Buddhisme Agama dan Kepercayaan

4.3.3 Buddhisme

Agama Buddha ialah agama dan falsafah yang berasaskan ajaran Buddha Śākyamuni Siddhārtha Gautama yang mungkin lahir pada kurun ke-5 sebelum masehi. Agama Buddha menyebar ke benua India dalam kurun waktu selepas Baginda meninggal dunia. Dalam 2.000 tahun seterusnya, agama Buddha telah menyebar ke tengah, tenggara dan timur Asia. Agama Buddha terus menarik orang ramai, bahkan penganutnya di seluruh dunia dan mempunyai lebih kurang 350 juta penganut. Agama Budddha dikenal sebagai salah satu agama yang paling besar di dunia. Masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia maupun masyarakat Tionghoa yang ada di kota Binjai, kebanyakan menganut kepercayaan Budha. Seorang Buddha ialah seseorang yang mendapati alam semesta yang benar melalui pelajarannya yang bertahun-tahun, penyiasatan dengan pengamalan agama pada masanya dan pertapaan. Penemuannya dikenali sebagai Bodhi atau Pemahaman. Siapa yang bangun dari Ketiduran Kejahilan secara langsung yang mengenali alam semesta jadi nyata yang sebenarnya dikenal sebagai Buddha. Mengikuti ajaran Buddha, siapa yang dapat mempelajarinya dan juga memahami alam semesta akan jadi nyata yang sebenarnya dan mempraktikkannya dengan mengamalkan kehidupan yang bermoral dan pemikiran yang bersih. Secara keseluruhan, tujuan seorang menganut agama Buddha adalah untuk mengamati segala kesusahan dalam kehidupan. Universitas Sumatera Utara 4.4 Perbedaan dan Persamaan Ornamen Vihara Setia Dharma, Vihara Sanatha Maitreya, dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin Vihara Setia Dharma, Vihara Sanatha Maitreya, dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin merupakan contoh beberapa Vihara yang ada di kota Binjai. Vihara Sanatha Maitreya dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin beralamat di Jalan Kelengkeng, Kecamatan Binjai Barat. Sedangkan Vihara Setia Dharma beralamat di Jalan Tuanku Imam Bonjol, Kecamatan Binjai Kota. Penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian pada tiga Vihara ini, karena arsitektur bangunan maupun ornamen ketiga Vihara ini memiliki perbedaan dan persamaan. Dari luar Vihara saja sudah tampak jelas, jika arsitektur bangunan ketiga Vihara ini berbeda, dimana arsitektur bangunan Vihara Sanatha Maitreya dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin sudah berbentuk modern bahkan menyerupai rumah modern saat ini. Sedangkan arsitektur bangunan Vihara Setia Dharma masih berbentuk tradisional. Arsitektur ornamen bangunan pada atas atap Vihara Setia Dharma hanya terdapat genteng tanpa ada ornamen naga atau pun ornamen lainnya, dan pada atas atap Vihara Sanatha Maitreya terdapat sebuah ornamen yang berbentuk globe di mana dibawah globe tersebut terdapat tulisan “Dunia Satu Keluarga” , yang bermakna walaupun masyarakat yang ada di dunia ini terdiri dari suku bangsa, agama, dan ras yang berbeda – beda tetapi semuanya satu kesatuan keluarga. Sedangkan pada atas atap Vihara Thai Siong Li Lau Cin terdapat sepasang naga yang saling berhadapan pada sebuah mutiara. Ornamen pada pintu Vihara Setia Dharma terdapat gambar panglima, dimana pintu itu terbuat dari besi, sedangkan pada ornamen pintu Vihara Sanatha Maitreya dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin hanya berupa pintu biasa tanpa ada ornamen Universitas Sumatera Utara bangunan gambar apapun dan terbuat dari kayu. Tiang penyangga Vihara Setia Dharma hanya berupa tiang penyangga panjang yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan batu bata tanpa ada ornamen apapun, sedangkan pada Vihara Sanatha Maitreya berupa balok penyangga panjang yang di bawahnya terdapat pecahan batu marmer. Tiang pada Vihara Thai Siong Li Lau Cin berupa balok penyangga panjang di mana terdapat ornamen naga yang melilitkan tubuhnya ditiang tersebut. Di samping perbedaan, Vihara Setia Dharma, Vihara Sanatha Maitreya, dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin juga memiliki persamaan yaitu di mana didalam ruangan Vihara tersebut terdapat sebuah patung dewa berukuran besar yang diletakkan ditengah-tengah ruangan Vihara, dimana umat Buddha menganggap patung itu sebagai Tuhan mereka. Tidak hanya terdapat patung berukuran besar, tetapi juga terdapat patung-patung dewa-dewi lainnya yang mereka anggap sebagai nabi. Selain patung dewa-dewi, juga terdapat ornamen lainnya yang meyerupai gambar binatang, lonceng, sebuah mangkuk emas yang terbuat dari alumunium emas yang berisi koin-koin dari pengunjung Vihara yang beribadah, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN