Kerangka Teori Latar Belakang

2.7 Kerangka Teori

Karies Etiologi • Host • Substrat • Mikroba • Waktu Faktor Resiko • Sosioekonomi • Biologik • Tingkah Laku Dirawat Tidak Dirawat Dampak Indeks Pemeriksaan PUFA • P: Keterlibatan Pulpa • U: Ulserasi • F: Fistula • A: Abses Kualitas Tidur Akademis Perilaku Berat Badan IMT • Sangat kurus • Kurus • Normal • Gemuk • Obesitas ? DMFT 2 DMFT ≤ 2 Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Konsep

1. Jenis kelamin 2. Usia 12 – 14 tahun Indeks PUFA: a. P: keterlibatan pulpa b. U: ulserasi c. F: fistula d. A: abses Kategori IMT a. Dibawah normal b. Normal c. Diatas normal DMFT ≤ 2 tanpa PUFA DMFT 2 tanpa PUFA Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak di seluruh dunia terutama di negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. 1 Menurut data dari SEARO kira- kira 70-95 anak usia sekolah di Asia Tenggara menderita karies. 2 Survei Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Nasional tahun 2013 menunjukkan prevalensi karies di Indonesia mencapai 72,1. Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 1990, jumlah anak balita di Indonesia mencapai 30 dari jumlah penduduk Indonesia dan diperkirakan balita yang mengalami kerusakan gigi mencapai lebih dari 75 juta anak. Hasil SKRT tahun 2001 juga menyatakan bahwa prevalensi karies gigi anak-anak Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 76,2 dan prevalensi karies pada kelompok balita mencapai angka 85. 3 Riskesdas tahun 2007 dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan sebanyak 67,2 penduduk Indonesia memiliki pengalaman karies dan 43,4 masyarakat Indonesia berusia 12 tahun ke atas mempunyai karies aktif yang belum tertangani. Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa indeks pengalaman karies akan meningkat seiring bertambahnya usia. Data Riskesdas 2013 menunjukkan indeks DMFT pada kelompok usia 12 sampai 14 tahun sebesar 1,4 sedangkan pada anak 15 sampai 24 tahun sebesar 1,8 dan akan terus meningkat seiring bertambahnya usia anak. 3 Hasil Riskesdas 2013 juga menunjukkan perbedaan rerata pengalaman karies yang lebih tinggi terjadi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki yaitu 4,9 dan 4,1. 3 Data terbaru yang dirilis oleh Oral Health Media Centre pada April 2012, memperlihatkan sebanyak 60-90 anak usia sekolah dan hampir semua orang dewasa di seluruh dunia memiliki permasalahan gigi. 4 Penelitian menurut Monse et al menunjukkan bahwa prevalensi skor PUFApufa pulpitis, ulserasi, fistula, abses pada anak usia 6 tahun adalah 85 Universitas Sumatera Utara sedangkan pada anak usia 12 tahun adalah 56. Rata-rata pufa indeks untuk gigi desidui yang tersisa pada anak 12 tahun adalah 0,2 sedangkan PUFA indeks untuk gigi permanen pada anak 12 tahun adalah 1,0. 1 Penelitian Jain et al menunjukkan skor rata- rata PUFA pada anak 5-8 tahun adalah 0,07; 0,18 pada anak 9-12 tahun sedangkan pada anak 13-16 tahun adalah 0,99. 5 Karies gigi pada anak apabila tidak dirawat maka akan berdampak pada kesehatan umum, pertumbuhan, kualitas hidup, produktivitas, kehadiran sekolah dan nilai akademik, bahkan dapat diopname. 6 Adanya rasa sakit yang disebabkan oleh karies dapat mengganggu kesehatan anak secara menyeluruh, seperti perubahan perilaku anak yang cenderung memilih makanan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga anak cenderung kekurangan nutrisi. 7 Kondisi ini tentu saja akan memengaruhi asupan gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang pada gilirannya akan memengaruhi status gizi anak yang berimplikasi pada kualitas sumber daya Siagian, 2008. Rasa sakit disebabkan gigi berlubang yang sangat serius dapat memperparah kesehatan anak secara keseluruhan, disamping itu juga akan mengganggu proses pengunyahan, anak tidak mau makan dan biasanya pola tidur akan terganggu. Menurut Acs dkk, kurang tidur dan ketidakseimbangan diet dapat mempengaruhi berat badan anak. 8 Beberapa masalah yang akan timbul pada karies yang tidak dirawat apabila dibiarkan seperti pulpitis, ulserasi, fistula dan abses. 1 Beberapa penelitian telah mengkaitkan hubungan atara skor PUFApufa pada anak dengan IMT Indeks Massa Tubuh . Hasil penelitian Dua R et al menunjukkan bahwa anak pada kategori underweight memiliki skor rata-rata PUFApufa yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak pada kategori normal dan obese yakni 2,15 pada anak underweight; 2,1 pada anak normal dan 2,0 pada anak obese. 9 Benzian et al menyatakan bahwa IMT berhubungan dengan prevalensi infeksi odontogenik yang disebabkan karies PUFApufa, terlihat 55,7 anak yang mengalami infeksi odontogenik PUFApufa 27,1 diantaranya mempunyai IMT dibawah normal dan 1 mempunyai IMT diatas normal. 10 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara IMT dengan skor PUFA dan DMFT pada anak usia 12-14 tahun di SMP di Kecamatan Medan Helvetia dan Kecamatan Medan Tembung. Kecamatan ini dipilih oleh peneliti untuk mewakili lingkar dalam dan lingkar luar kota Medan yang memiliki status sosial ekonomi yang berbeda. Pemilihan sekolah dengan status sosial ekonomi yang berbeda bertujuan agar sampel yang didapatkan dapat terwakili oleh kategori IMT yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu masih sedikit penelitian yang membahas mengenai hubungan antara IMT dengan skor PUFA dan DMFT pada anak usia 12-14 tahun di Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Timur dan Medan Tuntungan

16 62 87

Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 3 80

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 0 12

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 0 2

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 2 5

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Timur dan Medan Tuntungan

0 0 12

HUBUNGAN PENGALAMAN KARIES DAN PUFA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ANAK USIA 12-14 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

0 1 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi dan Prevalensinya - Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

0 0 6

HUBUNGAN PENGALAMAN KARIES DAN PUFA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ANAK USIA 12-14 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA DAN MEDAN TEMBUNG

0 1 12