113
4. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan program akuntansi SMK
Negeri 1 Kudus sebagai SMK berstandar Nasional.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mendukung program keahlian akuntansi sebagai SMK berstandar nasional adalah kualitas
lulusan, kesediaan SDM, dan sarana prasarana, serta adanya kerja sama dengan institusi pasangan. Dengan adanya faktor pendukung tersebut
ternyata SMK Negeri 1 Kudus khususnya program keahlian akuntansi mampu menjadi SMK berstandar nasional. Ditetapkannya SMK Negeri 1
Kudus sebagai SMK berstandar nasional tersebut tentunya telah didasarkan pada penilian berbagai aspek diantaranya adalah aspek akademis, aspek
administrasi, dan aspek proposal pengembangan. Aspek akademis yang sangat mendukung penilaian adalah kemampuan lulusan dalam mencapai
nilai matematika, dan nilai bahasa Inggris yang melebihi standar ketentuan. Selain itu animo masyarakat terhadap program keahlian akuntansi ternyata
cukup besar, sehingga hal tersebut merupakan faktor yang mendukung program akuntansi menjadi SMK berstandar nasional.
Faktor pendukung yang dimiliki oleh SMK Negeri 1 Kudus tersebut merupakan usaha SMK Negeri 1 Kudus dalam rangka mencapai profil SMK
berstandar Nasional. Hal ini sesuai dengan Kebijakan Dasar Pengembangan Sekiolah Menengah Kejuruan SMK Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menejah Kejuruan tahun 2001, khususnya tentang tujuan dan sasaran
re
114
engineering
yang menyebutkan bahwa: Untuk mencapai program
Re- Engineering
maka SMK mempunyai profil sebagai berikut k.
Merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang mampu merubah masukan
input
menjadi luaran
output
berkualitas serta memberikan dampak
outcome
yang dapat diterima
acceptable
di dunia kerja. l.
Output
tamatan pendidikan memiliki kemampuan yang profesional berwawasan kewirausahaan serta mendapat pengakuan masyarakat.
m.
Outcome
pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan tuntutan pasar kerja sehingga dapat terserap di dunia usaha industri dalam maupun
luar negeri. n.
Pengembangan program pendidikan harus berwawasan otonomi, adaptif, fleksibel, dan berwawasan global.
o. Penyelenggaraan program pendidikan SMK tidak harus sama diseluruh
SMK, karena variasi potensi dan kebutuhan wilayah yang heterogen. p.
Alternatif penyelenggaraan pendidikan adalah SMK yang dapat berfungsi sebagai
Regional Center RC
q. Menyelenggarakan program
multy entry-exit
, dengan pola sebelum menyelesaikan pendidikan, siswa SMK dapat berhenti dahulu untuk
bekerja dan kemudian masuk lagi melanjutkan pendidikan di SMK. r.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi siswa dan tamatan SMU serta masyarakat yang ingin mengikuti latihan kejuruan.
s. Memiliki jaringan kerja dan memberikan pelayanan kepada masyarakat
instansi lain, DUDI, serta lembaga pendidikan lainnya.
115
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persiapan SMK Negeri 1 Kudus khususnya program keahlian akuntansi
menjadi sekolah berstandar nasional. Persiapan yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Kudus untuk mencapai
profil SMK berstandar nasional masih sebatas pada bidang keahlian akuntansi. Persiapan yang dilakukan tersebut meliputi berbagai bidang yang
terkait dengan kriteria penilaian antara lain, bidang akademis SMK Negeri 1 Kudus menyelenggarakan program keahlian di bidang akuntansi sesuai
dengan kurikulum
dengan standar
kompetensi nasional.
Proses penyelenggaraan program keahlian tersebut mempunyai target tertentu yaitu
terserapnya lulusan di DUDI minimal 30, nilai ujian nasional bahasa Inggris ³ dari 7,01, nilai ujian nasional matematika 5,6 dan nilai ujian
bahasa Indonesia 7,0. untuk mencapai syarat-syarat tersebut SMK Negeri 1 Kudus khususnya bidang keahlian akuntansi telah menyusun kurikulum yang
dikembangkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP oleh guru sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
Perencanaan program keahlian akuntansi tersusun dalam bentuk program tahunan dan program semester yang terbagi dalam semester genap
dan ganjil. Penyusunan perencanaan tersebut masih sebatas pada pemenuhan kriteria profil SMK berstandar nasional dan belum mempertimbangkan
kesesuaian antara output dan kebutuhan pasar kerja.