18. Spuit 1 ml Terumo, Japan
19. Spuit 5 ml Terumo, Japan
20. Mikroskop cahaya Olympus, Japan
21. Light Cure
DTE
4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis
Ekstraksi kulit manggis dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu oleh Iqbal Sirait 2015. Buah manggis diperoleh dari Pasar Buah Brastagi, Medan, Sumatera
Utara dimana asal tumbuh Sibolangit dengan berat 1000 gram. Proses pembuatan ekstrakkulit manggis dilakukan berdasarkan Standar Operasional Laboratorium Obat
Tradisional Fakultas Farmasi USU dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Pembuatan Simplisia
Buah manggis sebanyak 1000 gram dikupas dan dikeluarkan buahnya.Bahan baku berupa kulit manggis dibersihkan dari kotoran, dicuci bersih, lalu dipotong kira-
kira setebal 0,3mmdan dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu 40
o
C. Kulit manggis dikatakan sudah kering apabila potongan kulit manggis dibengkokkan
akan mudah patah. Kulit manggis yang telah dikeringkan kemudian ditimbang kembali dan diperoleh 200 gram kulit manggis yang telah kering.Selanjutnya kulit
Gambar 16. Kulit buah manggis diiris tipis Gambar 15. Buah manggis dikeluarkan
dan dibersihkan dari kotoran
Universitas Sumatera Utara
manggis tersebut dihaluskan dengan menggunakan blender dan didapat serat-serat halus simplisia kulit manggis.
b. Proses maserasi
Gambar 18. Kulit buah manggis yang sudah kering ditimbang sebanyak 200 gr, kemudian dihaluskan
Gambar 17. Kulit buah manggis yang telah diiris tipis dimasukkan ke lemari pengering kiri ; Kulit manggis setelah dikeringkan kanan
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 200 gram serbuk simplisia diletakkan ke dalam bejana tertutup dan direndam dengan etanol 70 selama 30 menit pada suhu 25
o
C.
c. Proses perkolasi
Perkolator disiapkan dengan cara meletakkan kapas secukupnya yang telah dibasahi dengan etanol pada bagian dasar wadah perkolator, kemudian di atas kapas
tersebut diletakkan kertas saring sebanyak 2 lembar. Kemudian massa simplisia yang telah direndam tersebut dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator di
mulai dari bagian tengah hingga ke tepi percolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan. Kemudian etanol 70 dituangkan ke dalam percolator dan massa disaring
dengan lapisan kertas saring sampai cairan tersebut mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyaring untuk mengetahui apakah percolator
sudah berfungsi dengan baik. Kemudian percolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam.
Gambar 19. Simplisia ditimbang dan dimaserasi dalam etanol 70 selama 30 menit
Universitas Sumatera Utara
Setelah 24 jam, percolator dibuka kembali dan cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1ml per menit atau 20 tetes per menit. Tambahkan berulang-ulang
etanol 70 secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia dan diperoleh ekstrak cair.
d. Ekstrak cair diuapkan dengan vacuum rotavapor pada suhu 40
o
C hingga konsistensi seperti madu. Ekstrak yang telah kental tersebut ditimbang dengan
timbangan analitik.Setelah itu ekstrak kulit manggis dimasukkan ke dalam botol kaca, lalu disimpan di tempat yang sejuk.
Gambar 20. Penampungan perkolat
Gambar 22. Ekstrak kulit manggis Gambar 21Penguapan perkolat dengan
menggunakan Vacuum Rotary Evaporator
Universitas Sumatera Utara
4.7.1.1 Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis Konsentrasi 5
Pembuatan ekstrak kulit manggis dilakukan sesuai dengan skripsi Eldora Teohardi 2015. Panaskan akuades sebanyak 10 ml dan pindahkan ke lumpang
Gambar 23. Sebanyak 10 mg bubuk CMC Carboxy Methil Cellulose ditimbang dengan menggunakan neraca analitik Gambar 24, kemudian ditaburkan ke dalam
lumpang yang berisi akuades 10 ml Gambar 25. Diamkan selama 30 menit Gambar 26 hingga diperoleh masa transparan, kemudian digerus hingga berbentuk
gel atau masa yang kental dan homogen Gambar 27. Timbang ekstrak sebanyak 0,5 gram Gambar 28 ditambahkan larutan CMC
10ml sedikit demi sedikit sambil digerus Gambar 29, kemudian disimpan dalam botol vial Gambar 30.
Gambar 23. 10 ml aquadest dipanaskan Gambar 24. 10 mg bubuk CMC
Gambar 25. 10 mg bubuk CMC ditaburkan ke dalam
tumpang yang berisi aquadest 10 ml
Gambar 26. Diamkan 30 menit
Universitas Sumatera Utara
4.7.1.2. Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis Konsentrasi 10
Panaskan akuades sebanyak 10 ml dan pindahkan ke lumpang Gambar 23. Sebanyak 10 mg bubuk CMC Carboxy Methil Cellulose ditimbang dengan
menggunakan neraca analitik Gambar 24, kemudian ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi akuades 10 ml Gambar 25. Diamkan selama 30 menit Gambar
Gambar 28. Ekstrak kulit manggis ditimbang 0,5 gram
Gambar 29. Ekstrak kulit manggis dan larutan CMC
digerus hingga homogen Gambar 30. Ekstrak kulit manggis
5 dan 10 Gambar 27. Penggerusan CMC
hingga homogen
Universitas Sumatera Utara
26hingga diperoleh masa transparan, kemudian digerus hingga berbentuk gel atau masa yang kental dan homogen Gambar 27.
Timbang ekstrak sebanyak 1 gram Gambar 31 ditambahkan larutan CMC 10ml sedikit demi sedikit sambil digerus Gambar 32, kemudian disimpan dalam
botol vial Gambar 30.
4.7.2 Persiapan Hewan Coba
Hewan yang digunakan adalah kelinci jantan dengan berat 1,5-2 kg, umur 3-5 bulan, dibagi menjadi 3 kelompok pengamatan yaitu hari 1,3, dan 7. Setiap ekor
diberi perlakuan bahan coba pada 4 gigi. Jumlah gigi yang dipakai sebanyak 36 gigi. Gambar 31. Ekstrak kulit manggis
ditimbang 1 gram Gambar 32. Ekstrak kulit manggis
dan larutan CMC digerus hingga homogen
Gambar 33. Adaptasi kelinci dalam kandang Universitas Sumatera Utara
Hewan coba diadaptasi selama 1 minggu dan dipelihara dalam kandang Gambar 33. Kandang hewan coba dibersihkan setiap hari dari kotoran dan sisa
makanan agar tetap kering. Hewan coba diberi makan 2 kali sehari pukul 09.00 dan 16.00 WIB.
4.7.2.1 Perlakuan Hewan Coba
Kelinci dimasukkan ke dalam tempat pasungan kelinci. Telinga kanan kelinci dibersihkan dengan alkohol 70. Bulu pada telinga kanan kelinci yang berada di atas
pembuluh darah vena marginal ear vein dicukur dengan gunting, kemudian dianastesi dengan spuit 1 ml secara intravena dengan ketamin 15 mgkg.
4.7.2.2 Perlakuan gigi hewan coba
• Preparasi gigi insisivus atas kanan kelinci pada sisi labial dengan
menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm hingga mencapai ruang pulpa dan berdarah.
• Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan dikeringan
dengan cotton pellet steril. •
Pada gigi insisivus atas kanan diaplikasikan ekstrak kulit manggis 5 seban
yak 20μl 0,02ml dengan menggunakan spuit 1 ml. Gambar 34. Kelinci dipasung
Gambar 35. Anastesi intravena melalui pembuluh marginal ear
vein
Universitas Sumatera Utara
• Letakkan cotton pellet, lalu tambal dengan RM-GIC kemudian disinar
dengan light cure. •
Preparasi gigi insisivus atas kiri kelinci pada sisi labial dengan menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm hingga mencapai
ruang pulpa dan berdarah. •
Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan dikeringkan dengan cotton pellet steril.
• Pada gigi insisivus atas kiri diaplikasikan ekstrak kulit manggis 10
sebanyak 20μl 0,02ml dengan menggunakan spuit 1 ml. •
Letakkan cotton pellet, lalu tambal dengan RM-GIC kemudian disinar dengan light cure.
• Preparasi gigi insisivus bawah kanan kelinci pada sisi labial dengan
menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm hingga mencapai ruang pulpa dan berdarah.
• Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan dikeringan
dengan cotton pellet steril. •
Pada gigi insisivus bawah kanan diaplikasikan biodentin sebanyak 20mg dengan menggunakanplugger endodontik
• Lalu tambal dengan RM-GIC kemudian disinar dengan light cure.
• Preparasi gigi insisivus bawah kiri kelinci pada sisi labial dengan
menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm hingga mencapai ruang pulpa dan berdarah.
• Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan dikeringan
dengan cotton pellet steril. •
Tambal kavitas dengan RM-GIC kemudian disinar dengan light cure. •
Total keseluruhan adalah 4 gigi insisivus tiap kelinci.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 36. Pengeburan gigi kelinci Gambar 37. Perforasi gigi kelinci
Gambar 38. Injeksi ekstrak kulit manggis 5, 10, dan
biodentin pada I1 atas, I2 atas dan I1 bawah
Gambar 41. Gigi insisivus yang telah ditambal
Gambar 40. Penyinaran Light cure Gambar 39. Aplikasi RM-GIC
Universitas Sumatera Utara
• Pada hari ke-1 setelah perlakuan terhadap 4 gigi insisivus setiap kelinci,
kelinci didekapitasi dengan anastesi laten. Kemudian rahang kelinci dipotong dan gigi-gigi pada rahang tersebut diekstraksi, kemudian dimasukkan ke dalam botol
eppendorf. Kemudian diberikan ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pembuatan preparat histopatologi.
• Pada hari ke-3 setelah perlakuan terhadap 4 gigi insisivus setiap kelinci,
kelinci didekapitasi dengan anastesi laten. Kemudian rahang kelinci dipotong dan gigi-gigi pada rahang tersebut diekstraksi, kemudian dimasukkan ke dalam botol
eppendorf. Kemudian diberikan ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pembuatan preparat histopatologi.
• Pada hari ke-7 setelah perlakuan terhadap 4 gigi insisivus setiap kelinci,
kelinci didekapitasi dengan anastesi laten. Kemudian rahang kelinci dipotong dan gigi-gigi pada rahang tersebut diekstraksi, kemudian dimasukkan ke dalam botol
eppendorf. Kemudian diberikan ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pembuatan preparat histopatologi.
Gambar 42. Pengambilan rahang kelinci yang telah diberi anastesi
latendan didekapitasi Gambar 43. Gigi kelinci yang
telah diekstraksi
Universitas Sumatera Utara
4.7.3 Persiapan sampel untuk Hematoksilin-Eosin
Sesuai dengan SOP PA FK USU: Jaringan gigi didekalsifikasi dengan larutan HCl selama 1-4 hari. Kemudian
larutan diganti setiap hari. Cuci dengan air mengalir selama 24 jam. Kemudian dinetralkan dengan formalin 10. Selanjutnya blok jaringan dilakukan penarikan air
dehydrating dengan cara direndam dengan alkohol bertingkat mulai dari alkohol 80-95-95-100-100-100 masing-masing selama 2 jam, kemudian
dilakukan penjernihan clearing terhadap alkohol dengan merendam di dalam larutan xylol 2 kali perendaman xylol 1- xylol 2 masing-masing selama 1,5 jam. Kemudian
dilakukan pemasukan infiltrasi parafin ke dalam blok jaringan dengan merendamnya di dalam parafin cair 3 kali parafin 1-2-3 masing-masing selama 2
jam. Setelah proses infiltrasi selesai dilanjutkan dengan penanaman embedding di dalam cetakan parafin blok untuk dilakukan pemotongan. Proses pemotongan
sectioning blok jaringan dengan menggunakan pisau mikrotom setebal 5- 6 μm dan
diletakkan pada kaca objek object glass. Kaca objek yang berisikan parafin direndam di dalam larutan xylol masing-masing 2 kali, alkohol masing-masing 2 kali
selama 1 menit, alkohol 95 masing-masing selama 1 menit, larutan iodin selama 10 menit, kemudian dicelupkan 4 kali dalam air mengalir, direndam di dalam larutan
hematoksilin harris selama 15 menit, dicelupkan 4 kali dalam air mengalir, dicelupkan 3-10 kali dalam alkohol 95, dibasuh kembali di air mengalir, direndam
Gambar 44. Gigi yang dimasukkan dalam botol eppendorf
Gambar 45. Preparat histopatologi gigi kelinci
Universitas Sumatera Utara
ke dalam larutan eosin selama 2 menit, direndam di dalam alkohol 95 masing- masing 2 kali selama 1 menit, direndam di dalam alkohol 100 masing-masing 2 kali
selama 1 menit dan direndam di dalam xylol masing-masing 3 kali selama 2 menit dan dioleskan mounting dengan Canada Balsam dan terakhir ditutup dengan kaca
penutup cover glass.
4.7.3.1 Pengamatan Sediaan Histopatologi
Pengamatan secara hispatologi dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x. Penilaian tersebut menggunakan kriteria berdasarkan
penelitian terdahulu Soerono Akbar sebagai berikut :
36
• 1 = normal = fibroblas
• 2= ringan =fibroblas, limfosit, neutrofil, sel plasma, makrofag meningkat.
• 3= sedang = makrofag, neutrofil dominan.
• 4 = berat = limfosit, sel plasma dominan.
4.8 Analisa Data