Hubungan motivasi belajar dan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BEKERJA

DENGAN PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI SISWA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN

AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Maria Sarwi Mitayani NIM : 121334013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

ii


(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahan karya ini untuk Tuhan Yesus dan Bunda Maria.

Kepada kedua orang tuaku Bapak Thadeus Sunaryo dan Ibu

Magdalena Supriyati, serta kakakku Martina Eka Susanti dan

adikku Fransiska Tri Utami.

Keluarga besarku mbah Kasih (Alm) mbah kung, mbah putri, bulik

Tri Lestari, bulik Nur.

Temanku Stefanus Purwoko.


(5)

v MOTTO

Bermimpilah setinggi langit dan berusahalah mencapainya dengan

kemantapan dan kesungguhan, maka percayalah Yesus akan selalu

menopang dan menjagamu di setiap rintangan yang kamu lalui.

Hidupmu ada bukan karena

kebetulan dan hidup bukan hanya

sekedar berjuang untuk diri sendiri,

tetapi juga hidup untuk

orang-orang yang di sayangi.


(6)

(7)

(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BEKERJA DENGAN PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Maria Sarwi Mitayani 121334013

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi; hubungan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2016 di 7 SMK Non Muhammadiyah Program Keahlian Akuntansi pada Tahun Ajaran 2015/2016 di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Responden berjumlah 207 siswa diambil dengan teknik Disproportionate Stratified Random Sampling. Pengukuran variabel penelitian ini diukur menggunakan kuesioner, kemudian data dianalisis menggunakan teknik korelasi Spearman.

Hasil uji statistik menunjukan bahwa: (1) ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi dengan

Spearman’rho) sebesar (+) 0,431 dan sig. (1-tailed) 0,000; (2) ada hubungan minat bekerja dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi

dengan (Spearman’rho) sebesar (+) 0,692 dan sig. (1-tailed) 0,000.

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Minat Bekerja, Persepsi Tentang Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi


(9)

ix ABSTRACT

THE CORRELETION BETWEEN LEARNING MOTIVATION WORKING INTEREST AND PERCEPTION ABOUT STUDENTS COMPETENCE IN

ACCOUNTING PROGRAM OF VOCATIONAL HIGH SCHOOLS IN SLEMAN REGENCY YOGYAKARTA

Maria Sarwi Mitayani 121334013

2017

This research aims to find out the correlation between learning motivation and student’s competence of Vocational High Schools, majoring in Accounting Study Program and the correlation between working interest and student’s competence of Vocational High Schools, majoring in Accounting Study Program.

This research is a qualitative descriptive study that was conducted from April until May 2016 in non-Muhammadiyah Vocational High Schools, majoring in Accounting Study Program for 2015/2016 academic year in Sleman, Yogyakarta. The respondents were 207 students taken by applying disproportionate Vocational stratified random sa mpling technique. The Variable in this research was measured by questionnaires. Data were analyzed by spearman correlation technique.

The results of statistical tests show : (1) There is a correlation between learning motivation and the competence of Vocational High students, majoring in Accounting Study Program with (Spearman’ rho) amounted to (+) 0.431 and sig.(1-teiled) 0,000; (2) There is a correlation between working interest and perception about students competence majoring in Accounting Study P rogram (Spearman’rho) amounted to (+) 0,692 and sig.(1-teiled) 0,000.

Keywoards: learning motivation, working interest, Vocational High Schools perception about students compatence Accounting Study Program.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BEKERJA DENGAN PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PROGRAM

KEAHLIAN AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA”

dengan lancar. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogakarta, serta selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Segenap dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu


(11)

xi

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogakarta yang telah memberikan pengetahuan, dukungan, nasihat selama berproses di bangku perkuliahan. 4. Mb Aris yang telah memberikan bantuan informasi selama proses

menempuh pendidikan.

5. Segenap karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan pelayanan yang baik.

6. Mamaku Magdalena Supriyati, Bapak Thadeus Sunaryo, Bulik Tri, Mb Martina, adik Siska yang selalu meberikan doa dan dukungan sepenuhnya. 7. Kekasihku Stefanus Purwoko yang selalu memberikan dukungan doa dan

semangat kepada penulis.

8. Teman-teman kelompok penelitianku, Vina Pratiwi dan Wasri Kristiani Gulo yang telah berjuang bersama selama awal dan akhir penelitian dapat berjalan dengan baik.

9. Sahabat seperjuanganku Akwilina Astri Riani yang telah banyak memberikan semangat, bantuan dan dorongan.

10.Teman dan adiku Margareta Retno, Ida Ayu, Dita, Devi, Desy, Tina, Tio, dik Cicilia Novita, Ika herdina, kak Maya, yang selalu menemani dan mendukungku.

11.Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 yang selalu membantu memberikan semangat, serta saling bekerja sama dengan baik selama ini.


(12)

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUNLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGENTAR ... x

DAFTAR ISI ...xiii

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5


(14)

xiv

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Motivasi Belajar ... 7

1. Pengertian Motivasi ... 7

2. Belajar ... 8

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 8

1) Cita-cita atau aspirasi siswa ... 9

2) Kemampuan Siswa ... 9

3) Kondisi Siswa ... 10

4) Kondisi Lingkungan Siswa ... 10

B. Minat Kerja ... 11

C. Persepsi Tentang Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 13

1. Pengertian Tentang Persepsi ... 13

2. Kompetensi Siswa ... 15

a. Standar Kompetensi Siswa ... 16

D. Kerangka Berpikir ... 17

1. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Persepsi Tentang Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 19

2. Hubungan Minat Bekerja Dengan Persepsi Tentang Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 20


(15)

xv

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Metode dan Jenis Penelitian ... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

1. Tempat Penelitian ... 21

2. Waktu Penelitian ... 21

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 22

1. Subjek Penelitian ... 22

2. Objek Penelitian ... 22

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

1. Populasi Penelitian ... 22

2. Sampel Penelitian ... 23

3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian ... 23

E. Oprasionalisasi Variabel ... 25

1. Variabel Penelitian ... 25

2. Skala Pengukuran ... 27

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 28

1. Teknik Pengumpulan Data ... 28

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 29

1. Analisis Data Deskriptif ... 29

a. Uji Normalitas ... 29


(16)

xvi

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 31

1. Uji Validitas... 31

2. Uji Reliabilitas ... 38

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Deskripsi Data ... 41

1. Motivasi Belajar ... 42

2. Minat Belajar ... 43

3. Persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 44

B. Uji Prasyarat Analisis Data... 45

1. Uji Normalitas ... 45

C. Pengujian Hipotesis ... 46

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Persepsi tentang kompetensi siswa ... 46

2. Hubungan Minat Bekerja dengan Kompetensi ... 48

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

1. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Persepsi tentang kompetensi siswa Program Keahlian Akuntansi ... 49

2. Hubungan Minat Bekerja Dengan Persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 51

BAB V PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53


(17)

xvii

C. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN ... 57


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Sebaran Populasi Penelitian... 24 Tabel 3.2 Dimensi Indikator Motivas Belajar ... 25 Tabel 3.3 Dimensi Indikator Minat Belajar Siswa ... 26 Tabel 3.4 Dimensi Indikator Persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program

Keahlian Akuntansi ... 27 Tabel 3.5 Skor item Pernyataan kuesioner ... 28 Tabel 3.6 Tabel PAP Tipe II ... 29 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel

Motivasi Belajar ... 32 Tabel 3.8 Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Penelitian Variabel

Motivasi Belajar ... 34 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Minat Bekerja... 34 Tabel 3.10 Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Minat Bekerja ... 35 Tabel 3.11 Hasil Pengujian Variabel Persepsi tentang kompetensi siswa SMK 36 Tabel 3.12 Hasil Pengujian Ulang Variabel Persepsi tentang kompetensi siswa

SMK ... 37 Tabel 3.13 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... 39 Tabel 3.14 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Minat Bekerja ... 39 Tabel 3.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Persepsi tentang kompetensi


(19)

xix

Tabel 4.1 Jumlah Responden Penelitian ... 41

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 42

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Minat Bekerja ... 43

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Persepsi tentang kompetensi siswa SMK ... 44

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Variabel Motivasi Belajar ... 45

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Variabel Minat Bekerja ... 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Hubungan Motivasi Belajar dengan Persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 47

Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Hubungan Minat Bekerja dengan Persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 48


(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 57

Lampiran 2. Data Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 66

Lampiran 3. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 71

Lampiran 4. Data Induk Penelitian ... 79

Lampiran 5. Hasil Pengujian Normalitas ... 104

Lampiran 6. Hasil Pengujian Korelasi Spearman ... 106

Lampiran 7. Mean, Modus dan Median ... 108

Lampiran 8. Perhitungan PAP Tipe III ... 110

Lampiran 9. Tabel r ... 114

Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian ... 116


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan juga merupakan upaya masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Suatu negara tidak akan pernah maju jika SDM yang ada berkualitas rendah. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang dimiliki masyarakat dan bangsa. Dalam proses pendidikan, siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, melalui proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian siswa dalam bergaul di masyarakat.

Indonesia memiliki dua jenis sekolah menengah, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Antar dua institusi pendidikan tersebut terdapat perbedaan kompetensi pada lulusannya. Lulusan SMK lebih disiapkan untuk terjun langsung dalam dunia kerja dibandingkan lulusan SMA. Pendidikan di SMA didesain untuk mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan hardskill kepada siswanya sangat sedikit. Berbeda dengan pendidikan di SMK, siswa SMK dituntut memiliki hardskill pada bidang keahlian tertentu dan diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan


(22)

sendiri dari skill yang dimiliki. SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi keterampilan kerja, maka tidak aneh bila dunia kerja lebih memprioritaskan mengambil lulusan SMK dibanding lulusan SMA.

Tujuan Khusus Pendidikan di SMK dalam Kurikulum 2004, 1 (Depdiknas, 2004 : 7) antara lain: menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; serta menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

Pendidikan di SMK membekali siswa dengan pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Bila ditinjau dari tujuan tersebut, lulusan SMK dididik untuk siap bekerja, namun jika kita lihat kondisi lulusan SMK saat ini, ternyata banyak siswa yang belum siap menghadapi dunia kerja. Bahkan tak sedikit lulusan SMK yang bingung menentukan tujuannya setelah lulus. Selama menempuh pendidikan, siswa telah diberi pelatihan kerja tetapi hal itu belum meyakinkan siswa untuk bekerja di bidang yang digelutinya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi siswa tidak siap bekerja setelah lulus SMK antara lain: (1)


(23)

motivasi belajar siswa yang masih kurang, (2) minat bekerja yang belum dimiliki oleh siswa, (3) kurangnya ketersediaan fasilitas. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kompetensi siswa sehingga siswa belum memenuhi kelayakan untuk bekerja.

Motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap kompetensi yang akan diperoleh siswa. Motivasi belajar bagi siswa penting karena dapat: menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir; menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; mengarahkan kegiatan belajar; membesarkan semangat belajar; menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa. Motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar dan mencapai kompetensi yang lebih tinggi.

Minat adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa adanya suatu paksaan (Slamento, 2010). Jika seseorang mempunyai minat pada suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk belejar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.

Semua siswa menginginkan guru mereka maksimal dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, minat bekerja mempersiapkan dan melatih kompetensi siswa dengan baik, dan menjadi fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat berdampak pada tujuan pendidikan yang ingin dicapai.


(24)

Penyediaan sumber daya manusia yang unggul dapat dimulai sejak seseorang belajar di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran penting dalam penyiapan lulusan sebagai tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan bidang dan jenjang pendidikannya. Di samping itu sekolah juga berperan dalam mempersiapkan siswa untuk mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Harapan tersebut ternyata belum dapat terpenuhi sebagaimana mestinya, tingkat keterampilan dan kepribadian yang dimiliki para lulusan ternyata masih lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan yang ada.

Sekolah Menengah Kejuruan membekali para siswa dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Ketika siswa memilih untuk mengenyam pendidikan di SMK, ada siswa yang sudah memiliki rancangan masa depannya bahwa setelah lulus SMK siswa akan langsung bekerja dan ada pula siswa yang belum memiliki pemikiran akan dunia kerja. Selama proses pembelajaran, siswa dapat memiliki pandangan mengenai dunia kerja sehingga dapat memunculkan perasaan ketertarikan siswa terhadap dunia kerja. Perasaan ketertarikan yang muncul pada siswa merupakan minat untuk bekerja. Minat diduga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa pada bidang keahliannya, maka siswa akan terdorong untuk mencapai kompetensinya secara maksimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT


(25)

BEKERJA DENGAN PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN

YOGYAKARTA.”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah motivasi belajar berhubungan dengan persepsi tentang kompetensi SMK Program Keahlian Akuntansi?

2. Apakah minat bekerja berhubungan dengan persepsi tentang kompetensi SMK Program Keahlian Akuntansi?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan pada variabel motivasi belajar, dan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka tujuan penelitian untuk menyediakan bukti tentang:

1. Hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi.

2. Hubungan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi.


(26)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penyusunan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis

Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat mengetahui persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi.

2. Bagi Guru

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan tambahan bagi guru-guru di SMK untuk mempersiapkan para siswanya secara lebih matang.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini siswa diharapkan mampu memotivasi dan menumbuhkan minat untuk mempersiapkan secara lebih matang keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang keahliannya.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini mampu memberi informasi bagi pihak sekolah mengenai kesiapan siswa SMK dalam memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan di SMK.

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan tambahan informasi bagi para mahasiswa yang membutuhkan.


(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2005:73). Menurut Winkel (2004: 169) motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu demi mencapai suatu tujuan.

Menurut Mudjiyono (2013:30) Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal dengan adanya motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis yang berasal dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan


(28)

menambah ketrampilan dan pengalaman. Motivasi belajar adalah daya yang mendorong siswa untuk belajar.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut dilakukan di sekolah dan dirumah seperti musium, perpustakaan, sungai, hutan, dan lainnya. Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar siswa tersebut tergolong dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru adalah bila siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas belajar sekolah. Di samping itu ada juga belajar yang tidak termasuk rancangan guru. Artinya siswa belajar dengan keinginannya sendiri. Pengetahuan tentang “belajar,

ditugasi” dengan “belajar, karena motivasi diri” itu penting bagi guru dan

calon guru.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka motivasi belajar disimpulkan sebagai sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang mampu memberikan rasa senang dalam belajar sehingga siswa mampu mencapai prestasi yang sangat baik.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya pengaruh oleh kondisi psikologis siswa. Sebagai ilustrasi, keinginan anak untuk membaca majalah misalnya, terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata. Keberhasilan


(29)

mengucapkan kata dari simbol pada huruf mondorong keinginan menyelesaikan tugas baca. (Monks, 1989; Mujiyono, 2013: 97-100).

1) Cita-cita atau Aspirasi Siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan berjalan, makan makanan lezat, merebut permainan, dapat membaca, menyanyi, dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi perkembangan akal, moral, kemauan bahasa, dan nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.

Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukum dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.

2) Kemampuan Siswa

Keinginan anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Contohnya, keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Latihan berulang kali menyebabkan terbentuknya kemampuan membaca. Keberhasilan tersebut dapat memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa


(30)

kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. (Monks, 1989, Mudjiono, 2013: 98). 3) Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit dan lapar, atau marah-marah akan menganggu perhatian belajar. Sebaliknya siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar. Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan pelajaran. Siswa akan fokus membaca buku-buku pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor baik, seperti sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

4) Kondisi Lingkungan Siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan rumah yang sehat,


(31)

kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

B. Minat Bekerja

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada paksaan dari orang lain. Penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri merupakan dasar dari arti minat tersebut. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat (Slameto, 2010: 180).

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian setelah berinteraksi dengan lingkungan. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar-belajar selanjutnya. Sebagai contoh seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Karena pemusatan perhatian yang insentif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut untuk lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Muhibin, 2002: 136).

Minat menurut JP Chaplin dalam Dictionary of Psychology yang dikutip oleh Efriyani, Djuwita (2003: 10) minat adalah sebuah perasaan yang menilai suatu aktivitas, pekerjaan atau objek berharga atau berarti bagi dirinya. Menurut Reenleaf dalam bukunya Occupations, A Basic Source for


(32)

Counselor yang dikutip oleh Efriyani, Djuwita (2003: 10) mengatakan bahwa minat merupakan motivasi yang kuat dalam bekerja. Karena itu, dalam memilih pekerjaan seseorang harus memperhatikan faktor minatnya agar merasa tahan banting dalam menghadapi pekerjaan.

Proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Menurut Sardiman AM (2007), mengenai minat ini antara lain dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan atau keinginan-keinginan 2. Adanya ketertarikan

3. Adanya dasar minat dan persoalan pengalaman yang lampau 4. Adanya informasi-informasi

5. Adanya interaksi dengan lingkungan 6. Adanya keinginan

Minat bekerja pada siswa membentuk kesiapan kerja atau disebut juga kompetensi kerja adalah "kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan" (UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Profil kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh para lulusan SMK terdiri atas kompetensi umum dan kompetensi kejuruan, yang masing-masing telah memuat kompetensi kunci. Kompetensi umum mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan kecakapan hidup generik, sedangkan kompetensi kejuruan mengacu pada SKKNI (Standard


(33)

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Kompetensi umum dari lulusan SMK adalah sebagai berikut:

1. Tuntutan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 (Kurikulum SMK Edisi 2004 Bagian II, 2004:5) antara lain: beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan tanggung jawab.

2. Tuntutan dunia kerja, antara lain: disiplin dan jujur.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat kerja siswa SMK adalah: motivasi belajar, pengalaman praktek, bimbingan vokasional, kondisi ekonomi keluarga, prestasi belajar, informasi pekerjaan, ekspektasi masuk dunia kerja, pengetahuan, tingkat inteligensi, bakat, minat terhadap profesi, sikap dan perilaku, kepribadian, keadaan fisik, penampilan diri, temperamen, keterampilan, kreativitas, kemandirian, dan kedisiplinan (Dirwanto, 2008 Tesis, 54-56)

C. Persepsi Tentang Kompetensi Siswa 1. Pengertian Tentang Persepsi

Persepsi pada hakikatnya adalah suatu proses yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu


(34)

merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

Tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antar dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam satu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. Persepsi sebagai suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi mereka. Dengan demikian, persepsi dalah kesan atau pendangan seorang terhadap obyek tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi siswa, antara lain: a. Orang yang mempresepsikan.

Saat individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterprestasi. Interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang melihat. Karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi adlah sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman, masa lalu dan harapan.

b. Objek atau sasaran yang dipersepsikan.

Karakteristik sasaran yang dipersepsi dapat mepengaruhi apa yang dipersepsikan. Individu yang ceria lebih menonjol dalam suatu kelompok daripada individu yang pendiam. Karena sasaran tidak dipahami secara terisolasi maka latar belakang sasaran juga dapat


(35)

mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan hal-hal yang berdekatan dan hal-hal yang mirip dalam satu tempat. Jika dikaitkan dengan persepsi terhadap gaya kepemimpinan maka objek yang dipersepsikan gaya kepemimpinan yang diterapkan atasannya, yang meliputi pemilihan strategi atau gaya pemimpin yang bertindak, berkomunikasi dan bersikap terhadap bawahnnya.

2. Kompetensi Siswa

Pembelajaran berfungsi mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa dan juga kemampuan yang dimilikinya. Pengembangan kemampuan tersebut menyangkut segi pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill). Pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, teori, prosedur atau meta kognitif (berpikir), sedangkan keterampilan dapat berupa keterampilan halus (soft skill) dan keterampilan kasar (hard skill). Materi bagi pengembangan kemampuan-kemampuan tersebut bersangkutan dengan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kemampuan seseorang dalam menerapkan atau menggunakan pengetahuan yang dikuasainya dalam sesuatu bidang kehidupan disebut sebagai kecakapan atau keterampilan. Penguasaan kecakapan atau keterampilan-keterampilan tersebut dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Konsep kompetensi dikembangkan dengan menunjukkan kecakapan atau keterampilan kerja.


(36)

Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Siswa diarahkan agar memperoleh kompetensi yang ada. Tingkat pemahaman siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh kompetensi. Kompetensi siswa merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang dihasilkan dari aktifitas belajar. Dari hal tersebut, siswa diharapkan mampu menunjukkan kompetensi yang telah diperolehnya melalui evaluasi pembelajaran, praktik kerja lapangan, maupun di dunia kerja sesuai dengan bidang profesinya. (Syaodih, 2012:183-184)

a. Standar Kompetensi Siswa

Standar Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian Keuangan Kompetensi Keahlian Akuntansi. (Permendikbud, 2009:504-507)

1) Dasar Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi:

a) Menerapkan prinsip profesional bekerja b) Melaksanakan komunikasi bisnis

c) Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup (K3LH)

2) Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi:


(37)

a) Mengelola dokumen transaksi b) Memproses dokumen dana kas kecil c) Memproses dokumen dana kas di bank d) Memproses entri jurnal

e) Memproses buku besar f) Mengelola kartu piutang g) Mengelola kartu persediaan h) Mengelola kartu aktiva tetap i) Mengelola kartu utang

j) Menyajikan laporan harga pokok produk k) Menyusun laporan keuangan

l) Menyiapkan surat pemberitahuan pajak

m) Mengoperasikan paket program pengolah angka/spreadsheet n) Mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK

Motivasi belajar adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang mampu memberikan rasa senang dalam belajar sehingga siswa mampu mencapai prestasi yang sangat baik pada bidang keahliannya. Motivasi belajar sangat berhubungan dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK terutama dalam mempelajari bidang keahliannya


(38)

sehingga terdapat dorongan dalam diri siswa itu sendiri untuk mencapai cita-cita serta mampu memotivasi dirinya dalam belajar. Persepsi tentang kompetensi siswa merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang dihasilkan dari aktifitas belajar.

Tahun 2012 Shahid Arianto Sesoleh (Arianto,2012: 24) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Perencanaan Belajar Siswa, Motivasi Belajar dan Intensitas Kehadiran Siswa terhadap Kompetensi Praktik Pemesinan Kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar siswa dengan kompetensi praktik pemesinan Kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang ditunjukkan RX2Y sebesar 0,461.

2. Hubungan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada paksaan dari orang lain. Penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri merupakan dasar dari arti minat tersebut. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Selama proses pembelajaran dapat memunculkan perasaan ketertarikan siswa SMK terhadap dunia kerja, hal tersebut mampu menumbuhkan minat bekerja yang tinggi dalam diri siswa. Siswa diharapkan mampu menunjukkan


(39)

kompetensi yang telah diperolehnya melalui evaluasi pembelajaran, praktik kerja lapangan, maupun di dunia kerja sesuai dengan bidang profesinya.

Tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antar dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam satu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. Persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi mereka. Dengan demikian, persepsi adalah kesan atau pendangan seorang terhadap obyek tertentu. Kemampuan seseorang dalam menerapkan atau menggunakan pengetahuan yang dikuasainya dalam sesuatu bidang kehidupan disebut sebagai kecakapan atau keterampilan. Penguasaan kecakapan atau keterampilan-keterampilan tersebut dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Konsep kompetensi dikembangkan dengan menunjukkan kecakapan atau keterampilan kerja.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


(40)

Ha1 = Ada hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang

kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi.

Ha2 = Ada hubungan minat kerja dengan persepsi tentang kompetensi


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah metode survei. Dalam penelitian ini dimaksud untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar dan minat kerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Non Muhammadiyah Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang memiliki Program Studi Keahlian Akuntansi. a. SMK Negeri 1 Depok Sleman

b. SMK Negeri 1 Tempel Sleman c. SMK “17” Seyegan Sleman d. SMK YPKK 1 Sleman e. SMK YPKK 3 Sleman f. SMK Yapemda Sleman

g. SMK Hamong Putera 1 Pakem Sleman. 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juli 2016. 21


(42)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa (1) SMK Negeri 1 Depok Sleman, (2) SMK Negeri 1 Tempel Sleman, (3) SMK “17” Seyegan Sleman, (4) SMK YPKK 1 Sleman, (5) SMK YPKK 3 Sleman, (6) SMK Yapemda Sleman, (7) SMK Hamong Putera 1 Sleman. Peneliti memilih siswa SMK kelas XI Program Keahlian Akuntansi. Alasan peneliti memilih siswa SMK kelas XI Program Keahlian Akuntansi karena siswa kelas X belum mendapatkan kompetensi akuntansi yang cukup sedangkan kelas XII sedang difokuskan untuk menghadapi ujian nasional.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitiannya adalah motivasi belajar, minat kerja dengan persepsi tentang kompetensi SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Non Muhammadiyah Program Studi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Menurut data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga


(43)

Kabupaten Sleman tahun 2014/2015 terdapat 632 siswa kelas XI yang tersebar di SMK Non Muhammdiyah Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Oleh karena keterbatasan waktu, maka peneliti tidak mungkin melakukan penelitian pada semua populasi, tetapi peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi, peneliti menggunakan rumus Slovin (1960) sebagai berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi). Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5% Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/batas kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :

Apabila dibulatkan menjadi 191 siswa

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Proportional Random Sampling dengan modifikasi atau dengan istilah lain


(44)

disebut Disproportionate Stratified Random Sampling. Dengan disproportionate stratified random sampling, pengambilan sampel dari tiap-tiap kelas ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya jumlah siswa dalam tiap-tiap kelas tersebut dimana tiap-tiap siswa mempunyai hak yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai/unsur yang tidak homogen dan berstrata tetapi kurang proporsional. Modifikasi yang dilakukan yaitu kelompok populasi yang terlalu sedikit diambil seluruhnya menjadi sampel. Dalam teknik ini, anggota populasi yang akan diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mampu menunjukkan kerepresentatifan sampel yang diambil.

Peneliti mengambil sampel dari setiap sekolah yang dianggap representatif. Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi sebagai sampel karena siswa kelas X belum mendapatkan kompetensi akuntansi yang cukup sedangkan kelas XII sedang difokuskan untuk menghadapi ujian nasional.

Tabel 3.1

Rincian Sebaran Populasi Penelitian

No Nama Sekolah

Jumlah Siswa

1 SMK Negeri 1 Depok Sleman 94

2 SMK Negeri 1 Tempel Sleman 96

3 SMK “17” Seyegan Sleman 18

4 SMK YPKK 1 Sleman 57


(45)

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

6 SMK Yapemda Sleman 56

7 SMK Hamong Putera 1 Pakem Sleman 8

Jumlah Siswa 366

E. Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, minat kerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Motivasi belajar adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang mampu memberikan rasa senang dalam belajar sehingga siswa mampu mencapai prestasi yang sangat baik. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada paksaan dari orang lain. Kompetensi siswa merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang dihasilkan dari aktifitas belajar. Berikut adalah tabel indikator untuk motivasi belajar, minat bekerja siswa dan persepsi tentang kompetensi siswa.


(46)

Tabel 3.2

Dimensi Indikator Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor Kuesioner

Faktor Internal

Faktor Eksternal

1.Kondisi internal siswa

a. Cita-cita, keinginan/harapan, atau aspirasi siswa

b. Kemampuan siswa c. Kondisi siswa

2. Kondisi lingkungan siswa a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan masyarakat

21,22,27 1,2,3,4,8,9 5,6,7,14,15,16 11,19 10,12,17,18,23,24,25, 26 13,20 Tabel 3.3

Dimensi Indikator Minat Bekerja

Dimensi Indikator Nomor

Kuesioner Jasmani

Keadaan fisik Kesehatan tubuh 1

Penampilan diri Postur dan penampilan 2 Temperamen Kondisi emosional seseorang 3

Akademis

Motivasi belajar Dorongan untuk belajar 4 Tingkat intelegensi Tingkat kecerdasan siswa 5 Pengetahuan Wawasan tentang pekerjaan 6 Pengalaman

praktik

Kemampuan dalam

mengaplikasikan teori-teori.

7 Prestasi belajar Hasil belajar yang dicapai 8

Perilaku

Kemandirian Kebiasaan melakukan suatu kegiatan tanpa bantuan orang lain.

9

Kedisiplinan Keteraturan dalam belajar dan berlatih.

10 Nilai perilaku Standar perilaku seseorang

seperti kejujuran, keterbukaan, dan kerjasama.

11

Sikap Perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu hal.

12 Kepribadian Karakteristik diri seperti

percaya diri, patuh, mudah bersosialisasi.


(47)

Dimensi Indikator Nomor Kuesioner Kemampuan

Bakat Potensi siswa dalam suatu bidang pekerjaan.

14 Keterampilan Kemampuan melakukan

sesuatu dengan cepat, akurat, dan efisien.

15

Kreativitas Kemampuan memunculkan dan mengembangkan gagasan baru dalam suatu pekerjaan.

16

Pendorong

Minat Minat terhadap suatu bidang pekerjaan atau profesi

17 Ekspektasi masuk

dunia kerja

Sesuatu yang ingin dicapai saat sudah bekerja.

21

Pendukung

Bimbingan vokasional

Bantuan tentang jenis dan karakteristik pekerjaan.

18 Informasi

pekerjaan

Banyak sedikitnya akses pekerjaan.

19 Kondisi ekonomi

keluarga

Terpenuhinya biaya pendidikan dan latihan-latihan.

20

Tabel 3.4

Dimensi Indikator Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi

Dimensi Indikator Nomor

Kuesioner Dasar

Kompetensi Kejuruan

a. Menerapkan prinsip profesional pekerja b. Melaksanakan komunikasi bisnis

c. Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup (K3LH)

d. Mengelola dokumen transaksi e. Memproses dokumen dana kas kecil f. Memproses dokumen dana kas di bank g. Memproses entri jurnal

h. Memproses buku besar i. Mengelola kartu piutang j. Mengelola kartu persediaan k. Mengelola kartu aktiva tetap l. Mengelola kartu utang

m. Menyajikan laporan harga pokok produk n. Menyusun laporan keuangan

o. Menyiapkan surat pemberitahuan pajak p. Mengoperasikan paket program pengolah

angka

q. Mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi 1,2,5 3,4 6,7 8,9 10,11 12 13 14 15 16 17 18 19,20 21,22 23,24 25 26


(48)

2. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang tertuang dalam item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. (Sugiyono, 2012:93)

Tabel 3.5

Skor item-item pernyataan kuesioner

Jawaban Skor pernyataan

positif

Skor pernyataan negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Melalui teknik ini, responden diberikan seperangkat pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis. Jenis kuesioner yang dipakai dalam

penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan alternatif jawaban “Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju”.


(49)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai motivasi belajar, minat kerja dengan persepsi tentang kompetensi SMK Program Keahlian Akuntansi. Pertanyaan dijawab oleh responden dengan memilih (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Deskriptif

Data yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian berdasarkan satu sample (Siregar, 2010: 221). Data yang didapat dari koesioner tersebut akan dideskripsikan dengan menggunakan PAP Tipe II. Dalam PAP Tipe II ini, peneliti telah menetapkan suatu batas kompetensi minimal yang dianggap dengan meluluskan dari penguasaan bahan yakni 56% yang diberi nilai cukup. Dalam penggunakan PAP Tipe II ini harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sekolah memiliki guru yang memadai dan terlatih dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang unggul dan berkualitas. Berikut adalah tabel PAP Tipe II.


(50)

Tabel 3.6 Tabel PAP Tipe II

Nilai Persentil Kategori

81% -100% Sangat Tinggi

66% - 80% Tinggi

56% - 65% Cukup Tinggi

46% - 55% Rendah

Dibawah 46% Sangat Rendah

Sumber: (Masidjo, 1995:153)

Berdasarkan kategori PAP Tipe II di atas, maka analisis dilakaukan dengan rumus sebagai berikut:

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah) a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Apabila yang terjadi normal maka analisis untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dengan menggunakan analisis One-Sampel Kolmogorof Smirnov. Dmaksimum = [Fo(Xi)-Sn(Xi)]

Keterangan:

D = Deviasi atau penyimpanan maksimum Fo (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Sn (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Selanjutnya untuk mengetahui apakah distrubsi frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:


(51)

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikan 5% maka signifikan artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianilisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data normal.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka signifikan artinya ada perbedaan antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data tidak normal.

b. Uji Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah diantara dua variabel atau lebih terdapat hubungan, dan jika ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Biasanya dalam analisis regresi dicari persamaan regresi, dan juga dihitung koefisien korelasi sebagai berikut:

Arti dari r adalah:

1. Jika r = -1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier terbalik sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin kecil nilai Y.

2. Jika r = 1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin besar pula nilai Y.


(52)

Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan indeks korelasi, yang disebut koefisien korelasi. Korelasi yang sering digunakan dalam penelitian adalah korelasi Produk Momen dari Pearson yang merupakan sepasang variabel kontinu, X dan Y, mempunyai korelasi, maka derajat korelasi dapat dicari dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson.

H. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sangadji, 120: 160). Validitas menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Penelitian ini menggunakan validitas isi.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan teknik Corected Item-Total Correlation dengan bantuan SPSS versi 19. Jumlah nilai Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan r kritik. Untuk mengetahui besarnya r ktirik, dapat dilihat dalam tabel korelasi nilai – r. cara melihat angka kritik adalah dengan melihat baris N-2 untuk taraf signifikan 5%. N yang dimaksud adalah jumlah responden penelitian. Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada rumus korelasi spearman sebagai berikut:


(53)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

ƩX = Jumlah skor dalam sebaran X

ƩY = Jumlah skor dalam sebaran Y

ƩXY = Jumlah hasil kali antara X dan Y N = Banyaknya sampel yang diuji coba

Uji coba instrumen penelitian dilakukan secara bersamaan kepada 237 siswa sebagai sampel penelitian.

a. Pengujian validitas untuk variabel motivasi belajar siswa Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Motivasi Belajar

No. Butir Nilai R tabel Nilai r hitung Keterangan

1 0,3610 0,550 Valid

2 0,3610 0,422 Valid

3 0,3610 0,630 Valid

4 0,3610 0,526 Valid

5 0,3610 0,468 Valid

6 0,3610 0,150 Valid

7 0,3610 0,548 Tidak Valid

8 0,3610 0,630 Valid

9 0,3610 0,380 Valid

10 0,3610 0,605 Valid

11 0,3610 0,481 Valid

12 0,3610 0,425 Valid

13 0,3610 0,460 Valid

14 0,3610 0,176 Tidak Valid

15 0,3610 0,481 Valid

16 0,3610 0,425 Valid

17 0,3610 0,380 Valid

18 0,3610 0,630 Valid

19 0,3610 0,591 Valid

20 0,3610 0,386 Valid

21 0,3610 0,265 Tidak Valid

22 0,3610 0,732 Valid

23 0,3610 0,548 Valid

24 0,3610 0,591 Valid

25 0,3610 0,375 Valid

26 0,3610 0,468 Valid


(54)

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa butir pernyataan 7, 14 dan 21 memiliki nilai r hitung lebih rendah dari r tabel sehingga butir-butir tersebut dinyatakan tidak valid. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian ulang validitas menggunakan SPSS for Windows versi 19 dengan menghasilkan butir-butir pernyataan yang valid. Adapun hasil pengujian ulang setelah menghapus butir-butir yang tidak valid sehingga menghasilkan 24 butir pernyataan yang valid, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Motivasi Belajar

No. Butir Nilai R tabel Nilai r hitung Keterangan

1 0,3610 0,538 Valid

2 0,3610 0,423 Valid

3 0,3610 0,626 Valid

4 0,3610 0,521 Valid

5 0,3610 0,437 Valid

6 0,3610 0,553 Valid

8 0,3610 0,626 Valid

9 0,3610 0,414 Valid

10 0,3610 0,596 Valid

11 0,3610 0,466 Valid

12 0,3610 0,417 Valid

13 0,3610 0,467 Valid

15 0,3610 0,466 Valid

16 0,3610 0,417 Valid

17 0,3610 0,414 Valid

18 0,3610 0,626 Valid

19 0,3610 0,629 Valid

20 0,3610 0,385 Valid

22 0,3610 0,751 Valid

23 0,3610 0,553 Valid

24 0,3610 0,629 Valid

25 0,3610 0,382 Valid

26 0,3610 0,437 Valid


(55)

b. Pengujian validitas untuk variabel minat bekerja Tabel 3.9

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Minat Bekerja

No. Butir Nilai R table Nilai r hitung Keterangan

1 0,3610 0,372 Valid

2 0,3610 0,468 Valid

3 0,3610 0,381 Valid

4 0,3610 0,373 Valid

5 0,3610 0,534 Valid

6 0,3610 0,542 Valid

7 0,3610 0,616 Valid

8 0,3610 0,574 Valid

9 0,3610 0,473 Valid

10 0,3610 0,633 Valid

11 0,3610 0,423 Valid

12 0,3610 0,435 Valid

13 0,3610 0,504 Valid

14 0,3610 0,544 Valid

15 0,3610 0,441 Valid

16 0,3610 0,261 Tidak Valid

17 0,3610 0,579 Valid

18 0,3610 0,489 Valid

19 0,3610 0,273 Tidak Valid

20 0,3610 0,677 Valid

21 0,3610 0,434 Valid

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa butir pernyataan 16 dan 19 memiliki nilai r hitung lebih rendah dari r tabel sehingga butir-butir tersebut dinyatakan tidak valid. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian ulang validitas menggunakan SPSS for Windows versi 19 dengan menghasilkan butir-butir pernyataan yang valid. Adapun hasil pengujian ulang setelah menghapus butir-butir yang tidak valid sehingga menghasilkan 19 butir pernyataan yang valid, adalah sebagai berikut:


(56)

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Minat Bekerja

No. Butir Nilai R tabel Nilai r hitung Keterangan

1 0,3610 0,404 Valid

2 0,3610 0,504 Valid

3 0,3610 0,419 Valid

4 0,3610 0,386 Valid

5 0,3610 0,521 Valid

6 0,3610 0,527 Valid

7 0,3610 0,609 Valid

8 0,3610 0,572 Valid

9 0,3610 0,510 Valid

10 0,3610 0,625 Valid

11 0,3610 0,393 Valid

12 0,3610 0,470 Valid

13 0,3610 0,491 Valid

14 0,3610 0,519 Valid

15 0,3610 0,412 Valid

17 0,3610 0,581 Valid

18 0,3610 0,472 Valid

20 0,3610 0,674 Valid

21 0,3610 0,404 Valid

c. Pengujian validitas untuk variabel kompetensi siswa SMK

Tabel 3.11

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Persepsi Tentang Kompetensi Siswa

No. Butir Nilai R tabel Nilai r hitung Keterangan

1 0,3610 0,517 Valid

2 0,3610 0,445 Valid

3 0,3610 0,541 Valid

4 0,3610 0,418 Valid

5 0,3610 0,481 Valid

6 0,3610 0,016 Tidak Valid

7 0,3610 0,693 Valid

8 0,3610 0,503 Valid

9 0,3610 0,418 Valid

10 0,3610 0,505 Valid


(57)

No. Butir Nilai R tabel Nilai r hitung Keterangan

12 0,3610 0,684 Valid

13 0,3610 0,675 Valid

14 0,3610 0,652 Valid

15 0,3610 0,717 Valid

16 0,3610 0,693 Valid

17 0,3610 0,781 Valid

18 0,3610 0,668 Valid

19 0,3610 0,032 Tidak Valid

20 0,3610 0,503 Valid

21 0,3610 0,665 Valid

22 0,3610 0,588 Valid

23 0,3610 0,027 Tidak Valid

24 0,3610 0,472 Valid

25 0,3610 0,589 Valid

26 0,3610 0,541 Valid

Tabel 3.11 menunjukkan bahwa butir pernyataan 6,19 dan 23 memiliki nilai r hitung lebih rendah dari r tabel sehingga butir-butir tersebut dinyatakan tidak valid. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian ulang validitas menggunakan SPSS for Windows versi 19 dengan menghasilkan butir-butir pernyataan yang valid. Adapun hasil pengujian ulang setelah menghapus butir-butir yang tidak valid sehingga menghasilkan 23 butir pernyataan yang valid, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Pengujian Ulang Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Persepsi Tentang Kompetensi Siswa No. Butir Nilai R tabel Nilai r hitung Keterangan

1 0,3610 0,535 Valid

2 0,3610 0,444 Valid

3 0,3610 0,527 Valid

4 0,3610 0,421 Valid

5 0,3610 0,468 Valid


(58)

No. Butir Nilai R tabel Nilai r hitung Keterangan

8 0,3610 0,564 Valid

9 0,3610 0,421 Valid

10 0,3610 0,516 Valid

11 0,3610 0,699 Valid

12 0,3610 0,719 Valid

13 0,3610 0,685 Valid

14 0,3610 0,676 Valid

15 0,3610 0,703 Valid

16 0,3610 0,689 Valid

17 0,3610 0,770 Valid

18 0,3610 0,657 Valid

20 0,3610 0,564 Valid

21 0,3610 0,665 Valid

22 0,3610 0,593 Valid

24 0,3610 0,471 Valid

25 0,3610 0,557 Valid

26 0,3610 0,527 Valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach karena jawaban yang diberikan responden dalam penelitian ini adalah jawaban yang berbentuk skala. Menentukan besarnya Alpha Cronbach dilakukan dengan bantuan SPSS. Tolak ukur Cronbach’s Alpha sebesar 0,6. Artinya sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Crobach sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

Ʃr112 = jumlah varian butir


(59)

Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,60, maka konstruk pertanyaan dimensi variabel adalah reliabel. Sebaliknya jika nilai Cronbach's Alpha < 0,60, maka konstruk pertanyaan dimensi variabel adalah tidak reliabel (Sujarweni, 2012: 189). Dalam uji reliabilitas dilakukan dengan bentuan komputer mengunakan SPSS for Windows versi 19. Berikut ini adalah hasil uji reliablitas untuk ketiga variabel:

a. Pengujian reliabilitas untuk variabel motivasi belajar Tabel. 3.13

Hasil Pengujian Reliabilitas Veriabel Motivasi Belajar Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

,877 ,884 19

Hasil pengujian reliabilitas untuk variabel motivasi belajar menghasilkan Cronbach's Alpha sebesar 0,877. Hasil tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang diuji adalah reliabel.

b. Pengujian reliabilitas untuk variabel minat bekerja Tabel. 3.14

Hasil Pengujian Reliabilitas Veriabel Minat Bekerja Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items


(60)

Hasil pengujian reliabilitas untuk variabel minat bekerja menghasilkan Cronbach's Alpha sebesar 0,907. Hasil tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang diuji adalah reliabel. c. Pengujian reliabilitas untuk variabel persepsi tentang kompetensi

siswa SMK

Tabel. 3.15

Hasil Pengujian Reliabilitas Veriabel Kompetensi Siswa SMK

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,932 ,932 23

Hasil pengujian reliabilitas untuk variabel persepsi tentang kompetensi siswa SMK menghasilkan Cronbach's Alpha sebesar 0,932. Hasil tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang diuji adalah reliabel.


(61)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 April sampai dengan tanggal 4 Juli 2016 subjek penelitian adalah siswa-siswi SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman. Lokasi penelitian pada awalnya akan dilakukan di semua SMK program keahlian akuntansi non Muhammadiyah yang berjumlah 10 Sekolah, namun 3 sekolah memberikan respon negatif yaitu SMK N 1 Godean, SMK Sanjaya Pakem dan SMK YPKK 2 Sleman, sehingga penelitian dilakukan di tujuh sekolah.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK kelas X1 Tahun Ajaran 2015/2016 program keahlian akuntansi di Kabupaten Sleman. Jumlah siswa dalam penelitian berjumlah 207 siswa. Kuesioner diberikan sebanyak subjek dan diperoleh dalam jumlah yang sama.

Berikut ini disajikan Tabel 4.1 terkait jumlah reponden di masing-masing sekolah:

Tabel 4.1

Jumlah Responden Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Responden

1 SMK Negeri 1 Depok 50

2 SMK Negeri 1 Tempel 51

3 SMK “17” Seyegan 18

4 SMK YPKK 1 Sleman 30

5 SMK YPKK 3 Sleman 20

6 SMK Yapemda Sleman 30

7 SMK Hamong Putera 1 8

Jumlah 207


(62)

Deskripsi data untuk masing-masing Variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar

Data yang diolah adalah sebanyak 27 item yaitu untuk mengetahui minat belajar siswa SMK dengan mengacu pedoman PAP II yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar

Interval Skor Frekuensi Presentase Kategori

115 – 135 20 9,68 % Sangat baik

99 – 114 123 59,44 % Baik

88 – 98 55 26,57 % Cukup baik

77 – 87 8 3,86 % Tidak baik

27 – 76 1 0,45 % Sangat tidak baik

Jumlah 207 100 %

Tabel 4.2 menunjukkan frekuensi motivasi belajar dengan total siswa 207, dapat dilihat bahwa sebanyak 123 siswa atau 59,43% mempunyai motivasi belajar baik, 55 siswa atau 26,57% mempunyai motivasi belajar cukup baik, 20 siswa atau 9,68% mempunyai motivasi belajar sangat baik dan 8 siswa atau 3,86% mempunyai motivasi belajar tidak baik dan 1 siswa atau 0,4% mempunyai motivasi belajar yang sangat tidak baik.

Nilai mean untuk variabel motivasi belajar sebesar 102,25, median sebesar 102 dan modus sebesar 102. Nilai mean untuk variabel motivasi belajar sebesar 102,25 masuk dalam kategori baik. Berdasarkan data


(63)

tersebut maka dapat disimpulkan secara umum, sebagian besar siswa mempunyai motivasi belajar baik.

2. Minat Bekerja

Data yang diolah adalah sebanyak 21 item. Deskripsi data untuk variabel minat bekerja siswa dapat diketahui dengan menggunakan PAP Tipe II melalui kategori yang disajikan dalam Tabel 4.3: distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Minat Bekerja

Interval Skor Frekuensi Presentase Kategori

90 – 105 30 14,5 % Sangat baik

77 – 89 129 62,32 % Baik

69 – 76 38 18,35 % Cukup baik

60 – 68 10 4,83 % Tidak baik

21 – 59 0 0 % Sangat tidak baik

Jumlah 207

Tabel 4.3 menunjukkan frekuensi minat belajar dengan total siswa 207, dapat dilihat bahwa sebanyak 129 siswa atau 62,32% mempunyai minat bekerja baik, 38 siswa atau 18,35% mempunyai minat bekerja cukup baik, 30 siswa atau 14,5% mempunyai minat bekerja sangat baik dan 8 siswa atau 3,86% mempunyai minat bekerja tidak baik dan tidak ada siswa atau 0 % yang mempunyai minat bekerja yang sangat tidak baik.

Nilai mean untuk variabel minat bekerja sebesar 81,31, median sebesar 81 dan modus sebesar 81. Nilai mean untuk variabel minat bekerja sebesar 81,31 masuk dalam kategori baik. Berdasarkan data


(64)

tersebut maka dapat disimpulkan secara umum, sebagian besar siswa mempunyai minat bekerja baik.

3. Persepsi Tentang Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi

Data yang diolah adalah sebanyak 26 item. Deskripsi data untuk variabel persepsi tentang kompetensi dapat diketahui dengan menggunakan PAP Tipe II melalui kategori yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Persepsi Tentang Kompetensi Siswa Interval Skor Frekuensi Presentase Kategori

111 – 130 27 13,05 % Sangat baik

95 – 110 99 47,82 % Baik

85 – 94 65 31,4 % Cukup baik

74 – 84 16 7,73 % Tidak baik

26 – 73 0 0 % Sangat tidak baik

Jumlah 207

Tabel 4.4 menunjukkan frekuensi persepsi tentang kompetensi siswa dengan total siswa 207, dapat dilihat bahwa sebanyak 99 siswa atau 47,82% mempunyai kompetensi baik, 65 siswa atau 31,4% mempunyai kompeteni cukup baik, 27 siswa atau 13,05% mempunyai kompetensi sangat baik, 16 siswa atau 7,73% mempunyai kompetensi tidak baik dan tidak ada siswa atau 0 % yang mempunyai kompetensi yang sangat tidak baik.

Nilai mean untuk variabel kompetensi sebesar 97,7, median sebesar 97 dan modus sebesar 101. Nilai mean untuk variabel kompetensi sebesar


(65)

97,7 masuk dalam kategori baik. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan secara umum, sebagian besar siswa mempunyai persepsi tentang kompetensi baik.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data 1. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas didasarkan pada uji bivariat dengan bantuan SPSS For Windows 19. Berikut ini disajikan hasil pengujian:

a. Pengujian normalitas motivasi belajar

Hasil uji normalitas variabel motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Variabel Motivasi Belajar

Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:chisquare

Equation

Model Summary Parameter

Estimates R

Square F df1 df2 Sig.

Constan

t b1

Linear ,599 306,237 1 205 ,000 ,036 ,015


(66)

Tabel 4.5, nilai R Square sebesar 0,599 lebih rendah dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa adalah tidak normal. b. Pengujian normalitas minat bekerja dengan persepsi tentang

kompetensi

Hasil uji normalitas variabel minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Variabel Minat Bekerja Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable:chisquare Equatio

n

Model Summary Parameter

Estimates R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear ,684 442,887 1 205 ,000 ,033 ,018

The independent variable is Mahalanobis Distance.

Tabel 4.4, nilai R Square sebesar 0,689 lebih rendah dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa adalah tidak normal.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Persepsi tentang Kompetensi Siswa

a. Rumusan Hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang


(67)

H1 = Ada hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang

kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi b. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi Spearman Rank adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Korelasi Hubungan Motivasi Belajar dengan Kompetensi Siswa Correlations Motivasi_Be lajar Kompetensi_ Siswa Spearman's rho

Motivasi_Belajar Correlation Coefficient

1,000 ,341**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 207 207

Kompetensi_Sisw a

Correlation Coefficient

,341** 1,000 Sig. (2-tailed) ,000 .

N 207 207

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sig. (2-tailed) untuk hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi sebesar 0,000. Nilai ini lebih rendah dari 0,05. Hal ini berarti bahwa rumusan hipotesis yang diterima adalah H1. Sementara

itu, nilai koefisien korelasi Spearman sebesar (+) 0,341 tanda plus menunjukkan bahwa hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi mempunyai korelasi positif. Nilai 0,341 dapat diinterprstasikan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang cukup kuat karena berada di interval 0,21 – 0,40. Dengan demikian


(68)

disimpulkan ada hubungan positif motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi.

2. Hubungan Minat Bekerja dengan Kompetensi a. Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada hubungan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi.

H1 = Ada hubungan minat bekerja dengan persepsi tentang

kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi. b. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi Spearman Rank adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Korelasi Hubungan Minat Bekerja dengan Kompetensi Siswa

Correlations

Minat_Kerja

Kompetensi_ Siswa Spearman's

rho

Minat_Kerja Correlation Coefficient

1,000 ,692**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 207 207

Kompetensi_Siswa Correlation Coefficient

,692** 1,000 Sig. (2-tailed) ,000 .

N 207 207

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sig. (2-tailed) untuk hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa sebesar 0,000. Nilai ini lebih rendah dari 0,05. Hal ini berarti


(69)

bahwa rumusan hipotesis yang diterima adalah H1. Sementara itu,

nilai koefisien korelasi Spearman sebesar (+) 0,692 tanda plus menunjukkan bahwa hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa mempunyai korelasi positif. Nilai 0,692 dapat diinterprstasikan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang kuat karena berada di interval 0,41 – 0,70. Dengan demikian motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa berhubungan positif.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi

Berdasarkan deskripsi data, dengan keseluruhan responden 207 distribusi frekuensi menunjukkan sebanyak 99 responden mempunyai persepsi tentang kompetensi siswa yang baik. Sementara itu, deskripsi data untuk motivasi belajar sebanyak 123 siswa mempunyai motivasi belajar yang baik. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi belajar dan persepsi tentang kompetensi siswa yang baik.

Berdasarkan analisis data, nilai probabilitas sig. (2-tailed) untuk hubungan motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa sebesar 0,000 < = 0,05 dan nilai koefisien Spearman (Spearman’rho) sebesar (+) 0,431. Nilai probabilitas tersebut dapat diinterpretasikan


(70)

bahwa kedua variabel mempunyai arah hubungan yang positif dengan keeratan korelasi yang kuat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pengertian motivasi belajar yang merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel 2004: 169).

Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menguasai kompetensi kejuruan dengan baik dan dengan demikian peserta didik tersebut memiliki kompetensi sesuai dengan bidang yang ditekuninya atau memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Motivasi berfungsi sebagai pengaruh dalam arti untuk menggerakan perbuatan ke arah pencapaian tujuan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan yang diraih.

Target kompetensi praktik kerja lapangan (PKL) dan praktik dalam proses pembelajaran sangat penting untuk mengukur kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam menerapkan secara langsung ilmu akuntansi yang sudah dipelajari dalam teori.


(71)

2. Hubungan Minat Bekerja dengan Persepsi Tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi. Berdasarkan analisis data, menunjukkan bahwa nilai probabilitas sig. (2-tailed) untuk hubungan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi sebesar 0,000 < = 0,05 dan nilai koefisien Spearman (Spearman’rho) sebesar (+) 0,692 dapat diinterpretasikan bahwa kedua variabel mempunyai arah hubungan yang positif dengan keeratan korelasi yang kuat.

Hal di atas sesuai dengan definisi berikut; minat bekerja pada siswa membentuk kesiapan kerja atau disebut juga kompetensi kerja adalah "kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan" (UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Kesiapan kerja yaitu keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat kerja merupakan hal yang harus ditingkatkan dalam mempersiapkan siswa untuk bekerja sesuai dengan bidangnya.

Hasil analisis dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya secara


(72)

empiris. Dengan demikian diyakini bahwa variabel bebas motivasi belajar dan minat bekerja secara sendiri-sendiri maupun secara bersama mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap variabel terikat persepsi tentang kompetensi siswa. Hal ini sejalan dengan teori -teori yang mendasari pernyataan tersebut serta didukung oleh data responden secara empiris di lapangan melalui penelitian ini.

Pada dasarnya seseorang berhak memilih dan menentukan keinginan sesuai apa yang dicita-citakan. Sama halnya dengan para siswa yang memilih atau dipilihkan oleh orang tuanya untuk meneruskan pendidikan sesuai bidang yang diharapkan. Tidak jarang siswa yang memilih untuk melajutkan di SMK, karena di SMK siswa dibekali ilmu dan kompetensi praktik. Sesuai dengan misi SMK yaitu membentuk siswanya untuk disiapkan ke arah dunia kerja.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 180), menjelaskan minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adanya paksaan dari orang lain. Selama proses pendidikan membangkitkan siswa tertarik untuk ke dunia kerja setelah lulus dari sekolah. Minat itu muncul karena adanya dorongan dan pelatihan dari proses belajar mengajar praktik maupun tertulis saat di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan minat bekerja pada siswa SMK di kabupaten Sleman dikatakan cukup tinggi. Minat bekerja itu belum sepenuhnya tumbuh pada semua siswa, maka perlu adanya bimbingan dan dorongan dari sumber daya selama proses pendidikan


(73)

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai hubungan antara motivasi belajar, minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK program keahlian Akuntansi di kabupaten Sleman, maka ditarik kesimpulan:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK program keahlian Akuntansi. Hasil penelitian dibuktikan dengan adanya nilai koefisien Spearman (Spearman’rho) sebesar (+) 0,431 sig. (2-tailed) 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK program keahlian Akuntansi. Hasil penelitian dibuktikan dengan adanya nilai koefisien Spearman (Spearman’rho) sebesar (+) 0,692 sig. (2-tailed) 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05.

B. Keterbatasan

1. Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran kuesioner dan penulis terlibat langsung dalam penyebaran sampai dengan pengumpulan kuesioner, namun demikian penulis tidak sepenuhnya dapat mengendalikan kesungguhan responden dalam menjawab kuesioner yang


(74)

diberikan karena banyak faktor di luar kendali penulis. Apabila ternyata responden tidak menjawab berdasarkan kondisi sebenarnya, maka hasil penelitian ini tidak memberikan gambaran hasil yang objektif.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya terkait dengan hubungan motivasi belajar, minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi agar mempertimbangkan terlebih dahulu jenis metode yang akan digunakan untuk mengukur persepsi tentang kompetensi siswa. Diperlukan adanya observasi lapangan untuk mengetahui kompetensi siswa secara nyata dalam proses pembelajaran. Menambah lebih banyak variabel-variabel terkait serta lebih dikembangkan butir-butir pernyataan yang mendukung untuk mencapai hasil penelitian yang maksimal.

2. Bagi Siswa disarankan menekuni proses pendidikan dengan minat dan motivasi untuk mencapai kompentensi sesuai dengan program keahliannya.

3. Bagi Sekolah khususnya untuk SDM agar lebih mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan mendayagunakan siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif agar siswa termotivasi dan mempunyai minat untuk siap bekerja.


(1)

(2)

125


(3)

(4)

127

LAMPIRAN XI

DOKUMENTASI


(5)

(6)

129


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

0 21 51

Hubungan motivasi belajar dan minat bekerja dengan persepsi tentang kompetensi siswa Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

0 0 151

Hubungan motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa survei pada 7 SMK program keahlian akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

0 0 160

Hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dan minat bekerja dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

0 0 159

Minat siswa Sekolah Menengah Atas Jurusan IPS dan Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Akuntansi mendaftar ke Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 2 176

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR GURU KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 2 230

MINAT MEMASUKI DUNIA KERJA DAN MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS SEBELAS KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 7 173

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK YOGYAKARTA.

0 0 127

HUBUNGAN MINAT MEMBATIK DENGAN PRESTASI BELAJAR BATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

0 0 7

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, IKLIM KELAS, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 188