Uji Normalitas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

Sistematis Beta terendah dimiliki oleh Perusahaan Gas Negara Persero Tbk yaitu sebesar 0.000253. Tahun 2011, Risiko Sistematis Beta tertinggi dimiliki oleh Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk yaitu sebesar 2.46497E-06, sedangkan harga Risiko Sistematis Beta dimiliki oleh PP London Sumatera Tbk yaitu sebesar 0.000492701. Tahun 2012, Risiko Sistematis Beta tertinggi adalah sebesar 7.75703E-05 yang dimiliki oleh Kalbe Farma Tbk sedangkan Risiko Sistematis Beta terendah adalah sebesar 0.000139059 yang dimiliki oleh Gudang Garam Tbk.

4.2.2 Analisis Statistik

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dimiliki oleh analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Setelah dilakukan uji yang pertama, ternyata data mengalami heteroskedastisitas. Kemudian, penulis menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Salah satu transformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke logaritma natural Ln. Jumlah n pada awalnya adalah 45 berkurang menjadi 24. Adapun metode yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan pendekatan Jarque Berra normality test. Tabel 4.8 Hasil Jarque Berra Sumber: Hasil Peneliti, 2014 Data Diolah Berdasarkan tampilan Tabel 4.8 ditemukan bahwa besarnya nilai Jarque- Berra adalah 1,436871 dengan nilai probability 0,49 0,05. Kemudian dibandingkan dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Square tabel adalah12,59159lebih besar dari nilai Jarque-Berrayakni1,436871. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Lagrange Multiplier. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.9 Hasil Uji Lagrange Multiplier Sumber: Hasil Peneliti, 2014 Data Diolah Berdasarkan uji autokolerasi pada Tabel 4.9 diperoleh nilai ObsR-square sebesar 0,415 dengan nilai probability 0,812 0,05. Kemudian dibandingkan dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Square tabel adalah12,59159lebih besar dari nilai ObsR-squareyakni0,415. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam hasil estimasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama maka terjadi homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat dengan melakukan uji Arch. Tabel 4.10 Hasil Uji Arch Heteroskedasticity Sumber: Hasil Peneliti, 2014 Data Diolah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada tabel 4.10 diperoleh nilai ObsR-square sebesar 0,048 dengan nilai probability 0,82 0,05. Dibandingkan dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Square tabel adalah12,59159 lebih besar dari nilai ObsR- squareyakni0,048. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam hasil estimasi

4. Uji Multikolinearitas

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH FAKTOR- FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG LISTED

0 6 12

ANALISIS PENGARUH FAKTOR- FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG LISTED DI BURSA EFEK JAKARTA

0 3 1

ANALISIS PENGARUH FAKTOR- FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG LISTED DI BURSA EFEK JAKARTA

1 21 13

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap risiko saham pada perusahaan LQ 45 periode 2004-2009

0 7 116

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

3 26 96

Pengaruh Faktor Fundamental dan Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek lndonesia.

0 0 6

Pengaruh Faktor Fundamental dan Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

0 0 6

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.

0 0 106

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN RISIKO TIDAK SISTEMATIS TERHADAP EXPECTED RETURN PORTOFOLIO OPTIMAL INDEKS SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015.

0 2 127

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN RISIKO TIDAK SISTEMATIS TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN SINGLE INDEX MODEL PERIODE TAHUN 2009

0 0 6