II.2. Model Teun A. van Dijk
Analisis yang dikenal sebagai Pendekatan kognisi Sosial ini, dikembangkan oleh pengajar di Universitas Amsterdam Belanda, dengan
tokohnya Teun A. van Dijk. Wacana di sini bukan hanya dilihat dari struktur wacana, tetapi juga menyertakan bagaimana wacana itu diproduksi. Proses
produksi ini menyertakan suatu proses yang disebut kognisi sosial. Menurut Teun A. van Dijk penelitian atas wacana tidak cukup jika didasarkan pada analisis atas
teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus diamati. Perlu dilihat bagaimana sesuatu teks diproduksi sehingga kita
memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa seperti itu. Oleh karena itu penelitian mengenai wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks adalah
bidang yang kosong. Sebaliknya dia adalah bagian kecil dari struktur masyarakat Eriyanto,2001:222.
Pada dasarnya, realitas di dalam masyarakat informasi sekarang dibentuk oleh berbagai teknik kontruksi sosial realitas. Konstruksi ini menciptakan
berbagai bentuk kejadian atau peristiwa yang tampaknya terjadi, padahal semuanya tidak lebih dari sebuah rekayasa. Bisa dikatakan bahwa keyakinan atau
pengetahuan kita tentang dunia diperoleh melalui discourse dan komunikasi. Teks dibentuk dalam suatu praktek diskursus. Teun A. van Dijk tidak
hanya membongkar teks semata, tapi ia melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana
kognisipikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tersebut. Wacana oleh Teun A. van Dijk dibentuk oleh tiga dimensi: teks, kognisi
sosial, dan konteks sosial.
Universitas Sumatera Utara
Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level
kognisi sosial dipelajari proses produksi berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang
berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah Eriyanto,2001:224. Model analisis Teun A. van Dijk bisa digambarkan sebagai berikut :
Eriyanto,2001:225 a. Teks
Teks terdiri dari beberapa unsur dan tingkatan yang saling mendukung. Pertama struktur makro, ini merupakan makna globalumum dari suatu teks yang
diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan
kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam suatu berita secara utuh. Ketiga struktur mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dari
bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak, kalimat, parafrase, dan gambar.
Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai. Pernyataan tema pada level umum didukung oleh pilihan kata,
kalimat, atau retorika tertentu. Kita tidak hanya mengerti apa isi dari suatu teks Konteks
Kognisi Sosial Teks
Universitas Sumatera Utara
berita, tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraf, dan proposisi. Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebgai berikut:
Eriyanto,2001:227 Pemakaian kata, kalimat, proposisi tertentu oleh media dipahami Teun A.
van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara untuk
mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan atau penentang.
b. Kognisi Sosial dalam kerangka analisis wacana Teun A. van Dijk , perlu ada penelitian
mengenai kognisis sosial, atau kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Seperti yang dijelaskan Eriyanto 2001:261, peristiwa dimengerti dan
dipahami didasarkan pada skema. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di mana tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia,
peranan sosial dan peristiwa.
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang diamati dari topik atau tema yang diangkat dari suatu teks
Super Struktur
Kerangka dari suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan
Struktur Mikro
Makna local dari suatu teks yang diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
Universitas Sumatera Utara
Skema menunjukkan bahwa kita mengunakan struktur mental untuk menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Skema
bekerja secara aktif untuk mengkonstruksi realitas. Membantu kita untuk mamandu apakah yang harus kita pahami, maknai, dan ingat tentang sesuatu. Ada
beberapa macam skemamodel yang dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Macam-macam Skema
Skema Person Person Schemas. Skema ini adalah bagaimana seseorang
menggambarkan dan memandang orang lain. Bagaimana seorang penyiar misalnya, memandang dan memahai orang yang sudah tidak perawan yang
kemungkinan besar akan berpengaruh terhadap berita yang akan disampaikan.
Skema Diri Self Schcemas. Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri
sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.
Skema Peran Role Schemas. Skema ini berhubungan dengan bagaimana
seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.
Skema Peristiwa Event Schemas. Skema ini barangkali yang paling banyak
dipakai , karena hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu lalang. Dan setiap peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai dalam skema
tertentu. Umumnya, skema peristiwa inilah yang paling banyak dipakai wartawan. Eriyanto,2001:262
Wartawan atau penyiar menggunakan modelskema dalam memahami peristiwa yang diliputnya. Model itu memasukkan opini, sikap, persfektif dan
informasi lainnya. Menurut Teun A. van Dijk dalam Erriyanto 2001:269 ada beberapa strategi yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Pertama seleksi, yaitu strategi yang komplek yang menunjukkan bagaimana sumber, peristiwa, informasi diseleksi oleh wartawan untuk
ditampilkan ke dalam berita. Kedua reproduksi, berhubungan dengan apakah informasi yang ditampilkan dikopi, digandakan, atau tidak dipakai sama sekali
oleh wartawan. Ini berhubungan dengan sumber berita. Ketiga penyimpulan, strategi besar dalam memproduksi berita atau tulisan yang berhubungan dengan
mental wartawan adalah penyimpulan atau peringkasan informasi. c. Konteks Sosial
konteks didefinisikan sebagai struktur terrepresentasikan secara mental dari sifat situasi sosial yang relevan untuk produksi atau komprehensi wacana. Ini
terdiri dari kategori seperti situasi, setting waktu atau tempat, tindakan yang terjadi meliputi wacana dan genre wacana, peserta dalam berbagai peran
komunikatif, sosial, atau institusional, serta mental representation: tujuan, pengetahuan, opini, sikap, dan ideologi.
Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan
meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam suatu masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan
bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut Teun A. van Dijk, dalam analisis
mengenai masyarakat ini, hal yang penting yakni kekuasaan dan akses. Praktik kekuasaan berhubungan dengan kepemilikan yang dimiliki oleh
suatu kelompok, satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Biasanya didasarkan atas pemilikan sumber-sumber yang bernilai. Sedangkan akses,
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bagaimana kelompok yang berkuasa memiliki akses yang lebih besar ke media dan kesempatan yang lebih besar untuk mempengaruhi khalayak.
Hal inilah yang terkadang menjadikan media bukanlah sesuatu yang netral, tetapi bisa dikuasai oleh kelompok dominan, media memiliki kemungkinan besar
dikuasai oleh kelompok berkuasa atau kelompok-kelompok yang memegang kekuasaan.
Untuk kalangan kritis critical, media dipandang sebagai alat perjuangan kelas. Makna dalam hal ini tidak ditentukan oleh struktur realitas, melainkan oleh
kondisi ketika pemaknaan dilakukan melalui praktek sosial, dimana terdapat peluang yang sangat besar bagi terjadinya pertarungan kelas dan ideologi.
II.3. Komunikasi Massa