BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Proses Perancangan
Produk
1
Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep menjadi informasi nyata. Perancangan berbeda dengan membuat atau
membangun.
2
Perancangan adalah penerapan prinsip-prinsip teknis dan ilmiah untuk mengatur komponen sebuah perangkat. Perangkat disesuaikan dan diwujudkan
untuk mencapai hasil tertentu, harus memenuhi enam persyaratan sebagaimana digariskan oleh Pye 1989.
3.2. Model Kano
3
Konsultan TQM di Jepang Noriaki Kano, telah memberikan model yang sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik
produk.
4
Model Kano mengklasifikasikan atribut kualitas ke dalam dimensi kualitas yang berbeda, juga direpresentasikan dalam Gambar 3.1. sebagai berikut
1. Must Be quality: Atribut kualitas ini diambil untuk diberikan ketika terpenuhi
tetapi hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
1
Anil Mital, et all. Product Development A structured Approach to Consumer Product Development, Design and Manufacture. Cet. USA : Elsevier, 2008., h. 37
2
Ibid., h. 49-51
3
Lou Cohen, Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You, USA : Addison- Wesley Publishing Company,1995, h.36
4
Grigoroudis, Evangelos. 2010. Customer Satisfaction Evaluation. Springer New York Dordrecht Heidelberg London. p 81-84.
Universitas Sumatera Utara
2. One-Dimensional quality: Hasil atribut dalam kepuasan ketika terpenuhi dan
hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi. 3.
Attractive quality: Atribut kualitas menyediakan kepuasan ketika sepenuhnya tercapai tetapi tidak menyebabkan ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
4. Indefferent quality: Atribut tersebut mengacu pada aspek dari produk juga
tidak baik atau buruk, dan demikian, atribut tersebut tidak membuat kepuasan atau ketidakpuasan.
5. Reverse quality: Kategori ini mirip dengan one-dimensional quality, tetapi
mengacu pada derajat tinggi dari prestasi yang dihasilkan dalam ketidakpuasan dan sebaliknya.
Pengenalan Rata-rata Better dan Worse, menunjukkan bagaimana kuat pengaruh atribut dalam mempengaruhi kepuasan, atau dalam perihal ketidak
pemenuhan ketidakpuasan konsumen.
Tabel evaluasi Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Evaluasi Kano
Sumber: Grigoroudis, Evangelos 2010
Universitas Sumatera Utara
5
Bentuk standarnya, kuesioner model Kano terdiri dari dua jenis pertanyaan untuk setiap kebutuhan konsumen: pertanyaan fungsional menerima
perasaan konsumen ketika kebutuhan terpenuhi dan pertanyaan disfungsional menerima perasaan konsumen ketika kebutuhan tidak terpenuhi. Penggabungan
kedua jawaban dalam evaluasi tabel kano, kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kategori yang didefinisikan sebelumnya.
3.3. Analytical Hierarchy Process AHP