Kelinci Oryctolagus cuniculus sebagai Hewan Coba

2.7 Kelinci Oryctolagus cuniculus sebagai Hewan Coba

Penggunaan hewan coba sebelum dilakukan uji coba klinis ke manusia telah berkontribusi banyak dalam memahami berbagai variasi proses fisiologis dan patofisiologis yang akan terjadi dalam diri manusia. Penggunaan hewan coba didalam penelitian eksperimental haruslah memenuhi prinsip ilmiah, etis dan legal. Hewan percobaan telah banyak digunakan dalam studi eksperimental di berbagai bidang kesehatan dan kedokteran gigi, karena penelitian langsung terhadap manusia tidak boleh dilakukan dengan alasan praktis dan etis. 46 Penelitian eksperimental ini menggunakan kelinci Oryctogalus cuniculus sebagai hewan coba. Hewan coba ini memenuhi standar internasional dalam penelitian di bidang kedokteran gigi, dan kelinci merupakan hewan yang jinak, tidak agresif, mudah didapatkan serta biayanya relatif terjangkau dibandingkan hewan besar lainnya. Keberadaan kelinci dalam pengembangan filogenetik spesiesnya membuat kelinci cocok untuk inferensi apa yang diharapkan pada manusia. Selain itu, densitas tulang kelinci mirip dengan manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Davidovic et al 2015 menggunakan gigi insisivus sentral kelinci untuk melihat pengaruh bahan lining terhadap inflamasi pulpa. Aljandan et al 2012 juga Gambar 11. Kelinci Oryctolagus cuniculus Universitas Sumatera Utara melakukan penelitian pada gigi insisivus kelinci untuk melihat efektivitas penggunaan bahan kaping pulpa dalam respon penyembuhan pulpa. Di samping itu, Mao et al2012 juga menggunakan gigi kelinci untuk melihat reaksi inflamasi pada pulpa. 47,48,49 Mulut kelinci panjang, dengan pembukaan sempit. Insisivus dan gigi yang berada di pipi cheek teeth dipisahkan oleh daerah edentulus yang disebut diastema. Terdapat 2 pasang gigi insisivus maksila pada kelinci, yaitu 2 gigi insisivus labial yang lebih besar dan 2 gigi palatal yang lebih kecil peg teeth.Formula gigi kelinci dewasa yaitu : insisivus 21, kaninus 00, premolar 32, molar 33 dengan total 28 gigi. 50 Gambar 13. Struktur insisivus gigi kelinci pandangan lateral 36 Gambar 14. Struktur cheek teeth kelinci pandangan lateral 36 Gambar 12. Struktur anatomis gigi kelinci 36 Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Efek Antiinfsi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 3 14

Efek Antiinfsi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 1

Efek Antiinfsi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 4

Efek Antiinfsi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 23

Efek Antiinfsi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 5

Efek Antiinfsi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 19