commit to user
Hal-hal yang memberatkan:
- Perbuatan terdakwa telah mengakibatkan korban meninggal dunia ;
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah dinyatakan terbukti bersalah  dan  harus  dijatuhi  pidana,  maka  kepada  terdakwa  harus  pula
dihukum  untuk  membayar  biaya  perkara  yang  besarnya  akan  ditetapkan dalam amar putusan.
6. Putusan Majelis Hakim
a Menyatakan  terdakwa  ALI  IMRAN  BATUBARA  telah  terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “
Karena kelalaiannya menyebabkan orang lain meninggal dunia ”
.
b Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dangan pidana penjara
selama 3 tiga bulan ;
c Menetapkan  bahwa  Hukuman  tersebut  tidak  akan  dijalanai  oleh
terdakwa,  kecuali  atas  perintah  lain  dari  putusan  Hakim  yang  telah mempunyai  kekuatan  Hukum  tetap,  sebelum  selesai  menjalani  masa
percobaan selama 6 enam bulan ;
d Menyatakan barang bukti berupa :
· 1 satu Unit Mobil Penumpang Umum L-300 Aek Mais No. Pol :
BM-1258-DB ;
Dikembalikan kepada pemiliknya melalui terdakwa ;
· 1 satu Lembar Sim B1 atas nama Ali Imran Batubara
Dikembalikan kepada terdakwa Ali Imran Batubara.
e Membebani  terdakwa  untuk  membayar  biaya  perkara  sebesar
Rp.5.000,- lima ribu rupiah
Pembahasan
Proses  pembuktian  perkara  pidana  adalah  untuk  mencari  tahu  benar atau  tidaknya  telah  terjadi  peristiwa  pidana  dan  mencari  tahu  apakah  benar
commit to user
terdakwa yang bersalah. Pembuktian yang dimaksud harus dilakukan di sidang pengadilan untuk menguji kebenaran dari isi surat dakwaan  yang dibuat oleh
penuntut umum berdasarkan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang. Dalam  sistem  pembuktian  negatif  hakim  dapat  memutuskan  seseorang
bersalah  yang  berdasarkan  pada  aturan-aturan  pembuktian  yang  ditetapkan secara  limitatif  oleh  undang-undang  sehingga  hakim  memperoleh  keyakinan
akan hal itu  Andi Hamzah, 1996:250.
Berkaitan  dengan  keterangan  saksi  yang  dibacakan  di  persidangan, berdasakan kasus diatas terdapat permasalahan yang akan peneliti bahas :
Nilai  pembuktian  keterangan  saksi  dalam  BAP  kepolisian  yang
dibacakan  di  sidang  pengadilan  dalam  kasus  tindak  pidana  kelalaian  yang menyebabkan  hilangnya  nyawa  orang  lain  di  Pengadilan  Negeri  Mandailing
Natal No.perkara 16Pid.B2009Pid.
Menurut  Pasal  185  ayat  1  Kitab  Undang-undang  Hukum  Acara Pidana  KUHAP  disebutkan  bahwa  “Keterangan  saksi  sebagai  alat  bukti
apa  yang  saksi  nyatakan  dalam  sidang”.  Dari  ketentuan  tersebut  diatas apabila  kita  tafsirkan  secara
a  contrario
berarti  keterangan  seorang  saksi dapat  dijadikan  alat  bukti  yang  sah  bukan  apa  yang  saksi  nyatakan  dalam
BAP  penyidikan,  melainkan  apa  yang  saksi  nyatakan  dalam  sidang
pengadilan.
Pada hakikatnya KUHAP menganut prinsip keharusan menghadirkan saksi-saksi di persidangan. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 185 1 KUHAP
yang  intinya  keterangan  saksi  dapat  dijadikan  alat  bukti  yang  sah  apabila dinyatakan dalam sidang pengadilan, Akan tetapi, KUHAP sendiri memberi
pengecualian  apabila  saksi-saksi  yang  telah  memberikan  keterangan  dalam BAP  tidak  hadir  dalam  proses  persidangan  keterangannya  itu  dapat  atau
boleh dibacakan, tetapi harus memenuhi alasan-alasan sebagai berikut : a
Meninggal dunia atau ada halangan yang sah. b
Tempat tinggal atau kediamannya jauh dari tempat sidang pemeriksaan
commit to user
c Adanya tugas atau kewajiban dari Negara yang dibebankan kepadanya.
Dengan  demikian  menurut  Pasal  162  1  KUHAP  apabila  seseorang saksi  berhalangan  hadir,  maka  keterangan  yang  telah  diberikan  dalam
pemeriksaan  penyidikan  dapat  dibacakan,  tetapi  harus  memenuhi  hal-hal tersebut diatas. Apabila keterangan tersebut dilakukan di bawah sumpah maka
keterangannya dianggap mempunyai nilai yang sama dengan keterangan saksi yang disumpah di persidangan, hal tersebut sesuai dengan Pasal 162 ayat 2.
Sedangkan  keterangan  yang  diberikan  tidak  dibawah  sumpah  hanya  bernilai sebagai keterangan biasa  yang tidak mempunyai  kekuatan pembuktian, tetapi
dapat  digunakan  sebagai  keterangan  yang  dapat  menguatkan  hakim  jika dihubungkan dengan alat bukti yang lain.
Berdasarkan kasus diatas, ketiga saksi yaitu saksi Hilman Lubis, saksi Aswir  Nasution,  saksi  Marhibbun  Dhalimunthe  tidak  dapat  hadir  di
persidangan karena alasan yang tidak jelas atau alasan tertentu. Menurut Pasal 162  1  seharusnya  hakim  menilai  ketidakhadiran  ketiga  saksi  tersebut
“mempunyai  alasan  yang  tidak  jelas”,  dan  hakim  seharusnya  menanyakan kepada jaksa penuntut umum apakah jaksa selaku penuntut sudah melakukan
pemangilan secara patut terhadap saksi atau belum, karena kewajiban menjadi saksi menurut Pasal 159 2 adalah kewajiban.
Alasan hakim untuk memperbolehkan keterangan ketiga saksi tersebut dibacakan  di  dalam  persidangan  adalah  karena  terdakwa  menyetujuinya  dan
tidak  adanya  para  pihak  yang  keberatan  atas  pembacaan  BAP  ketiga  saksi tersebut di persidangan.
Pasal  116  ayat  1  KUHAP  memberi  kemungkinan  bagi  penyidik untuk menyumpah seorang saksi dalam pemeriksaan penyelidikan, jika benar-
benar  cukup  alasan  untuk  menduga  bahwa  saksi  yang  bersangkutan  tidak dapat  hadir  dalam  persidangan.  Pada  prinsipnya  pemeriksaan  saksi  di  depan
penyidik tidak wajib disumpah, akan tetapi dalam hal tertentu, apabila  cukup alasan  saksi  di  duga  tidak  dapat  hadir  dalam  pemeriksaan  sidang  pengadilan,
penyidik  dapat  menyumpah  saksi.  Hal  tersebut  dapat  berkaitan  dengan
commit to user
kekuatan  pembuktian  keterangan  saksi  dalam  proses  pemeriksaan  perkara  di pengadilan.  Dalam  kasus  diatas  ketiga  saksi  tersebut  tidak  disumpah  dalam
BAP  sehingga  keterangan  ketiga  saksi  tersebut  hanyalah  keterangan  biasa yang  hanya  di  pergunakan  hakim  dalam  menguatkan  keyakinannya  karena
keterangan ketiga saksi tersebut tanpa sumpah dalam pemeriksaan penyidikan, nilai  keterangannya  hanya  bersifat  dan  bernilai  “keterangan  biasa”.  Akan
tetapi  sekalipun  bernilai  keterangan  biasa,  dapat  dipergunakan  hakim  untuk menguatkan  keyakinannya.  Namun  demikian,  kalau  bertitik  tolak  dari
ketentuan  Pasal  161  ayat  2  dihubungkan  dengan  Pasal  185  ayat  7,  nilai pembuktian  yang  melekat  pada  keterangan  saksi  yang  dibacakan  di
persidangan  sekurang-kurangnya  dapat  “dipersamakan”  dengan  keterangan saksi  yang  diberikan  dipersidangan  tanpa  sumpah. Tapi,  sifatnya  tetap bukan
merupakan  alat  bukti.  Jadi,  nilai  pembuktian  yang  melekat  pada  keterangan
saksi Hilman Lubis, saksi Aswir Nasution, saksi Marhibbun Dhalimunthe
adalah: a
Semua  keterangan  Hilman  Lubis,  saksi  Aswir  Nasution,  saksi Marhibbun  Dhalimunthe  yang  diberikan  tanpa  sumpah  dinilai
”bukan merupakan alat bukti yang sah”. Walaupun keterangan  yang diberikan  tanpa  sumpah  itu  saling  bersesuaian  dengan  yang  lain,
sifatnya tetap ”bukan merupakan alat bukti”. b
Keterangan  Hilman  Lubis,  saksi  Aswir  Nasution,  saksi Marhibbun  Dhalimunthe  tidak  mempunyai  nilai  kekuatan
pembuktian. Setiap keterangan tanpa sumpah, pada umumnya ”tidak mempunyai  nilai  kekuatan  pembuktian”.  Sifatnya  saja  pun  bukan
merupakan alat bukti  yang sah, dengan sendirinya tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian.
c Akan tetapi Keterangan Hilman Lubis, saksi Aswir Nasution, saksi
Marhibbun Dhalimunthe
, ”dapat”
dipergunakan sebagai
”tambahan” alat bukti yang sah. Sekalipun keterangan tanpa sumpah bukan  merupakan  alat  bukti  yang  sah,  dan  juga  tidak  mempunyai
nilai  kekuatan  pembuktian,  pada  umumnya  keterangan  itu  ”dapat”
commit to user
dipergunakan  ”sebagai  tambahan”  menyempurnakan  kekuatan pembuktian alat bukti yang sah lainnya.
B. Keabsahan  Keterangan  Saksi  Dalam  BAP  kepolisian  yang  Dibacakan  di