5.2 Makna Ornamen Bangunan Vihara Setia Dharma Vihara Sanatha Maitreya, Vihara Setia Dharma, dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin
Makna ornamen bangunan Vihara Setia Dharma Vihara Sanatha Maitreya, Vihara Setia Dharma, dan Vihara Thai Siong Li Lau Cin bermacam-macam yaitu
sebagai berikut:
5.2.1 Makna Simbolis
Suatu benda memiliki nilai simbolis tertentu di dalamnya, menurut norma- norma tertentu adat, agama, sistem sosial, dan lain-lainnya. Bentuk, motif dan
penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma adat maupun agama untuk menghindari timbulnya salah pengertian akan makna atau nilai simbolis yang
terkandung didalamnya. Oleh sebab itu, pengerjaan suatu ornamen simbolis hendaknya menepati aturan-aturan yang telah ada. Makna simbolis karya seni rupa
tampak jelas dalam benda yang berhubungan dengan religi atau keagamaan dan adat. Berbagai arca dan pahatan relief peninggalan jaman kerajaan Hindu-Budha
merupakan simbol dari berbagai hal dalam kebudayaan Hindu-Budha. Makna simbolis yang terdapat pada pintu, tiang penyangga, dan atas atap
Vihara Setia Dharma Vihara Sanatha Maitreya, Vihara Setia Dharma, dan Vihara
Thai Siong Li Lau Cin terdapat pada naga yang melambangkan penangkal roh jahat dan melambangkan untuk menjaga keseimbangan duniawi dan akhirat. Selain itu,
ornamen Panglima Ceng Sok Po melambangkan kekuasaan dan melambangkan kekuatan hebat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Ornamen Panglima Ceng Sok Po pada Pintu Vihara Setia Dharma
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Makna Naga
Ornamen naga terletak pada atap luar yang mencerminkan dua naga yang sedang merebutkan mustika. Bentuk ini menyiratkan dua jenis manusia yang sedang
mengejar ilmu yang sejati. Mustika merupakan perlambangan pengetahuan sejati atau kunci kebahagiaan. Dalam penerapannya naga sering digambarkan dalam posisi
mengejar atau menelan mustika tersebut. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha yang menjelaskan bahwa seseorang berhasil menemukan pengetahuan sejati inti sari
kehidupan diri sendiri dalam agama Buddha akan menemukan kehidupan. Tapi ilmu sejati itu akan diperoleh setelah seseorang meninggal, karena kehidupan tidak ada
yang sejati, sehigga sering digambarkan naga yang sedang mengejar atau memperebutkan mustika.
Atap yang merupakan pembatasan antara langit dan bumi merupakan dimensi yang menyatukan antara surgawi dan duniawi. Naga merupakan perantara dari alam
surgawi dan alam duniawi. Naga pada posisi atap merupakan salah satu aplikasi simbol naga Chihwen, diukir pada balok penyangga jembatan dan pada atap rumah,
untuk menjauhkan bangunan dari bahaya kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17. Ornamen Naga pada Atas Atap Vihara Thai Siong Li Lau Cin
5.2.3 Makna Kalimat