149
oleh Marsius Sitohang dapat dikategorikan sebagai bentuk Strofic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda.
4.3.8. Kontur contour
Kontur adalah garis melodi yang terdapat pada sebuah komposisi musik yang dapat diidentifikasi berdasarkan pergerakan melodinya. Pada komposisi
musik yang relatif panjang, identifikasi kontur didasarkan pada bentuk melodi musiknya. Menurut Malm 1977:13 , kontur dapat dideskripsikan seperti berikut
ini: 1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang
lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada
yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah. 3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada
yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun.
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada
yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
150
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor.
7. Static yaitu garis melodi dimanagerakan-gerakan intervalnya sangat terbatas.
Berdasarkan jenis kontur diatas maka:
4.3.8.1KonturEnde Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Marsius Sitohang
Kontur Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Marsius
Sitohangtergolong jenis Static. Contohnya terdapat pada berikut ini.
Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Marsius Sitohang tergolong jenis Descending. Contohnya terdapat pada berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
151
4.3.8.2Kontur Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Trio Lasidos
Kontur Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Trio Lasidos
tergolong jenisAscending. Contohnya terdapat pada berikut ini:
Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Trio Lasidos tergolong jenis Static. Contohnya terdapat pada berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
152
BAB V PENUTUP
Berdasarkan data-data yang telah dinalisis pada bab-bab sebelumnya maka penulis memperoleh kesimpulan sejarah asal-usul Si Raja Lontung, analisis teks
dan musik Ende Tarombo Si Raja Lontung beserta komparasi kedua penyaji. Akan disertai juga dengan saran-saran kepada subyek-subyek yang memiliki
hubungan dengan keberadaan Ende Tarombo Si Raja Lontung ini terutama untuk strategi pengembangan dan pemeliharaan revival.
5.1. Kesimpulan 1.
Berdasarkan sejarah asal-usulnya, Si Raja Lontung merupakan hasil pernikahan incest sedarah antara Saribu Raja dengan adik kembarnya
Siboru Pareme. Pernikahan itu terjadi dikarenakan keadaan pada saat itu jumlah manusia masih terbatas. Karena melakukan pernikahan yang
melanggar hukum adat, Siboru Pareme dibuang ke sebuah hutan belantara tombak longo-longo oleh saudara-saudaranya. Di hutan itulah Siboru
Pareme melahirkan anaknya yang diberi nama Si Raja Lontung. Namun kembali lagi terulang pernikahan incest sedarah. Dimana Si Raja
Lontung menikahi ibunya sendiri yaitu Siboru Pareme. Meski demikian, keturunan Si Raja Lontung tetap diberkati oleh Sang Kuasa. Dari
pernikahannya tersebut, Si Raja Lontung memiliki tujuh orang putera dan satu orang puteri yaitu: Sinaga, Situmorang, Pandiangan, Nainggolan,
Simatupang, Aritonang, Siregar, dan anak perempuan satu-satunya yang bernama Siboru Anak Pandan atau Siboru Panggabean.
Universitas Sumatera Utara