):
1. Nilai Nominal (Par value/ stated value/ faced value)
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada harga saham untuk tujuan akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu.
2. Harga Dasar (Based Price)
Harga dasar adalah harga perdana dan digunakan dalam penghitungan indeks harga saham.
(23)
3. Harga Pasar (Market Price)
Harga pasar adalah harga pada pasar yang senyatanya (riil) dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung dan jika pasar sudah ditutup, maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya.
2.3 Risiko Investasi Saham
Risiko adalah perbedaan antara pengembalian aktual dengan pengembalian yang diharapkan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:145).Risiko dapat dibedakan menjadi 2 (dua), antara lain:
1. Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Risiko sistematis (Systematic Risk) adalah faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti perubahan ekonomi suatu negara, perubahan pajak oleh dewan, atau perubahan situasi energi dunia. Semua itu adalah risiko yang mempengaruhi sekuritas secara keseluruhan, sehingga tidak dapat didiversifikasi (Van Horne dan Wachowicz, 2005:155).
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:158), risiko sistematis dapat dihitung dengan cara mengalikan varians pasar dengan Beta.
Langkah-langkah untuk mencari risiko sistematis adalah sebagai berikut :
- Dalam menghitung beta, sebelumnya dilakukan penghitungan
return saham (Ri) dan return pasar (Rm). Harga saham penutupan perusahaan digunakan sebagai indikator untuk mengukur return
(24)
�� = ���− ��−1 �−1 Keterangan :
Pt = harga saham perusahaan pada periode t
Pt-1 = harga saham perusahaan pada satu periode sebelum periode t
- Return pasar (Rm) merupakan perubahan indeks pasar yaitu indeks pasar sekarang yang dibandingkan dengan indeks pasar hari sebelumnya (Ahmad, 2004:119).
�� =���������− �����−1 �−1 Keterangan :
IHSGt = indeks harga saham gabungan periode t IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan periode t-1
- Kemudian, menghitung beta (β) dimana beta merupakan pengukur volatilitas return sekuritas atau return portofolio terhadap pasar (Jogiyanto, 2003:265). Rumus untuk menghitung beta adalah sebagai berikut (Ahmad, 2004:119) :
� =∑����− ���∑���
∑��2 − ���2
Keterangan :
��� = rata-rata return saham individual ��� = rata-rata return pasar
(25)
- Varians pasar merupakan risiko dari pasar yang perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :
��2 =�(���− ��)2 � �
�=1 Keterangan :
σm2 = varians pasar
Rmi = tingkat keuntungan pasar Rm = rata-rata Rm
- Selanjutnya dihitung risiko sistematis dengan rumus : Risiko sistematis = β2 × Varians Pasar
= β2 × σm2
2. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk) adalah risiko dari perusahaan atau industri tertentu yang tidak terikat pada faktor ekonomi, politik dan faktor lainnya yang memengaruhi semua sekuritas dalam carayang sistematis (Van Horne dan Wachowicz, 2005:155).Dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2003:248):
���2 = ��2− ��2.�2� Dimana:
���2 = risiko tidak sistematis ��2 = varians residu
(26)
�2� = varians return pasar
2.4 Analisis Fundamental
2.4.1 Pengertian Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara top-down untuk menilai prospek perusahaan (Tandelilin, 2010:338). Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi investor.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193), analisis keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan. Laporan ini melaksanakan berbagai fungsi, antara lain:
1. Neraca (balance sheet), berfungsi meringkas aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik suatu perusahaan pada suatu periode, biasanya pada akhir tahun atau kuartal.
(27)
2. Laporan laba rugi (income statement), berfungsi meringkas pendapatan dan biaya perusahaan selama suatu periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun atau kuartalan.
Laporan keuangan umumnya menyediakan data mentah, dan membutuhkan manajer keuangan untuk mengolahnya sehingga dapat menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menga mbil keputusan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio Keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (Van Horne dan Wachowicz, 2005:202). Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
2.4.2 Rasio Keuangan dalam Analisis Fundamental 2.4.2.1 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (Van Horne dan Wachowicz, 2005:205). Menurut Keown et al (2011:75), rasio-rasio yang termasuk ke dalam rasio likuiditas, antara lain:
1. Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap
(28)
hutang lancar. Current Ratiomenunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan tersebut dengan menggunakan aktiva lancarnya. Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya (Van Horne dan Wachowicz, 2005:206).
Aktiva lancar (current asset) merupakan aktiva perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.
Hutang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang bank yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun, utang wesel, hutang gaji, hutang pajak, hutang dividen, biaya diterima dimuka, serta utang jangka pendek lainnya. Rasio Lancar (current ratio) dapat dihitung dengan rumus (Ross et al.,2004:53) :
������������ = �������������
������������������
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar (current assets),
(29)
kecuali persediaan (inventory) terhadap kewajiban lancar (current liabilities)
(Van Horne dan Wachowicz, 2005:207). Artinya nilai persediaan dapat kita abaikan dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk diuangkan apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.Rasio Cepat (Quick Ratio) dapat dihitung dengan rumus (Ross et al.,2004:54) :
���������� = ������������� − ���������
������������������
Jika rasio cepat sebuah perusahaan rendah, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus menjual persediaannya untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Sulit untuk menjual persediaan dengan cepat dan dengan harga normal, karena itu perusahaan harus menjualnya dibawah harga pasar sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
2.4.2.2 Rasio Leverage
Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam (Van Horne dan Wachowicz, 2005:208). Apabila rasio leverage sebuah perusahaan tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian yang lebih besar, tetapi juga berdampak pada laba yang lebih besar. Disisi lain, apabila rasio leverage rendah, maka risiko
(30)
akan kerugian juga akan rendah.Menurut (Van Horne dan Wachowicz, 2005:208), rasio-rasio yang termasuk ke dalam rasio leverage, antara lain:
1. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai total utang perusahaan (termasuk kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham. Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ross et al.,2004:55):
�����������������= ���������
�����������
Secara umum, para kreditor akan lebih suka jika rasio ini lebih rendah. Hal ini dikarenakan apabila semakin rendah rasio ini, maka semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar perlindungan bagi kreditor (margin perlindungan) jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar.
2.Debt to Total Asset Ratio
Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan antara total utang perusahaan dengan total aktivanya. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.Debt to Total Asset Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ross et al.,2004:55) :
(31)
��������������= ����������� − �����������
�����������
Rasio ini memiliki tujuan yang hampir sama dengan rasio debt to equity. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham, semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh kreditor perusahaan. Singkatnya, semakin tinggi rasio debt to total asset, semakin besar risiko keuangannya, sebaliknya semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah risiko keuangannya.
2. Debt to Total Capitalization Ratio
Debt to Total Capitalization Ratio adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan antara utang jangka panjang dalam struktur modal (pendanaan jangka panjang) perusahaan.Debt to Total Capitalization Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Van Horne dan Wachowicz, 2005:208):
������������������������������ = Utang jangka panjang Total permodalan
2.4.2.3 Rasio Profitabilitas
Salah satu tujuan perusahaan adalah memperoleh laba. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan telah menetapkan standar laba yang ditargetkan untuk satu periode. Standar laba atau tingkat
(32)
keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam rasio, yang dikenal sebagai rasio keuntungan atau rasio profitabilitas, disebut juga dengan rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manjemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Van Horne dan Wachowicz, 2005:208).Rasio ini dapat dijadikan alat evaluasi kenerja manajemen selama ini, apakah telah berkinerja secara efektif atau tidak. Oleh karena itu rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu atau beberapa periode. Menurut Van Horne dan Wachowicz, (2005:222), rasio-rasio yang termasuk ke dalam rasio leverage, antara lain:
1. Rasio Margin Laba Kotor
Rasio ini mengindikasikan laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, yakni setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual. Rasio tersebut merupakan pengukur efisiensi operasi perusahaan, serta merupakan indikasi dari cara produk ditetapkan harganya.Rasio margin laba kotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Van Horne dan Wachowicz, 2005:222):
Rasio Margin Laba Kotor = Penjualan bersih−Harga Pokok Penjualan Penjualan bersih
(33)
2. Rasio Margin Laba Bersih
Margin laba bersih adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.Rasio margin laba kotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Van Horne dan Wachowicz, 2005:223):
Rasio Margin Laba Kotor = Laba bersih setelah pajak Penjualan bersih
3. Tingkat Pengembalian Aktiva (Return on Assets /ROA)
Return on Asset merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan. Apabila kinerja perusahaan yang diukur dengan dimensi profitabilitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak yang positif terhadap keputusan investor di pasar modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk penyertaan modal. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ross et al., 2004:59) :
�������������� = ��������� Total Assets
4. Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity / ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.Untuk
(34)
dengan total ekuitasnya. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ross et al., 2004:59) :
��������������= ��������� Total Equity
2.4.2.4 Rasio Pasar
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham.Menurut (Bodie, 2006:300), rasio-rasio yang termasuk ke dalam rasio pasar, antara lain :
1. Rasio harga pasar terhadap nilai buku (market-book-value ratio)
Rasio harga pasar terhadap nilai buku sama dengan harga pasar per lembar saham biasa perusahaan dibagi dengan nilai bukunya, yaitu ekuitas per lembar saham. Analis kadang kala memperhitungkan saham perusahaan dengan rasio harga pasar terhadap nilai buku yang rendah sebagai investasi yang “aman”, karena melihat nilai buku sebagai pendukung “dasar” dari harga pasar. Market-book-value ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ross et al.,
2004:60):
��������������������= ���������������ℎ���
�������������ℎ��� 2. Rasio harga terhadap laba (Price-Earnings Ratio/PER)
(35)
merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan EPS dari saham yang bersangkutan (Ross et al., 2004:59).
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mengharapkan pertumbuhan dividen yang tinggi, saham memiliki risiko yang rendah dan investor puas dengan pendapatan yang tinggi serta perusahaan mengharapkan pertumbuhan dividen daripada proporsi laba yang tinggi.Price-Earnings Ratio
dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ross et al., 2004:59) : ������������������ = ���������ℎ���
������������ℎ��� 2.4.2.5 Rasio Aktivitas
Rasio aktivas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Rasio ini digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan digudang, perputara modal kerja, perputara aktiva tetap dalam satu periode. Rasio aktivitas diperoleh dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode
Secara umum, rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal.
(36)
Menurut (Van Horne dan Wachowicz, 2005:212), rasio-rasio yang termasuk ke dalam rasio aktivitas, antara lain :
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan (inventory turnover). Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek. Demikian pula sebaliknya.
Inventory Turnoverdapat dihitung dengan menggunakan rumus (Van Horne dan Wachowicz, 2005:216) :
�����������������= �������������������
���������� 2. Rasio Perputaran Total Aktiva(Total Assets Turnover)
Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Bila rasio total asset turnover
suatu perusahaan rendah hal ini berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk meningkatkan lagi pejnualannya dan mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.
Rasio total assets turnover diperoleh dengan cara membandingkan penjualan dengan total aktiva.
(37)
Total Asset Turnover dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Van Horne dan Wachowicz, 2005:221) :
������������������ = ���������
����������� 3. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Rasio perputaran piutang ( Receivable Turnover) merupakan rasio yang memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Rasio ini memberitahu kita berapa kali piutang usaha telah berputar (menjadi kas) selama tahun tersebut. Semakin tinggi perputaran, semakin pendek waktu antara penjualan kredit dengan penagihan tunainya.
Reveivable Turnover dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Van Horne dan Wachowicz, 2005:212) :
Receivable Turnover = �����������������ℎ���������ℎ
������� 2.5 Indeks LQ-45
Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkanperkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek. Di Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ-45. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi
(38)
dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam indeks LQ-45 sebagai berikut:
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler.
Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Selanjutnya, bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ-45. Penggantian saham dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
2.6 Penelitian Terdahulu
1. Abgineh (2013) melakukan penelitian dengan judul “The Investigation of The Relation between Changes in Financial Ratios with Changes in Stock Returns on The Tehran Stock Exchange”, melalui teknik analisis data multiple linear regression analysis penulis membuktikan bahwa Current ratio, Shifts
(39)
Instantaneous memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham.
Shifts The Margin to Sell, Shifts Sells Ratio memiliki hubungan signifikan yhang lemah terhadap return saham. EPS, PER, tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham.
2. Martani et al (2009) melakukan penelitian dengan judul “The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow from Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return”, melalui teknik analisis data multiple linear regression analysis penulis membuktikan bahwa NPM, ROE, TATO, PBV memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham. Selain itu, variabel lainnya memiliki hubungan negatif dengan return saham.
3. Utomo (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Beta dan Varian Return Saham terhadap Return saham”, melalui teknik analisis data
Regresi berganda penulis membuktikan bahwa variabel beta saham dan varian
return saham secara parsial signifikan terhadap return saham.
4. Suwandi (2003) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Saham-Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta”, melalui teknik analisis data
Regresi bergandapenulis membuktikan bahwa Nilai buku per saham (BVPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham baik secara parsial maupun bersama-sama. (BVPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap return
(40)
saham. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap return saham.
5. Pettengill etal (1995) melakukan penelitian yang berjudul “The Conditional Relation between Beta and Returns”, melalui teknik analisis data Sharpe-Lintner-Black Model penulis membuktikan bahwa Beta memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham.
6. Bhandari (1988) melakukan penelitian dengan judul “Debt to Equity Ratio and Expected Common Stock Returns: Empirical Evidence”, melalui teknik analisis data multiple linear regression analysis penulis membuktikan bahwa return
saham yang diharapkan berhubungan positif terhadap DER. Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Peneliti Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil dan Kesimpulan Maryam Abgineh
2013 The
Investigation of The Relation between Changes in Financial Ratios with Changes in Stock Returns on The Tehran Stock Exchange
Current ratio(CR), Shifts
Instantaneous, Shifts The Margin to Sell, Shifts Sells Ratio, Earnings Per Share (EPS), Price-to-Earnings Ratio
(PER), and Stock Return.
Multiple linear regression analysis
Current ratio, Shifts Instantaneous memiliki hubungan signifikan terhadap return saham. Shifts The Margin to Sell, Shifts Sells Ratio memiliki hubungan signifikan yang lemah terhadap return saham. EPS, PER tidak memiliki hubungan signifikan terhadap return saham. Dwi Martani, Mulyono, and Rahfiani Khairurizka
2009 The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow from Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return
Net Profit Margin
(NPM), Return on Equity (ROE),
Current ratio
(CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Total Asset Turnover (TATO),
Price to Book Value
(PBV), Total Asset, Cashflow from Operation / Sales, and Stock Returns
Multiple linear regression analysis
NPM, ROE, TATO, PBV memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham. Selain itu, variabel lainnya memiliki hubungan negatif dengan return saham.
(41)
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil dan Kesimpulan
Welly Utomo 2007 Analisis
Pengaruh Beta dan Varian Return Saham terhadap
Return Saham
Beta saham, Varian Return Saham, Return Saham.
Regresi berganda
Variabel beta saham dan varian return saham secara parsial signifikan terhadap return saham.
Suwandi 2003 Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Saham-Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta
Nilai buku per saham
(BVPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Return Saham.
Analisis regresi berganda
Nilai buku per saham (BVPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham baik secara parsial maupun bersama-sama.
(BVPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap return saham. Glenn N. Pettengill, Sridhar Sundaram, and Ike Mathur
1995 The Conditional Relation between Beta and Returns
Beta and Stock Returns Sharpe- Lintner-Black Model Beta memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham. Laxmi Chand Bhandari
1988 Debt to Equity Ratio and Expected Common Stock Returns: Empirical Evidence
Debt to Equity Ratio and Stock Returns.
Multiple linear regression analysis
Return saham yang diharapkan berhubungan positif terhadap DER.
(42)
2.7Kerangka Konseptual
Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis melalui analisis rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Rasio keuangan dapat menjelaskan informasi yang dapat digunakan sebagai alat pertimbangan dan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan dimasa sekarang dan yang akan datang. Hal ini akan berpengaruh terhadap hargasaham, karena menurut Tandelilin (2010:233), dengan menggunakan laporan keuangan, investor akan dapat membuat keputusan apakah akan membeli atau menjual saham yang bersangkutan.
Menurut Keown et al. (2008:189), saham mungkin menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi untuk pemiliknya, tetapi juga memiliki risiko yang tinggi. Jadi, semakin tinggi tingkat pengembalian yang diinginkan maka risiko juga semakin tinggi.
(43)
Berdasarkan latar belakang, pendapat pakar keuangan, dan beberapa hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual pada penelitian ini adalah :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price-Earning Ratio (PER), Total Assets Turnover, dan risiko sistematis berpengaruh terhadap harga saham Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
Current ratio
Debt to EquityRatio
Return on Asset
Total Assets Turnover Price Earnings Ratio
Harga Saham
Risiko Sistematis (Beta)
(44)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs sampai April 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang secara berturut-turut terdaftar dalam 6 (enam) periode indeks LQ-45, yaitu :periode Februari 2010-Juli 2010, Agustus 2010-Januari 2011, Februari 2011-Juli 2011, Agustus 2011-Januari 2012, dan Februari 2012-Juli 2012, Agustus 2012-Januari 2013.
2. Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas terdiri dari Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Price Earning Ratio, Total Asset Turnover,dan Beta. Variabel terikatnya adalah Hargasaham.
(45)
3.4 Definisi Operasional
Untuk menguji pengaruh rasio keuangan dan risiko sistematis terhadapharga saham, pada penelitian ini digunakan rasio keuangan dan risiko sistematis (Beta) sebagai variabel independen, sedangkan untuk variabel dependen adalah hargasaham dari perusahaan yang listing dan terpilih sebagai sampel.
Variabel independen pada studi ini adalah rasio-rasio keuangan dan beta yang dihitung dengan menggunakan data yang tersedia dalam laporan keuangan tahun 2010-2012. Rasio-rasio keuangan dalam penelitian ini adalah rasio Current ratio(CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset(ROA), Price Earnings Ratio(PER) dan Total Assets Turnover. Sebagaimana dirinci pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Parameter Skala
Ukur HargaSaha
m (Y)
Harga penutupan pada laporan keuangan
closing price
Rasio
Current ratio(X1)
Rasio yang menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar
��= �������������
������������������ Rasio
Debt to Equity Ratio (X2)
Rasio yang digunakan untuk menilai total utang perusahaan (termasuk kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham
��� = ���������
(46)
Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Parameter Skala
Ukur
Return on Assets (X3)
Rasio keuangan yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang
dipergunakan ���= ��������� Total Assets Rasio Price-Earnings Ratio (X4)
Rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan EPS dari saham yang bersangkutan
���= ���������ℎ���
������������ℎ��� Rasio
Total Assets Turnover
(X5)
Rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva
������������������= ���������
����������� Rasio
Risiko Sistematis (Beta) (X6)
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti perubahan ekonomi suatu negara, perubahan pajak oleh dewan, atau perubahan situasi energi dunia, yaitu risiko yang
mempengaruhi sekuritas secara keseluruhan, sehingga tidak dapat didiversifikasi.
�=∑����− ���∑���
∑��2− ���2
��2=�(���− ��)2
�
� �=1
Risiko sistematis
=
β2 × ��2(47)
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang secara berturut-turut terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan kriteria :
1. Terdaftar dalam indeks LQ-45 periode Februari Juli 2010, Agustus 2010-Januari 2011, Februari 2011-Juli 2011, Agustus 2011-2010-Januari 2012, dan Februari 2012-Juli 2012, Agustus 2012-Januari 2013.
2. Mengeluarkan laporan keuangan selama priode penelitian.
Berdasarkan kriteria, maka populasi dalam penelitian ini adalah 29 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode sampel jenuh dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel dalam penelitian (Sugiyono, 2006:78).
Tabel 3.2
Ringkasan Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah Sampel
Perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ-45 45 Tidak terdaftar dalam indeks LQ-45 periode Februari
2010-Juli 2010, Agustus 2010-Januari 2011, Februari 2011-2010-Juli 2011, Agustus 2011-Januari 2012, dan Februari 2012-Juli 2012, Agustus 2012-Januari 2013.
(16)
Tidak mengeluarkan laporan keuangan 0
Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan (5)
Jumlah Sampel Penelitian 24
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No. Kode Emiten
1. AALI Astra Argo Lestari Tbk. 2. ADRO Adaro Energy Tbk.
3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 4. ASII Astra International Tbk.
5. BUMI Bumi Resources Tbk.
(48)
Lanjutan Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No. Kode Emiten
8. GGRM Gudang Garam Tbk 9. INCO Vale Indonesia Tbk.
10. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 11. INDY Indika Energy Tbk.
12. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 13. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 14. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 15. KLBF Kalbe Farma Tbk.
16. LPKR Lippo Karawaci Tbk. 17. LSIP PP London Sumatera Tbk
18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 20. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
21. TINS Timah (Persero) Tbk.
22. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 23. UNTR United Tractors Tbk.
24. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Sumber
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia, buku-buku referensi, internet, dan literatur-literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data dari literatur, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.
(49)
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19).
Penelitian ini menggunakan program software SPSS (Statistic Product & Service Solution) for Windowsuntuk membantu mengolah data dan menyelesaikan penelitian ini.
3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah analisis regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Dalam persamaan garis regresi, yang bertindak sebagai variabel dependen adalah hargasaham, sedangkan variabel independen diwakili oleh CR, DER, ROA, PER, Total Assets Turnover, dan risiko sistematis(Beta). Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik, baik itu multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Model persamaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5 + β6X6 + e
Keterangan:
Y = Hargasaham
α = Konstanta
X1 = Current ratio (CR)
(50)
X3 = Return on Assets(ROA) X4 = Price Earning Ratio (PER) X5 =Total Assets Turnover (TAT) X6 =Risiko Sistematis (Beta)
β1 = Koefisien Regresi variabel X1
β2 = Koefisien Regresi veriabel X2
β3 = Koefisien Regresi variabel X3
β4 = Koefisien Regresi variabel X4
β5 =Koefisien Regresi variabel X5
β6 =Koefisien Regresi variabel X6 e = Term of Error
3.9Pengujian Hipotesis
3.9.1 Pengujian Model Data Panel
Permodelan dalam menggunakan teknik regresi data panel dapat menggunakan tiga pendekatan alternatif metode dalam pengolahannya. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah metode common-constant (the pooled OLS
Method), metode fixed effect method (FEM), dan metode random effect method
(REM). Dalam menentukan metode yang paling sesuai untuk data panel maka diperlukan pembuktian melalui uji Chow Test dan Hausman Test. Adapun pemilihan model yang dipilih yaitu:
1. Uji Chow
Chow test bertujuan untuk membandingkan antara metode Ordinary Least Square (OLS) dan metode Fixed Effect Method (FEM). Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Chi Square statistik uji Chow. Apabila nilai Chi Square
(51)
nilai Chi Square statistik pada uji Chow tidak signifikan berarti model dapat diestimasi dengan model Ordinary Least Square (OLS) dan pengujian model cukup sampai disini tanpa perlu melakukan uji Hausman.
2. Uji Hausman
Hausman test bertujuan untuk membandingkan antara metode Random Effect Method (REM) dan metode Fixed Effect Method (FEM). Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Chi Square statistik uji Hausman. Apabila nilai Chi Square statistik pada uji Hausman signifikan berarti model dapat diestimasi dengan model Fixed Effect Method (FEM). Sedangkan jika nilai Chi Square
statistik pada uji Chow tidak signifikan berarti model dapat diestimasi dengan model Random Fixed Method (OLS).
3.9.2 Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel bebas (independent) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. H0 : b1 = b2= b3= b4= b5= b6= 0
Artinya, semua variabel bebas, yaitu Current ratio(CR), Debt Equity Ratio(DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan Risiko sistematis(beta)secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perusahaanLQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
(52)
b. H0 : b1 ≠ b2 ≠b3≠ b4≠ b5≠ b6≠0
Artinya, semua variabel bebas, yaitu Current ratio(CR), Debt Equity Ratio(DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan risiko sistematis (beta), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaanLQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
Pengujian ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1. Membandingkan antara F tabel dan F hitung
Bila F hitung ≤ F tabel atau nilai sig. F > 0,05, maka H0 diterima yang berarti bahwa Current ratio(CR), Debt Equity Ratio(DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan beta secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Sebaliknya, jika F hitung > F tabel atau sig. F ≤ 0,05, maka H 0 ditolak yang berarti bahwa Current ratio(CR), Debt Equity Ratio(DER), Return on Asset
(ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan risiko sistematis (beta) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaanLQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
2. Berdasarkan probabilitas
Dalam skala probabilitas lima persen, jika probabilitas (signifikansi) lebih
besar dari α (5%), maka Current ratio(CR), Debt Equity Ratio(DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan
(53)
beta secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Sebaliknya, jika lebih kecil dari α (5%), maka Current ratio(CR), Debt Equity Ratio(DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turnover (TAT), dan risiko sistematis (beta) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaanLQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji- F :
a. Ho diterima (Ha ditolak) jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% b. Ho ditolak (Ha diterima) jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3.9.3 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas, yaitu Current ratio(CR), Debt Equity Ratio(DER), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio
(PER), Total Asset Turnover (TAT), dan beta secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, yaitu harga sahamperusahaan.Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah: a. Current ratio
H0 : b1 = 0, artinyacurrent ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return
saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
(54)
b. Debt to Equity Ratio
H0 : b2 = 0, artinya debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap
return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
H0 : b2 ≠ 0, artinya debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
c. Return on Assets
H0 : b3 = 0, artinya Return on Assets berpengaruh tidak signifikan terhadap return
saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
H0 : b3 ≠ 0, artinya Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap return
saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
d. Price Earnings Ratio
H0 : b4 = 0, artinya price earnings ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap
return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
H0 : b4 ≠ 0, artinya price earnings ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
(55)
e. Total Assets Turnover
H0 : b1 = 0, artinya Total Assets Turnover berpengaruh tidak signifikan terhadap
return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
H0 : b1 ≠ 0, artinya Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
f. Risiko Sistematis (Beta)
H0 : b5 = 0, artinya risiko sistematis (beta) berpengaruh tidak signifikan terhadap
return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
H0 : b5 ≠ 0, artinya risiko sistematis (beta) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t ≤ 0,05 H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: a. H0 tidak ditolak jika ttabel< thitung < ttabel pada α = 5%
(56)
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi harus memenuhi syarat asumsi klasik, hal ini untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best, Linear, Unbiased, Efficient estimator/BLUE). Pengujian asumsi klasik meliputi:uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas.
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal (Santoso, 2014:190). Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan pendekatan Jarque-Berra normality test.
3.10.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar anggota serangkaian data yang diobservasi dan dianalisis menurut ruang atau menurut waktu, cross section atau time-series (Wibowo, 2012:101). Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji
Lagrange Multiplier (LM Test).
3.10.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji ada tidaknya varian variabel dalam model yang tidak sama (Wibowo, 2012:93)). Jika varians sama maka terjadi homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang
(57)
disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas.Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan menggunakanWhite Heteroskedasticity (cross terms).
3.10.4 Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah di dalam sebuah model regresi terjadi multikolinearitas, maksudnya tidak boleh ada korelasi atau hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas yang membentik persamaan (Wibowo, 2012:87). Apabila terdapat korelasi antara variabel bebas, maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan, apabila tidak terdapat korelasi antara variabel bebas, maka tidak terjadi multikolinearitas. Menganalisis matriks korelasi variabel bebas dapat dipakai untuk menunjukkan indikasi adanya multikolinearitas. Jika antar variabel bebas memiliki korelasi > 0,90 maka hal ini merupakan indikasi multikolinieritas.
(58)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Gambaran Umum Perusahaan 1. PT Astra Agro Lestari Tbk.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Cakrawala tanggal 3 Oktober 1988. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera. Setelah penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar dari Rp 250 miliar menjadi Rp 2 triliun. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan AALI adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, konsultan dan jasa. PT Astra Agro Lestari Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 9 Desember 1997.
2. PT Adaro Energy Tbk.
PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) didirikan tertanggal 28 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2005. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang usaha perdagangan, jasa, industri, pengangkutan batubara, perbengkelan, pertambangan dan konstruksi. Entitas anak bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara, perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik batubara, dan pembangkitan listrik. PT Adaro Energy Tbk. terdaftar di
(59)
3. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) didirikan dengan nama Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang pada tanggal 05 Juli 1968. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian tersebut. Kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa geologi. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Nopember 1997.
4. PT Astra Internasional Tbk.
PT Astra Internasional Tbk. (ASII) didirikan sebagai perusahaan perdagangan di sebuah ruang kecil di Jakarta pada tahun 1957. Di usia yang ke-56 tahun saat ini, Astra telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang diperkuat dengan 189.459 orang karyawan di 178 perusahaan termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Ketekunan dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai perusahaan ternama di mancanegara telah mengantarkan banyak peluang bagi Astra untuk melayani berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui 6 bidang usahanya, yang terdiri dari: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan
(60)
Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik dan Teknologi Informasi. PT Astra Internasional Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April 1990.
5. PT Bumi Resources Tbk.
PT Bumi Resources T beroperasi secara komersial pada 17 Desember 1979. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BUMI meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk pertambangan dan penjualan batubara) dan eksplorasi minyak. PT Bumi Resources Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1990.
6. PT Bakrieland Development Tbk.
PT Bakrieland Development Tbk. (dahulu PT Elang Realty Tbk.) didirikan tanggal 12 Juni 1990 dan memulai kegiatan usahanya pada tahun 1969. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan ELTY adalah bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk usaha jasa manajemen dan penyertaan pada entitas yang berhubungan dengan usaha real estate dan properti, serta dalam bidang infrastruktur. PT Bakrieland Development Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Oktober 1995. 7. PT Energi Mega Persada Tbk.
(1)
Price Earning Ratio Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012
No Perusahaan Kode PER (x)
2010 2011 2012
1 AALI 20.46 13.68 12.64
2 ADRO 36.95 11.16 13.78
3 ANTM 13.86 8 4.08
4 ASII 15.37 14.03 3.7
5 BUMI 22.49 23.16 -1.81
6 ELTY 35.07 -247.92 -1.94
7 ENRG -80.75 28.59 32.11
8 GGRM 18.56 24.08 26.62
9 INCO 12.34 10.51 38.48
10 INDF 14.5 8.05 10.54
11 INDY 31.84 9.46 5.68
12 INTP 18.21 17.43 17.35
13 ITMG 31.29 8.74 11.38
14 JSMR 19.51 21.61 24.12
15 KLBF 25.66 22.43 30.38
16 LPKR 27.99 26.26 9.3
17 LSIP 16.97 7.34 13.98
18 PGAS 17.19 12.49 12.61
19 PTBA 26.32 12.95 15.33
20 SMGR 15.43 17.15 19.09
21 TINS 14.63 9.38 17.91
22 TLKM 13.89 9.18 9.92
23 UNTR 20.44 16.76 12.54
24 UNVR 37.17 34.45 32.87
Rata-rata 17.72 4.96 15.44 Tertinggi 37,17 34,45 38,48 Terendah -80,75 -247.92 -1.94
(2)
Lampiran 7
Total Asset Turnover Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012
No Perusahaan Kode Total Assets Turnover (x)
2010 2011 2012
1 AALI 1 1.06 0.93
2 ADRO 0.61 0.7 0.56
3 ANTM 0.71 0.68 0.53
4 ASII 1.15 1.06 1.03
5 BUMI 0.5 0.54 0.51
6 ELTY 0.08 0.11 0.19
7 ENRG 0.1 0.12 0.32
8 GGRM 1.23 1.07 1.18
9 INCO 0.58 0.51 0.41
10 INDF 0.81 0.85 0.84
11 INDY 0.33 0.28 0.32
12 INTP 0.73 0.77 0.76
13 ITMG 1.53 1.51 1.64
14 JSMR 0.23 0.23 0.37
15 KLBF 1.45 1.32 1.45
16 LPKR 0.19 0.23 0.25
17 LSIP 0.65 0.69 0.56
18 PGAS 0.62 0.63 0.66
19 PTBA 0.91 0.92 0.91
20 SMGR 0.92 0.83 0.74
21 TINS 1.41 1.33 1.28
22 TLKM 0.69 0.7 0.69
23 UNTR 1.26 1.18 1.11
24 UNVR 2.26 2.24 2.28
Rata-rata 0.83 0.82 0.81
(3)
Risiko Sistematis (Beta)Perusahaan LQ-45 Tahun 2010-2012
No Kode Emiten
Risiko Sistematis (Beta)
2010 2011 2012
1 AALI 0.000679 0.003882992 0.000958205 2 ADRO 0.001323 0.007224622 0.003966285 3 ANTM 0.007084 0.005469117 0.009279209 4 ASII 0.007138 0.003450446 1.09998E-05 5 BUMI 0.004243 0.012999677 0.008338777 6 ELTY 0.022729 0.010074773 0.002738271 7 ENRG 0.003685 0.034503031 0.005243544 8 GGRM 0.000475 0.001284493 0.000139059 9 INCO 0.007687 0.005278625 0.008630689 10 INDF 0.003652 0.004455967 0.000388694 11 INDY 0.00307 0.012999677 0.003129272 12 INTP 0.001141 0.004682847 0.000694244 13 ITMG 0.001167 0.005943411 0.00157226 14 JSMR 0.002554 0.001148589 0.000692303 15 KLBF 0.000929 0.002878479 7.75703E-05 16 LPKR 0.005597 0.002475408 0.00120504 17 LSIP 0.001688 0.000492701 0.006674691 18 PGAS 0.000253 0.004543123 1.2222E-06 19 PTBA 0.003639 0.005294371 0.006596643 20 SMGR 0.001579 0.005893432 0.003869409 21 TINS 0.01431 0.003343169 0.006584676 22 TLKM 0.001189 2.46497E-06 0.001426749 23 UNTR 0.001723 0.00509151 0.005807655 24 UNVR 0.000472 1.82924E-05 2.8552E-05 Rata-rata 0.004084 0.005976301 0.003252251 Tertinggi 0.022729 2.46497E-06 7.75703E-05 Terendah 0.000253 0.000492701 0.000139059
(4)
Lampiran 14 Hasil Pengolahan Data 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Autokorelasi
(5)
4. Analisis Regresi Data Panel a. Uji Chow
b. Uji F (F-Test)
(6)
d. Koefisien Determinasi (R2)