Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah PAD

1. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi dan, 2. Menetapkan peratutan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah dan kegiatan imporekspor. Menurut Soekarwo 2003 : 95, kemandirian dalam APBD sangat terkait dengan kemandirian PAD, sebab kemandirian besar sumber pendapatan yang berasal dari potensi daerah, bukan sumber pendapatan dari bantuan, maka daerah akan semakin leluasa untuk mengakomodasikan kepentingan masyarakatnya tanpa muatan kepentingan pemerintah pusat yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar Pemerintah Daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari Pemerintah Pusat.

2.1.7.2 Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah PAD

Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah PAD berdasarkan Permendagri 132006 adalah sebagai berikut : Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek Universitas Sumatera Utara pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, bagian laba atass penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintahBUMN, dan bagian laba atass penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan. Sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang menyatakan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli daerah yaitu terdiri dari: 1 Pajak daerah; 2 Retribusi daerah; 3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4 Lain-lain PAD yang sah. 1. Pajak daerah Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009, pajak daerah di Indonesia dibagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak KabupatenKota. 1 Pajak provinsi, terdiri dari: a. Pajak kendaraan bermotor b. Pajak bea balik nama kendaraan bermotor c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan d. Pajak air permukaan Universitas Sumatera Utara e. Pajak rokok 2 Pajak kabupaten atau kota, terdiri dari: a. Pajak hotel b. Pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame e. Pajak penerangan jalan f. Pajak mineral bukan logam dan batuan g. Pajak parkir h. Pajak air tanah i. Pajak sarang burung wallet j. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan 2. Retribusi daerah Sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi, dimana retribusi daerah digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : 1 Retribusi jasa umum, terdiri dari: a. Retribusi pelayanan kesehatan b. Retribusi pelayanan persampahan kebersihan c. Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan akta catatan sipil d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat Universitas Sumatera Utara e. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum f. Retribusi pelayanan pasar g. Retribusi pengujian kendaraan bermotor h. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran i. Retribusi penggantian biaya cetak peta j. Retribusi penyediaan danatau penyedotan kakus k. Retribusi pengolahan limba cair l. Retribusi pelayanan tera tera ulang m. Retribusi pelayanan pendidikan, dan n. Retribusi pengendalian menara telekomunikasi 2 Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari: a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah b. Retribusi pasar grosir danatau pertokoan c. Retribusi tempat pelelangan d. Retribusi terminal e. Retribusi tempat khusus parkir f. Retribusi tempat penginapanpesanggrahanvilla g. Retribusi rumah potong hewan h. Retribusi pelayanan kepelabuhan i. Retribusi tempat kreasi dan olahraga j. Retribusi penyebrangan di air, dan k. Retribusi penjualan produksi usaha daerah Universitas Sumatera Utara 3 Retribusi Perizinan Tertentu, terdiri dari: a. Retribusi izin mendirikan bangunan b. Retribusi izin tempat penjualan minimum berakohol c. Retribusi izin gangguan d. Retribusi izin trayek, dan e. Retribusi izin usaha perikanan 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri dari: a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok masyarakat 4. Lain-lain PAD yang sah Jenis pendapatan ini mencakup: a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan b. Jasa giro c. Pendapatan bunga d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah e. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah Universitas Sumatera Utara f. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tikar rupiah terhadap mata uang asing g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan h. Pendapatan denda pajak i. Pendapatan denda retribusi j. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan k. Pendapatan dari pengembalian l. Fasilitas sosial dan fasilitas umum m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan n. Pendapatan dari angsurancicilan penjualan

2.1.8 Dana Alokasi Umum DAU

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara

8 88 80

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Aceh

4 114 97

Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

0 41 89

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Terhadap Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Utara Tahun 2010-2014)

2 38 106

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Aceh

0 0 14