hidup yang mana berdampak pula bagi penurunan tingkat pengangguran dalam jangka panjang Subchan dan Sudarman, 2007. Pemberian
pelayanan kepada publik dapat berupa infrastruktur dan sarana prasarana. Infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan berdampak
pada pertumbuhan ekonomi daerah. Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan menjadi salah satu tujuan penting pemerintah daerah maupun
pusat. Menurut Darwanto dan Yustikasari 2007, pemanfaatan anggaran belanja seharusnya dialokasikan untuk hal-hal produktif misalnya
pembangunan. Penerimaan pemerintah daerah seharusnya dialokasikan untuk program-program layanan publik. Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Alokasi Umum merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk belanja modal guna pengadaan sarana prasarana dalam rangka pemberian
pelayanan publik yang baik dari pemerintah daerah kepada masyarakat. Dengan adanya sumber-sumber pembiayaan, pemerintah daerah harus
mampu mengalokasikan nelanja modal dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi pemerintah daerah untuk memberikan
pelayanan kepada publik.
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina 2008:49 menyatakan bahwa “hipotesis penelitian adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk di uji secara empiris”. Proporsi
merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, dapat disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara
Universitas Sumatera Utara
mengenai perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual diatas,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Belanja Modal pada
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. 2.
Pertumbuhan Ekonomi sebagai pemoderasi hubungan antara Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU dengan Belanja
Modal pada KabupatenKota di Provinsi Sumater Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu, melalui otonomi luas tersebut, daerah diharapkan
mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi daerah yang secara resmi diberlakukan di Indonesia mulai 1
Januari 2001 yang ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Daerah yang telah direvisi dengan Undang-
Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah yang
telah direvisi dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, menghendaki daerah untuk berkreasi mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran
pemerintah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian wewenang
dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dimana
Universitas Sumatera Utara