Etiologi dan Faktor Resiko Karies

tahun keatas tidak melakukan perawatan pada masalah gigi dan mulut yang dialaminya. 3

2.2 Etiologi dan Faktor Resiko Karies

Sejak berkembangnya Ilmu Kedokteran Gigi banyak teori menyebutkan penyebab terjadinya karies gigi. Saat ini, seluruh ahli telah menyetujui bahwa karies merupakan penyakit yang bersifat multifaktorial dimana banyak faktor yang berperan dalam terjadinya karies. Penyebab karies gigi dapat kita jabarkan menjadi tiga faktor yaitu tersedianya host gigi, substrat dan mikroorganisme, ketiga faktor ini akan juga dipengaruhi oleh faktor waktu. 13 Gambar 1. Skema yang menunjukkan karies sebagai penyakit multifaktorial yang disebabkan faktor host, agen, substrat, dan waktu 13 Universitas Sumatera Utara Karies dapat timbul akibat kondisi setiap faktor yang saling mendukung yaitu host gigi yang rentan mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai, dan waktu yang lama. 16 Plak memegang peranan penting menyebabkan karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang di atas suatu matrik yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. 13 Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus mutans, Streptokokus sanguins, Streptokokus mitis, dan Streptokokus salivarius. Penelitian lain menunjukkan adanya Lactobacilus pada plak gigi. Pada penderita karies aktif, jumlah Lactobacilus pada plak gigi berkisar 10 4 -10 5 selmg plak. Streptokokus Mutans diakui sebagai penyebab utama karies karena mempunyai sifat asidogenik dan asidurik resisten terhadap asam. 13 Keadaan host yang sesuai untuk pertumbuhan populasi mikroorganisme seperti keadaan karbohidrat yang tinggi dalam mulut dan laju aliran saliva yang rendah menyebabkan dominasi lokal dari Streptococcus mutan, diikuti dengan demineralisasi permukaan enamel dan terbentuk kavitas yang melibatkan Lactobacillus. 14 Proses demineralisasi terjadi di lapisan enamel yang berkembang secara perlahan sampai menembus lapisan dentin. Proses pembusukan dentin berlangsung lebih cepat dibanding enamel. Waktu yang dibutuhkan untuk menembus enamel berkisar antara 2 sampai 3 tahun tetapi perjalanan infeksi dari dentin sampai menembus pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. 15 Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi enamel. Karbohidrat menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri tetapi tidak semua karbohidrat memiliki derajat keriogenik yang sama. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna dengan sempurna di rongga mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan langsung meresap ke dalam plak dan segera dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai level yang dapat menyebabkan demineralisasi enamel. Plak Universitas Sumatera Utara akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Dibutuhkan waktu 30 sampai 60 menit untuk mengembalikan pH sampai kondisi normal. Kondisi pH yang tertahan dibawah batas normal dapat terjadi jika anak memiliki kebiasaan mengonsumsi gula yang sering dan berulang-ulang. 16 Menurut Arisman, karies gigi banyak terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung lebih menyukai makanan dan minuman yang manis. Gigi-geligi anak akan mengalami karies apabila anak malas membersihkan rongga mulutnya. 12 Karies gigi bersifat multifaktorial. Sifat multifaktorial dari karies menunjukkan bahwa karies tidak dapat terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor lainya. Faktor host substrat, mikroorganisme dan waktu merupakan faktor karies yang saling berhubungan. Hal-hal seperti lingkungan, keadaan sosial ekonomi, dan tingkah laku pun dapat berpengaruh terhadap terjadinya karies. Hal inilah yang disebut sebagai faktor resiko. Beberapa faktor resiko karies akan dijabarkan sebagai berikut: 13 1. Status sosioekonomi Status sosioekonomi berpengaruh terhadap terjadinya karies. Anak dengan status sosioekonomi rendah beresiko tinggi untuk terkena karies. Seperti yang dilaporkan The Surgeon General’s report bahwa anak- anak dan remaja yang hidup dalam kemiskinan mengalami karies dua kali lebih banyak daripada teman sebayanya yang hidup berkecukupan. 13 Penelitian observasional yang dilakukan tahun 2010 menunjukkan hubungan yang positif antara sosioekonomi dengan karies. Faktor- faktor seperti diet tinggi gula, kue, dan minuman seperti soft drink dan es krim merupakan teori yang paling mungkin untuk menggambarkan hubungan antara sosioekonomi dengan karies. 17 2. Biologik Hal-hal biologik seperti usia, jenis kelamin dan hereditas juga mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies. Usia dan jenis kelamin akan mempengaruhi sikap seorang anak dalam menjaga kebersihan mulutnya. Faktor herediter hanya sedikit berperan dalam terjadinya karies, meskipun ditemukan beberapa faktor herediter yang berperan dalam mengakibatkan karies. 13 Universitas Sumatera Utara 3. Tingkah laku Beberapa aspek tingkah laku yang berperan seperti, asupan makanan yang mengandung gula dalam satu hari, pemakaian dot, cara pemberian ASI, diet, dll. Penelitian menurut Folayan et al menunjukkan bahwa semakin besar asupan gula dalam satu hari, maka resiko untuk terkena karies juga semakin tinggi. 13

2.3 Indeks Pemeriksaan Karies

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Timur dan Medan Tuntungan

16 62 87

Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 3 80

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 0 12

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 0 2

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor

0 2 5

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Timur dan Medan Tuntungan

0 0 12

HUBUNGAN PENGALAMAN KARIES DAN PUFA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ANAK USIA 12-14 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

0 1 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi dan Prevalensinya - Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

0 0 6

HUBUNGAN PENGALAMAN KARIES DAN PUFA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ANAK USIA 12-14 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA DAN MEDAN TEMBUNG

0 1 12