commit to user
5 Keterangan terdakwa
Keterangan terdakwa sebagai alat bukti diatur dalam
Pasal 189 KUHAP,  yang berbunyi sebagai berikut :
a Keterangan  terdakwa  ialah  apa  yang  terdakwa
nyatakan  di  sidang  tentang  perbuatan  yang  ia lakukan  atau  yang  ia  ketahui  sendiri  atau  alami
sendiri.
b Keterangan  terdakwa  yang  diberikan  di  luar  sidang
dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti di  sidang,  asalkan  keterangan  itu  didukung  oleh
suatu  alat  bukti  yang  sah  sepanjang  mengenai  hal
yang didakwakan kepadanya.
c Keterangan  terdakwa  hanya  dapat  digunakan
terhadap dirinya sendiri.
d Keterangan  terdakwa  saja  tidak  cukup  untuk
membuktikan  bahwa  ia  bersalah  melakukan perbuatan  yang  didakwakan  kepadanya,  melainkan
harus disertai dengan alat bukti yang lain.
3. Tinjauan Tentang Saksi dan Kesaksian
a Pengertian Saksi dan Kesaksian
Pengertian  saksi  dalam  Pasal  1  butir  26  KUHAP  adalah orang  yang memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan  dan  peradilan  tentang  suatu  perkara  pidana  yang  ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Sedangkan pada
butir  27  dijelaskan  tentang  arti  keterangan  saksi  adalah  salah  satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi
mengenai  suatu  peristiwa  pidana  yang  ia  dengar  sendiri,  ia  lihat sendiri,  dan  ia  alami  sendiri  dengan  menyebut  alasan  dari
pengetahuannya  itu.  Dari  pengertian  diatas  dapat  ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur dari keterangan saksi adalah :
commit to user
1 Keterangan dari orang saksi;
2 Mengenai suatu peristiwa pidana;
3 Peristiwa  yang  ia  dengar  sendiri,  ia  lihat  sendiri,  dan  ia
alami sendiri. Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  memberikan  pengertian
saksi  adalah  orang  yang  terlibat  dianggap  mengetahui  terjadinya tindak  pidana,  kejahatan  atau  suatu  peristiwa.  Keterangan  yang
didengar  atau  diperoleh  dari  orang  lain
testimonium de
auditu
bukanlah  suatu  kesaksian.  Terhadap  keterangan  saksi,  hakim menilai
kebenarannya dengan
menyesuaikan keterangan-
keterangan  saksi  satu  dengan  yang  lainnya,  keterangan  saksi dengan alat bukti yang sah yang ada.
Jenis saksi dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1
Saksi
A Charge
yakni  saksi  dalam  perkara  pidana  yang dipilih  dan  diajukan
oleh
penuntut  umum  dikarenakan kesaksiannya memberatkan terdakwa
2 Saksi
A de
Charge
yaitu  saksi  yang  dipilih  atau  ditunjuk oleh penuntut umum, terdakwa atau penasehat hukum yang
sifatnya meringankan terdakwa.
b Syarat-syarat Memberi Kesaksian
Syarat sahnya suatu kesaksian dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1 Syarat materiil
Syarat  ini  diatur  dalam  Pasal  1  butir  27  KUHAP yang  menyebutkan  keterangan  saksi  adalah  salah  satu  alat
bukti  dalam  perkara  pidana  yang  berupa  keterangan  dari saksi  mengenai  suatu  peristiwa  pidana  yang  ia  dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Oleh sebab itu keterangan yang berasal dari orang lain atau
testimonium de auditu
tidak  dapat  disebut  sebagai  kesaksian  dan  sebagai
commit to user
alat  bukti.  Menurut  M  Amin  yang  dikutip  oleh  A  Karim Nasution.
Kesaksian  de  auditu  adalah  keterangan  tentang kenyataan mengenai hal  yang didengar, dilihat atau
diakui  bukan  oleh  saksi  sendiri,  akan  tetapi  oleh orang
lain kepadanya
mengenai kenyataan-
kenyataan  dan  hal  yang  didengar,  dilihat  atau dialami sendiri orang tersebut  A  Karim Nasution,
1976 : 55 .
Selain  itu  seorang  saksi  harus  dapat  menyebutkan alasan dari kesaksiannya itu Pasal 1 butir 27 KUHAP.
2 Syarat formil
a Keterangan saksi harus diberikan dibawah sumpah.
Dalam Pasal 160 ayat 3 KUHAP disebutkan : “Sebelum
memberi keterangan,
saksi wajib
mengucapkan  sumpah  atau  janji  menurut  cara agamanya  masing-masing,  bahwa  ia  akan  memberikan
keterangan  yang  sebenarnya  dan  tidak  lain  daripada yang sebenarnya”.
b Keterangan saksi harus diberikan di sidang pengadilan
Pada  Pasal  185  ayat  1  KUHP  menentukan bahwa  keterangan  saksi  sebagai  alat  bukti  ialah  apa
yang  saksi  nyatakan  di  sidang  pengadilan.  Maksudnya adalah  keterangan  saksi  yang  diberikan  di  sidang
pengadilan saja yang merupakan alat bukti yang sah. Syarat  formil  lain  untuk  menjadi  seorang  saksi
adalah  seorang  saksi  telah  mencapai  usia  dewasa  yang telah  mencapai  usia  15  tahun  atau  lebih  atau  sudah
menikah.  Sedangkan  orang  yang  belum  mencapai  usia 15  tahun  atau  belum  menikah  dapat  memberikan
keterangan  tanpa  disumpah  dan  dianggap  sebagai keterangan biasa Pasal 171 butir a KUHAP.
commit to user
Dalam Pasal 168 KUHAP diatur mengenai pengecualian menjadi saksi, yaitu : “ Kecuali ditentukan lain dalam undang-
undang ini, maka tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi :
1 Keluarga  sedarah  atau  semenda  dalam  garis  lurus  ke  atas
atau  ke  bawah  sampai  derajat  ketiga  dari  terdakwa  atau yang bersama sama sebagai terdakwa.
2 saudara  dari  terdakwa  atau  yang  bersama-sama  sebagai
terdakwa,  saudara  ibu  atau  saudara  bapak,  juga  mereka yang  mempunyai  hubungan  karena  perkawinan  dari  anak-
anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga 3
suami  atau  isteri  terdakwa  meskipun  sudah  bercerai  atau bersama-sama sebagai terdakwa,
Sedangkan pada Pasal 170 KUHAP disebutkan : 1
Mereka  yang  karena  pekerjaan,  harkat  martabat  atau jabatannya  diwajibkan  menyimpan  rahasia,  dapat  minta
dibebaskan  dari  kewajiban  untuk  member  keterangan sebagai  saksi,  yaitu  tentang  hal  yang  dipercayakan  kepada
mereka. 2
Hakim  menentukan  sah  atau  tidaknya  segala  alasan  untuk permintaan tersebut.
Sesuai  dengan  penjelasan  Pasal  170  ayat  1  KUHAP, pekerjaan  atau  jabatan  yang  menentukan  adanya  kewajiban  untuk
menyimpan rahasia ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan  penjelasan  Pasal  170  ayat  2  KUHAP  ditentukan  jika  tidak
ada  ketentuan  peraturan  perundang-undangan  yang  mengatur tentang  jabatan  atau  pekerjaan  yang  dimaksud,  maka  seperti  yang
ditentukan oleh ayat ini, hakim yang menentukan sah atau tidaknya alasan yang dikemukakan untuk mendapat kebebasan itu.
commit to user
Pengecualian  mutlak  terdapat  dalam  Pasal  171  KUHAP, yang berbunyi :
“Yang  boleh  diperiksa  untuk  memberi  keterangan  tanpa sumpah ialah :
1 anak  yang  umurnya  belum  cukup  lima  belas  tahun  dan
belumpernah kawin; 2
orang  sakit  ingatan  atau  sakit  jiwa  meskipun  kadang- kadang ingatannya baik kembali”.
Pihak  yang  tercantum  dalam  Pasal  171  KUHAP  tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan secara sempurna dalam hukum
pidana sehingga mereka  tidak diambil sumpah dalam memberikan keterangan.  Keterangan  yang  mereka  berikan  hanya  sebagai
petunjuk.
commit to user
H. Kerangka Pemikiran
Bagan 1 Kerangka Pemikiran Proses  pembuktian  perkara  pidana  adalah  untuk  mencari  tahu  benar
atau  tidaknya  telah  terjadi  peristiwa  pidana  dan  mencari  tahu  apakah  benar terdakwa yang bersalah. Pembuktian yang dimaksud harus dilakukan di sidang
pengadilan  untuk  menguji  kebenaran  dan  isi  surat  dakwaan  yang  dibuat  oleh penuntut  umum  berdasarkan  alat  bukti  yang  sah  menurut  undang-undang.
Proses pemeriksaan perkara pidana di persidangan
Pembuktian
Pemeriksaan Alat Bukti
Pemeriksaan saksi
Saksi tidak hadir di persidangan dan keterangan saksi dalam BAP tidak disumpah
Keterangan saksi dalam BAP dibacakan di persidangan
Keabsahan Keterangan saksi tersebut Nilai Pembuktian keterangan saksi tersebut