b. Debt to Equity Ratio
H :
b
2
= 0, artinya debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. H
: b
2
≠ 0, artinya debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-
45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
c. Return on Assets
H :
b
3
= 0, artinya Return on Assets berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-
45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. H
: b
3
≠ 0, artinya Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-
45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
d. Price Earnings Ratio
H :
b
4
= 0, artinya price earnings ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. H
: b
4
≠ 0, artinya price earnings ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ-
45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e. Total Assets Turnover
H :
b
1
= 0, artinya Total Assets Turnover berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. H
: b
1
≠ 0, artinya Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
f. Risiko Sistematis Beta
H :
b
5
= 0, artinya risiko sistematis beta berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. H
: b
5
≠ 0, artinya risiko sistematis beta berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Indeks LQ-45 di BEI periode Februari 2010-Januari 2013. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 H
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t
≤ 0,05 H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t
hitung
juga dapat dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: a. H
tidak ditolak jika t
tabel
t
hitung
t
tabel
pada α = 5 b. H
a
tidak ditolak jika t
hitung
t
tabel
dan t
hitung
t
tabel
pada α = 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi harus memenuhi syarat asumsi klasik, hal ini untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan
efisien Best, Linear, Unbiased, Efficient estimatorBLUE. Pengujian asumsi klasik meliputi:uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji
multikolinearitas.
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal Santoso,
2014:190. Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah
dengan menggunakan pendekatan Jarque-Berra normality test.
3.10.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar anggota serangkaian data yang diobservasi dan dianalisis menurut ruang atau
menurut waktu, cross section atau time-series Wibowo, 2012:101. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji
Lagrange Multiplier LM Test. 3.10.3
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji ada tidaknya varian variabel dalam model yang tidak sama Wibowo, 2012:93. Jika varians sama
maka terjadi homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas.Metode yang digunakan untuk menguji
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakanWhite Heteroskedasticity cross terms.
3.10.4 Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah di dalam sebuah model regresi terjadi multikolinearitas, maksudnya tidak boleh ada korelasi atau hubungan yang
sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas yang membentik persamaan Wibowo, 2012:87. Apabila terdapat korelasi antara variabel bebas,
maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan, apabila tidak terdapat korelasi antara variabel bebas, maka tidak terjadi multikolinearitas. Menganalisis matriks korelasi
variabel bebas dapat dipakai untuk menunjukkan indikasi adanya multikolinearitas. Jika antar variabel bebas memiliki korelasi 0,90 maka hal ini
merupakan indikasi multikolinieritas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN