commit to user
h Asas akusator dan inkisitor
accusatoir
dan
inqqusitoir
i Asas pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan Andi
hamzah, 1996: 10-24.
2. Tinjauan Tentang Pembuktian dan Alat Bukti
a. Pengertian Pembuktian
Pembuktian  merupakan  salah  satu  hal  yang  penting  dalam menentukan  kebenaran  atas  dakwaan  yang  didakwakan  kepada
terdakwa  dalam  suatu  persidangan.  Oleh  karena  itu,  pembuktian perlu  diketahui  secara  mendalam.  Dasar  hukum  tentang
pembuktian  dalam  hukum  acara  pidana  mengacu  pada  pasal  183- 189  KUHAP  Kitab  Undang  Undang  Hukum  Acara  Pidana.
Menurut  Yahya  Harahap,  pembuktian  adalah  ketentuan-ketentuan yang  berisi  penggarisan  dan  pedoman  tentang  cara-cara  yang
dibenarkan undang-undang
membuktikan kesalahan
yang didakwakan  kepada  terdakwa.  Pembuktian  juga  merupakan
ketentuan  yang  mengatur  alat-alat  bukti  yang  dibenarkan  oleh undang-undang
dan boleh
dipergunakan hakim
untuk membuktikan  kesalahan  yang  didakwakan  M.  Yahya  Harahap,
2002:273.  Menurut  Darwin  Prints,  yang  dimaksud  pembuktian
adalah  bahwa  benar  suatu  peristiwa  pidana  telah  terjadi  dan terdakwalah
yang salah
melakukannya, sehingga
harus mempertanggungjawabkannya
Darwin Prints,1998:133.
Pembuktian  tidak  lain  berarti  memberi  dasar  dasar  yang  cukup kepada  hakim  untuk  memeriksa  perkara  yang  bersangkutan  guna
kepastian tentang perkara yang diajukan.
Sudikno  berpendapat  bahwa  membuktikan  mengandung tiga  pengertian  yaitu  membuktikan  dalam  arti  logis,  membuktikan
dalam  arti  controversial,  dan  membuktikan  dalam  hukum  atau mempunyai  arti  yuridis  Sudikno  Mertokusumo,  1981:91.
Membuktikan mempunyai pengertian-pengertian :
commit to user
1 Memberi memperlihatkan bukti;
2 Melakukan  sesuatu  sebagai  bukti  kebenaran  melaksanakan
cita-cita  dan sebagainya; 3
Menandakan, menyatakan bahwa sesuatu itu benar; 4
Menyakinkan, menyaksikan. Kebenaran  dalam  perkara  pidana  merupakan  kebenaran
yang  disusun  didapat  dari  jejak,  kesan  dan  refleksi  dari  keadaan dan atau benda yang berdasarkan ilmu pengetahuan dapat berkaitan
dengan  masa  lalu  yang  diduga  menjadi  perbuatan  pidana.  Suatu pembuktian  menurut  hukum  pada  dasarnya  untuk  menentukan
substansi  atau  hakekat  adanya  fakta-fakta  masa  lalu  yang  tidak terang menjadi fakta yang terang.
Menurut  Pasal  184  KUHAP,  alat  bukti  dalam  perkara pidana  bisa  berupa  keterangan  saksi,  keterangan  ahli,  surat,
petunjuk  dan  keterangan  terdakwa.  Hal-hal  yang  sudah  diketahui
umum, tidak perlu dibuktikan lagi.
b. Sistem Pembuktian