BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Analisis Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas tiga struktur tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Pertama, struktur makna global
umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur, ini merupakan struktur
wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian suatu teks tersusun dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur makro adalah
makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks, yakni kata, kalimat proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Ketiga struktur wacana ini akan
diamati melalui tematik, skematik, latar, detil, maksud, koherensi, koherensi kondisional, koherensi pembeda, pengingkaran, bentuk kalimat, kata ganti,
leksikon, praanggapan, grafis, dan metafora. Rekaman talkshow pada program siaran ORGASME Obrolan Segar Seputar Seks yang Menggairahkan sebanyak
tiga rekaman.
IV.1.1. Analisis Teks Talkshow Siaran ORGASME Obrolan Segar Seputar Seks yang Menggairahkan
Rekaman Pertama, Kamis 06 Maret 2008
Elemen pertama yang diteliti dalam sebuah teks adalah elemen tematik. Bisa juga disebut sebagi elemen gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari
suatu teks. Tema dari rekaman pertama siaran ORGASME Obrolan Segar
Universitas Sumatera Utara
Seputar Seks yang Menggairahkan ini adalah mengenai Homoseksual atau gay. Topiknya dan judulnya sangat menjelaskan bahwa talkshow ini sedang
membahas mengenai homoseksual yang ternyata merupakan permintaan dari beberapa pendengar setia Orgasme. Sebenarnya pada beberapa bulan lalu, bahasan
topik mengenai Homoseksual sudah pernah dibahas tetapi karena rasa keingintahuan Orgasmers sebutan bagi para pendengar setia ORGASME.,
sehingga topik ini diangkat kembali. Hal ini jelas terlihat dalam kalimat berikut: “ ORGASME akan ngebahas satu topik yang diminta oleh beberapa para
pendengar ORGASME . ada yang pengen di ules, ada yang pengen taubat dan ada yang penasaran kenapa bisa seperti ini.”
Kalimat tersebut menjelaskan antusias para Orgasmers, kemungkinan
dianatara para pendengar tersebut ada yang mengalami gangguan orientasi seks atau seorang homoseksual. Dalam kalimat yang terdapat dalam elemen maksud
ini: ”Homoseksual, dalam arti kata homoseksualnya ternyata satu jenis satu
jenis dan ternyata homoseksual itu bukan hanya sesama laki-laki antara laki-laki, perempuan juga bisa dikatakan homoseksual. Homoseksual,
tetapi dengan bahasa yang lebih akrab bila diperempuan.lebih spesifik lagi namanya lesbian klo laki-laki sebenarnya bukan homoseks tetapi gay.”
Dalam elemen maksud tersebut menjelaskan bahwa homoseksual itu merupakan hubungan sesama jenis dan bukan hanya sesama laki-laki saja tetapi
antara wanita juga. Disini secara jelas menerangkan bahwa banyak orang yang bersepsi homoseksual itu cenderung adalah hubungan diantara sesama laki-laki.
Dan hubungan seksual antara wanita hanya disebut dengan lesbian. Jelas dengan ini, menambah pengetahuan bagi para pendengar Orgasmers yang awalnya tidak
tahu dan yang memiliki persepsi yang salah terhadap pengertian Homoseksual. ”Kamu harus bisa melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki tuh cewek,
itu benar-benar sempurna banget. Setiap bentuk tubuh, setiap ujung dari
Universitas Sumatera Utara
tubuh wanita itu mempunyai arti. Sangat sensual. Itu makanya yang selalu dieksplor itu adalah tubuh wanita kan? Tidak pernah tubuh laki-laki
dieksplor.”
Dalam pembicaran kedua penyiar ini, mereka menjelaskan bahwa seharusnya para pria tidak jauh dari topik pembahasan dari wanita. Karena wanita
itu adalah sosok yang sempurna yang telah diciptakan oleh Tuhan. Dan wanita itu diciptakan untuk menemani para pria. Setiap lekuk tubuh wanita adalah sempurna
dan sensual, mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut. Sehingga, kebanyakkan yang dieksplor di media adalah tubuh wanita. Tetapi ternyata kaum gay tidak
memandang hal tersebut, mereka lebih tertarik terhadap kaum mereka sendiri atau sesama mereka. Mereka lebih suka terhadap lekuk tubuh pria dibandingkan lekuk
tubuh wanita yang sangat sensual itu. Bagiku sangat mudah mengetahui gay dari suara, intonasi bicara, dan
kalimat dia dari jawaban atau comment tentang sesuatu hal. Belum lagi dari body language dan penampilan.
Maksud dari kalimat diatas adalah penggambaran secara eksplisit ciri- ciri seseorang dikatakan gay. Walaupun secara generalisasi kita tidak tahu pasti
apakah seseorang dikatakan gay hanya dengan ciri-ciri yang diutarakan. Kita tidak boleh menghakimi seseorang yang berperilaku seperti ciri-ciri tersebut. Banyak
ternyata, pria yang diluarnya kelihatan macho atau jantan adalah gay. Sehingga, tidak semua pria yang berperilaku agak feminim merupakan homoseksual atau
gay. Kita dapat mengetahui dengan pasti apakah seseorang itu gay atau tidak hanya dengan bergaul dan mengenal orang itu lebih mendalam.
Koherensi yang terdapat dalam wacana ini adalah penggunaan kata dalam kalimat berikut.
”Dia suka gak nyambung kalau sama cowok, dan itu mungkin lebih sering sama cowok gitu.”
Universitas Sumatera Utara
Disini terlihat perbedaan kalimat yang dihubungkan dengan kata penghubung ”dan”. Kalimat pertama menjelaskan bahwa subjek yang dimaksud
tidak dapat nyambung dalam artian berkomunikasi dengan sesama jenisnya, tetapi pada kalimat kedua menjelaskan bahwa subjek sering berkumpul dengan para pria
dibandingkan berkumpul dengan para wanita. Jelas kalimat yang berbeda tetapi dihubungkan. Dan ini merupakan salah satu ciri-ciri gay, bahwa kaum gay
cenderung lebih suka berkumpul dengan para pria atau para gay. ”Ada cowok ketemu sama waria. Ada cowok yang emang ketemu sama
cowok, dan itu benar-benar alat kelaminnya sama-sama aktif dan mereka ganti-gantian.”
Kalimat koherensi lainnya yang terdapat dalam wacana ini, menerangkan bahwa penjelasan mengenai alat kelamin para waria yang pada umumnya adalah
homoseksual. Waria yang masih seorang laki-laki secara seksual atau jenis kelamin, ternyata memiliki alat kelamin yang masih aktif. Dan mereka yang
sesama pria atau homoseksual itu, pada saat melakukan hubungan intim mereka ’ganti-gantian’ dalam artian mereka saling bergantian memuaskan nafsu mereka.
Dalam wacana ini, kalimat koherensi kondisional terdapat dalam kalimat
”Ya banyak seh kalo di lihat apalagi di dalam seputar dunia entertaint yang namanya homoseksual ternyata banyak”.
Di dunia hiburan yang menjadi sorotan masyarakat pun banyak yang
homoseksual atau gay. Kata ’yang’ yang menjadi penghubung dalam kalimat tersebut memperjelas kalimat sebelumnya. Banyak selebriti pria di
Indonesia yang merupakan seorang gay, ada yang terlihat dengan jelas dari cara mereka bersikap, berpakaian, ada pula yang mengakui dengan jelas bahwa ia
seorang homoseksual. Ada juga sifat gay mereka yang tidak terlihat secara jelas, tetapi gosip homoseksual muncul karena dari gaya hidup mereka dan tidak
Universitas Sumatera Utara
menikahnya mereka walaupun umur mereka sudah semakin tua. Homoseksual bisa ditimbulkan karena gaya hidup modern, dan ini juga yang terjadi dalam dunia
selebriti. Gaya hidup dapat menjadikan seseorang itu menjadi homoseksual. ”ada yang mereka mempunyai profesi, maaf niy buat waria. Nah, waria itu
terkadang ada yang memang sengaja memakan obat-obat tertentu untuk membuat, emang benar-benar, alat kelaminnya tidak aktif lagi.”
Kalimat pertama menjelaskan bahwa seseorang yang homoseksual
memiliki salah satu pekerjaan adalah sebagai waria. Waria ini sama halnya dengan pelajur yang menjual tubuhnya dengan melakukan hubungan seksual dan
mereka menerima bayaran. Dan kalimat kedua menjelaskan bahwa terkadang para waria yang berprofesi menjajankan tubuhnya itu, memiliki alat kelamin yang
tidak aktif. Alat kelamin yang tidak aktif tersebut dapat terjadi dengan meminum obat atau ramuan tertentu untuk membuat alat kelamin laki-lakinya tidak aktif
kembali. Berarti mereka tidak dapat memuaskan nafsu mereka melalui alat kelamin laki-lakinya, dan ada diantara mereka yang menggantikan alat kelamin
laki-laki mereka menjadi alat kelamin wanita melalui operasi. Tetapi butuh biaya yang sangat besar, sehingga tidak banyak waria yang dapt melakukan hal tersebut.
”Kalau melihat wanita lesbi, aku ada satu alasan, yang membuat aku sedikit maklum dengan mereka seperti itu.”
Kalimat koherensi kondisional diatas, menerangkan penjelasan salah seorang penyiar yang memaklumi para lesbian. Pemakluman penyiar tersebut
terhadap para lesbian itu dikarenakan satu alasan yaitu, di dunia ini perbandingan antara wanita dan pria adalah 3:1. Sehingga, wanita lebih banyak 3 kali lipat
dibandingkan para pria. Dan jika wanita yang homoseksual atau lesbi, penyiar tersebut memberikan kemakluman. Tetapi jika pria yang lebih sedikit 3 kali lipat
Universitas Sumatera Utara
dari wanita, dan banyak pria yang gay merupakan hal yang tidak dapat dimaklumi menurut penyiar tersebut.
”Dimana, saluran itu adalah saluran yang dipergunakan untuk mengeluarkan kotoran-kotoran. Tetapi mereka pergunakan untuk
kenikmatan-kenikmatan.”
Selain kata penghubung ’yang’, ’dimana’ juga merupakan kata penghubung dalam kalimat koherensi kondisional. Kaum gay dalam berhubungan
seksual, mereka menggunakan saluran yang tidak semestinya. Dalam kalimat tersebut, sangat jelas bahwa saluran yang mereka pergunakan pada saat
berhubungan seksual adalah saluran yang dipergunakan untuk membuang kotoran atau dubur. Tetapi saluran tersebut, mereka pergunakan untuk kenikmatan-
kenikmatan sesaat yang seharusnya tidak dipergunakan. Tidak mengerti mengapa sampai kaum gay atau homoseksual itu dapat melakukan hal seperti itu. Mereka
tidak dapat menerima dirinya sesuai dengan kodratnya, sehingga mereka melaukan penyimpangan seksual yang belum diterima di masyarakat luas. ”
Gay itu sebenarnya iblis yang merasuki jiwanya”,
pernyataan dari seorang penyiar Orgasmer ini menceritakan bahwa gay atau pria penyuka sesama jenis itu,
jiwanya telah dirasuki sehingga mereka menjadi iblis. Arti dari menjadi iblis adalah perilaku mereka yang dilarang oleh agama. Tidak ada satu pun agama yang
membenarkan homoseksual atau perilaku dan perbuatan mereka. Dan hubungan seksual sesama jenis jelas adalah pelanggaran di mata Tuhan , walaupun kita tahu
beberapa negara berkembang telah menerima secara hukum perkawinan sesama jenis. Tapi apapun yang para kaum homoseksual itu lakukan tidak dibenarkan
oleh agama, dan perbuatan mereka itu seolah-olah perbuatan iblis dan jiwa mereka telah dirasuki oleh iblis tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam semua kitab tidak ada yang menghalalkan, yang namanya, berhubungan satu jenis.
Hal ini menguatkan kalimat sebelumnya, bahwa berhubungan dengan satu jenis itu tidak pernah dihalalkan oleh semua kitab atau semua agama yang ada.
Seharusnya tidak ada kompromi terhadap para kaum homoseksual, jelas sekali apa yang mereka lakukan adalah salah dan berdosa. Memang di negara kita ini
tidak ada peraturan atau hukum yang dijatuhi terhadap para kaum homoseksual. Hanya agama dan masyarakat sajalah yang dapat memberikan sanksinya,
walaupun di masyarakat kaum ini tidak terlalu diterima ,mendapat cemoohan dan tidak diperlakukan dengan baik di lingkungannya. Sedangkan pada norma agama,
hukuman yang mereka terima karena melanggar peraturan agama akan mereka terima nantinya di Akhirat.
Koherensi pembeda dalam wacana ini dapat kita lihat dari kalimat berikut: ”Artis-artis ibukota aja yang terlihat depannya macho, tapi kita gak tahu
dibelakang ternyata yuuukkk gitu” Dua buah kalimat yang bertentangan, kalimat pertama menjelaskan bahwa
artis-artis di Indonesia ini, khususnya kepada para pria banyak yang terlihat sangat macho dan jantan. Tetapi pada kalimat kedua yang dihubungkan dengan
kata ’tapi’ menjelaskan sesuatu yang bertentangan dengan kalimat pertama. Kalimat kedua menjelaskan bahwa ternyata tidak semua artis pria yang terlihat
macho dan jantan adalah heteroseksual melainkan ada juga yang homoseksual atau gay. Jadi, ternyata tampang jantan dan kekar menjelaskan mereka itu adalah
penyuka lawan jenis. Penyiar secara implisit memaparkan tampang jantan dan macho bukanlah sebuah jaminan kalu mereka itu bukan homoseksual. Tidak
hanya artis, disekitar kita ternyata banyak yang homoseksual, dan ada juga diantara mereka yang ingin menutupi identitas diri mereka yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
homoseksual tetapi mereka juga berpacara bahkan ada yang menikah dengan lawan jenisnya. Keadaan seperti ini hanya saja menutupi identitas
homoseksualnya karena takut tidak dapat diterima oleh orang-orang disekitar mereka dan dikucilkan. Sehingga mereka menjadi biseksual atau penyuka sesama
dan lawan jenis, tetapi kecenderungan mereka menyukai sesama jenisnya. Hal ini juga digambarkan melalui kutipan sebagai berikut:
Ngeliat cewek, pengen naksir, tapi dia kalau ngeliat cowok, biasanya lebih gede rasa sukanya.
Kaum gay juga tertarik terhadap wanita, mereka tetap memandang wanita itu makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah dan seharusnya wanita itu adalah
pendamping mereka. Tetapi kalimat pembeda ini menggambarkan ketika para gay ini memandang dan melihat laki-laki perasaan yang muncul lebih dibandingkan
ketika melihat para wanita tersebut. Perasaan dimana nafsu yang telah dirasuki iblis itu telah ada dihati dan pikiran mereka, sehingga perasaan suka yang
berlebuhan terhadap sesama itulah yang akhirnya tertanam dan ada didiri mereka. Terkadang sih, kalau obat dari dunia kedokteran, itu tidak ada yang dijual
secara umum. Tetapi ada beberapa obat-obat tradisional.
Hal ini menggambarkan kalimat yang berbeda makna, dimana para gay yang menjual tubuhnya dan bekerja menjadi waria atau pelacur, banyak yang
membuat alat kelamin pria mereka tidak aktif kembali. Caranya dengan meminum obat-obatan atau ramuan. Tetapi obat-obat itu tidak ditemukan dalam dunia
kedokteran dan tidak diperjualbelikan secara bebas. Hanya saja obat-obat seperti itu dapat ditemukan dalam bentuk ramuan tradisional.
Gayanya melambai-melambai , tapi dia bisa memproduksi juga
.
Universitas Sumatera Utara
Para pria yang gay memiliki salah satu ciri adalah feminim, walaupun tidak semua gay memiliki ciri ini. Tapi kecenderungan yang bekerja sebagai
waria, sangat menonjol sifat kewanitaan atau hormon estrogennya. Tetapi dalam kalimat penjelas, menerangkan bahwa pria yang melambai atau feminim ini juga
ternyata bisa memproduksi. Kalimat penjelas disini secara implisit menerangkan kata memperoduksi, tidak secara jelas apakah memproduksi sel sperma atau bisa
memproduksi dan menghasilkan anak. Sehingga pengertian akan kalimat koherensi pembeda ini dapat berbeda-beda. Tetapi kalimat ini hanya mempertegas
bahwa, para gay pun bisa memproduksi apakah itu sel sperma atau dapat menghasilkan anak walaupun mereka kecenderungan bersifat kewanitaan.
Pada bagian sintaksis yang melihat bagaimana kata-kata yang dipilih dalam wacana, terdapat berbagai elemen-elemen didalamnya. Bentuk kalimat
yang terdapat dalam wacana ini apakah akan mengekspresikan secara eksplisit atau implisit subjek pada teks. Seperti dalam teks berikut ini:
Kita tujuannya pengen banget, seminimal mungkin, mengurangilah yang namanya gay di kota Medan.
Kata ”kita” disini adalah program siaran ORGASME Obrolan Segar Seputar Seks yang Menggairahkan yang memiliki tujuan sebagai sarana
pendidikan seks media. Walaupun terdapat talkshow-talkshow pelajaran mengenai seks di radio lain yang merupakan pesaing dari VISI FM Medan. Tetapi VISI FM
Medan memberikan suatu suasana yang segar dan berusaha menarik hati masyarakat Medan dengan cara penyajian talkshow yang berbeda dari radio
lainnya. Dari bentuk kalimat diatas secara implisit menjelaskan bagaimana mengurangi gay di kota Medan. Penyiar ini berharap bahwa dengan siaran mereka
Universitas Sumatera Utara
pada Kamis tanggal 06 Maret 2008, dapat memepengaruhi para gay di kota Medan untuk dapat taubat dan kembali ke jalan yang benar. Tetapi, keinginan
untuk mengurangi kaum gay itu tidak dijelaskan secara nyata seperti apa saja caranya. Apakah setiap hari mereka memberikan slogan untuk menyadarkan
mereka; apakah mereka ada tim khusus untuk terjun ke lapangan dan memberikan doktrin; apakah mereka hendak membukakan atau menyediakan fasilitas untuk
temepat rehabilitasi para kaum homoseksual? Karena diturunkan dari orang tuanya
Mungkin dia dididik sama orang tuanya
Bentuk kalimat dalam kalimat-kalimat ini menyembunyikan orang tua sebagai subjek yang disalahkan. ”diturunkan” dan ”dididik” adalah kalimat pasif
yang bisa memiliki maksud bahwa orang tua yang sebenarnya disalahkan dalam kasus gay ini, tetapi dengan kalimat pasif tadi orang tua ditempatkan secara
tersembunyi. Makna yang muncul dari susunan kalimat ini bisa berbeda, karena posisi sentral dalam kedua kalimat ini adalah gay. Berbeda artinya jika menjadi
kalimat aktif seperti ”mungkin orangtua yang mendidik dia”. Makna dari kaliamt aktif ini menjadikan orangtua yang menjadi pelaku utama atas perubahan orientasi
jenis kelamin seseorang. Orangtualah yang bersalah karena yang menurunkan dalam kalimat pertama dan orangtua bersalah karena mendidik seseorang itu
menjadi seorang homoseksual, itulah maksud dari pernyataan penyiar acara Orgasme tersebut. Dalam kalimat ”
Apalagi masih 17 tahun, untuk dijadikan peliharaannya, seperti setiap om-om”, subjek yang disembunyikan adalah Om-om.
Berbeda maknanya jika dirubah menjadi kalimat aktif. Om-om yang menjadikan anak 17 tahun sebagai peliharaannya.
Kita kan punya juga tuh ‘testi’
Universitas Sumatera Utara
Boleh kita adu ‘testi’ kita. Elemen kata ganti ini untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan
suatu komunitas imajinatif. ’Testi’ yang dimaksud adalah tetis. Penyiar sengaja mengucapkan testis dengan kata ’testi’ untuk memperhalus dan membuat para
pendengar dapat lebih berpikir apa maksud dari pembicaraan mereka. Cuma yang mau peneliti soroti adalah kalimat ”boleh kita adu testi kita” . kalimat ini tidak
wajar diucapkan pada media yang bertujuan untuk memberikan pelajaran seks pada kaum muda kota Medan. Walaupun mereka mengutarakan dengan candaan
tetapi khalayak yang mendengar dapat berimajinasi dari kata-kata tersebut. Kalimat itu dapat memancingkan pikiran-pikiran untuk dapat berimajinasi sesuai
dengan kalimat yang diucapkan oleh kedua penyiar. Kandungan elemen Leksikon terlihat pada pemilihan kata yang digunakan
dalam kalimat berikut: ”Pernah ditembak sama gay gak?”
Kata ’ditembak’ memiliki maksud dari di nyatakan cintanya oleh seorang gay. Memang kata ditembak merupakan kata gaul pada saat ini yang sering
digunakan oleh orang muda di Indonesia.
”Ada pentilnya lagi ya” Kata ’pentil’ tidak pantas diucapakan, karena terkesan kasar. Bisa
menggunakan kata ’puting’ untuk bahasa yang lebih ilmiah dan lebih halus. Seharusnya siaran yang mengatasnamakan pendidikan seks tidak menggunakan
bahasa kampung atau bahasa nonformal dalam pembahasannya. Dan dalam talkshow pendidikan seks seharusnya menggunakan bahasa atau pemilihan kata-
kata yang formal dan ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
She-male sama si cowok, itu, emang tugasnya si cowok aja untuk ngeberikan…torpedonya sama si...
Torpedo yang dimaksudkan adalah alat kelamin pria, dan sekali lagi kata
yang digunakan oleh penyiar adalah bahasa gaul. Memang tidak secara nyata dan jelas apa maksud dari kalimat diatas, sehingga khalayak akan berpikir apa yang
dimaksudkan dengan torpedo. Tetapi dari keseluruhan kalimat, maksudnya adalah jelas bahwa torpedo itu menunjukkan alat kelamin pria atau penis.
Tapi, karena, mungkin gak ada lapak… Kata lain yang dapat digunakan selain kata lapak adalah kata ”tinggal”.
Dan lebih pantas penyiar menggunakan kata tinggal dibandingkan dengan kata lapak yang terdengar lebih kasar dan seolah-olah berantakan.
Unsur grafis yang terdapat pada wacana ini adalah ” ORGASME ,Obrolan Segar Seputar Seks yang Menggairahkan ahhh...ahhhh....”. ini adalah judul dari
program atau siaran yang diteliti, dari judul saja sudah terdiri dari bahasa yang erotis yang dapat menimbulkan stimulus bagi para pendengarnya. Mengapa judul
yang digunakan harus orgasmee yang kata ini merupakan salah satu kata dalam kamus kegiatan seksual. Maksudnya kata orgasme ini memiliki arti puncak
kenikmatan dalah berhubungan seksual dan sebagai judul suatu program, radio VISI FM Medan terlalu berani untuk itu. Selain dari kata orgasmenya, kata
’menggairakan’ dalam istilah itu akan menarik perhatian para khalayak karena penasaran akan apa yang menggairahkan dalam acara tersebut. Sehingga tujuan
menjadi sarana pendidikan seks akan menjadi kabur akibat kata menggairahkan yang telah membuat persepsi khalayak cenderung ke arah negatif. Disamping itu,
kata ”ahh..ahhh....” disertai oleh desahan penyiar. Sangat tidak etis melakukan hal itu di program siar pendidikan seks, karena dapat menstimulus para pendengar
Universitas Sumatera Utara
untuk berimajinasi mengenai seksualitas. Dan seringnya penyiar mengulanggi desahan itu pada saat membawakan acara ini, sehingga program yang
mengatasnamakan acara pendidikan seks ini menimbulkan erotika media massa. hal ini juga terlihat dari kalimat-kalimat seperti berikut:
”Kalau kamu masih bisa membuat pakaian dalam kamu jadi sempit” ”Tapi, kalau misalnya pakaian dalam kamu sempit gara-gara dielus sama
cowok, waaah..”
Kalimat ini menimbulkan erotika media, dari cara penyiar itu menggambarkan suatu suasana yang diutarakan, pemilihan bahasa yang kurang
tepat dan kurang formal yang menjadikan kalimat diatas seperti penjelasan yang tidak mendidik. ’Pakaian dalam yang sempit’ itu memiliki arti bahwa alat kelamin
pria itu dapat aktif, dan pada kalimat selanjutnya ’gara-gara dielus cowok’ merupakan kalimat yang eksplisit yang langsung tergambar makna dari kata-kata
tersebut bahwa pakaian dalam yang sempit itu dikarenakan elusan atau belaian dari pria yang gay tersebut. Dan penggambaran seperti ini merupakan dan
termasuk kedalam erotika media. ”Oh ya, aku mau nanya apa abang-abang pernah mencicipi mani itu?”
Hehe..Van, mau gak mencoba punyaku?”
Pertanyaan yang diutarakan oleh salah satu penyiar merupakan pertanyaan yang tidak pantas dipertanyakan di media yang didengar oleh khalayak banyak.
Pertanyaan pernah atau tidaknya menccicipi air mani dan untuk mencicipi air mani itu adalah jelas bukan pertanyaan yang ada hubungannya dengan pendidikan
seks. Dan pertanyaan itu disertai candaan dan dengan gaya centil dari salah seorang penyiarnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam wacana ini terdapat elemen metafora, dapat dilihat dari kalimat ” Masih suka sama dua lubang”. Suatu ungkapan yang diungkapkan oleh salah
seorang penyiar yang memiliki makna bahwa penyiar tersebut masih menyukai wanita. ”Dua lubang” disini berarti wanita sehingga penyiar itu menjelaskan
dengan pasti bahwa ia masih normal dan menyukai lawan jenis. Karena mereka tahu kalau punya aku spesial, pake telur, dagingnya
banyak.Haha.. Emang aku juga punya spesial pakai telur. Pakai keju, tinggal diolesin coklat. Yuk marii, banana crispy.
Kalimat metafora ini menjelaskan bahwa si penyiar tersebut menggambarkan dirinya bagai suatu makanan yang sangat lezat. Dan makanan
lezat tersebut seperti banana crispy yang terdiri dari telur, daging yang banyak, pakai keju dan diolesin coklat. Seperti itu lah diri penyiar tersebut digambarkan,
sangat enak dan spesial.
IV.1.2. Analisis Teks Talkshow Siaran ORGASME Obrolan Segar Seputar Seks yang Menggairahkan