29 shù yǒu gēn „setiap sungai ada sumbernya - setiap pohon ada akarnya‟, 按
倒牛头 水-
到 àn dào niútóu hē shuǐ, bàn bù dào „menundukkan
kepala sapi untuk minum air - tidak berhasil mengerjakannya ‟, 水 的石
头-一眼看到 qǐng shuǐ lǐ de shítou, yīyǎn kàn dàodǐ „seperti batu di air
yang jernih - terlihat sangat jelas ‟.
竹篮打水-一场空 zhú lán dǎ shuǐ, yīchǎngkōng „menimba air dengan
keranjang bambu - semuanya sia-sia ‟, 水车薪 bēishuǐchēxīn „mencoba
memadamkan sekereta kayu yang terbakar dengan secangkir air ‟, 大落水狗
dà luòshuǐgǒ „memukul anjing yang tercebur ke dalam air‟, 混水摸鱼 húnshuǐmōyú „menangguk dalam air keruh‟, 水滴石穿 shuǐdīshíchuān
„tetesan air dapat melubangi batu‟, 水清无鱼 shuǐ qīng wú yú „air yang terlalu jernih tiada ikan
‟, 水乳交融 shuǐrǔjiāoróng „bagaikan air dan susu bercampur padu
‟, 水中捞 shuǐzhōng lāo yuè „meraup bulan di dalam air‟, 水 清则无鱼 s
hùnshuǐtuīzhō „mendorong perahu menuruti aliran arus‟.
3.3 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan
masalah yang aktual dengan cara mengumpulkan data, menganalisis, dan menginterpretasikannya.
Adapun prosedur yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Mengartikan secara harfiah peribahasa-peribahasa yang telah dipilih.
Universitas Sumatera Utara
30 2.
Menganalisis kata shuǐ dengan menggunakan makna denotatif dan
konotatif. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Leman 2007 yang mengatakan peribahasa ialah kelompok kata 词
cízǔ atau kalimat 子 jùzi yang tetap susunannya, ringkas, padat dan biasanya mengandung
maksud tertentu. Peribahasa yang berisi nasihat, prinsip hidup, motivasi, kearifan, dan kebijaksanaan biasanya mengambil bentuk perumpamaan atau
perbandingan. 3.
Menganalisis nilai budaya yang terkandung di dalam peribahasa tersebut. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Suwondo, dkk 1994 yang
mengatakan nilai budaya adalah sesuatu yang bernilai, pikiran dan akal budi yang bernilai yang semua itu mengarah pada kebaikan.
4. Menarik simpulan dan saran.
Contoh: 2.
水 知
鱼 性
, jìn
s hu
z hī
yú xìng ,
dekat air tahu
ikan sifat ,
Hidup dekat sungai akan memahami karakter ikan,
山 识
鸟 音
jìn s
hān shí
niǎo xìng
. dekat gunung
kenal burung
suara . tinggal di dekat gunung akan mengenal kicauan burung.
Universitas Sumatera Utara
31 Peribahasa ini memiliki arti 临
水边,时间长了,就会懂得水中鱼的 性 靠 山林,时间长了,就会知道林中鸟儿的 性
línjìn shuǐ biān, shíjiān zhǎngle, jiù huì dǒngdé shuǐzhōng yú de xíxìng; kàojìn shānlín, shíjiān zhǎngle,
jiù huì zhīdào lín zhōng niǎo er de xíxìng. Yang artinya „hidup di dekat sungai, dalam waktu yang lama, akan memahami karakter ikan dalam air, tinggal di dekat
gunung, dalam waktu yang lama, akan mengenali kicauan burung di hutan.‟
Dalam kehidupan ini beradaptasi tidaklah mudah. Sangat sulit rasanya jika kita harus menyesuaikan diri kita terhadap lingkungan yang baru dan suasana
yang baru pula. Ditambah lagi dengan orang-orang baru yang memiliki karakter berbeda-beda. Namun di mana pun kita tinggal, maka lambat laun kita akan
mengenal dengan baik lingkungan sekitar kita. Tetapi semua itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Cukup lama, hingga kita dapat mengenal lingkungan
kita dengan baik.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan teori semantik leksikal yang dikemukakan oleh Chaer 2009: 8 yang mengatakan bahwa dalam semantik
leksikal diselidiki makna yang ada pada kata-kata dari bahasa tersebut. Jadi peneliti akan menyelidiki makna kata
shuǐ yang ada pada peribahasa data 1 ini.
Secara denotatif kata shuǐ pada data 1 memiliki arti air, yaitu cairan jernih
yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara kiamiawi
mengandung senyawa hidrogen dan oksigen KBBI, 2005: 8. Namun, pada
Universitas Sumatera Utara
32 peribahasa ini kata air telah berubah makna menjadi sungai, karena kata air sudah
melebar maknanya. Sehingga jika kita sesuaikan makna dari setiap kata-kata yang membentuk peribahasa tersebut, maka akan ditemukan kesesuaian makna kata
shuǐ secara konotatif dengan keseluruhan kata yang ada pada peribahasa tersebut.
Kata
jìn
memiliki arti dekat; berhubungan erat ataupun tinggal.
Kata
zhī
知 memiliki arti tahu; mengerti.
Kata
yú xìng
鱼性 memiliki arti sifat ikan.
Dari kata jìn tinggal membutuhkan tempat sebagai wadah yang dapat ditinggali, bahwa tempat itu sangat dekat dengan ikan. Sehingga dalam waktu
yang cukup lama yang tinggal di tempat itu akan dapat mengenali sifat-sifat ikan. Dari kata sifat-sifat ikan yú xìng: 鱼性 ini memberi pengertian bahwa ikan yang
dimaksudkan di sini tidaklah sedikit dan air yang dibutuhkan juga pastinya tidak sedikit pula.
Kata shuǐ pada peribahasa data 1 ini mengandung maksud tertentu sesuai
dengan teori yang di kemukakan oleh Leman 2007 yang mengatakan bahwa peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, ringkas,
padat dan biasanya mengandung maksud tertentu, dan yang dimaksud dari kata shuǐ tersebut adalah sungai. Sebab dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan
bahwa mak na konotasi dari kata “air” pada peribahasa ini memiliki makna suatu
tempat yang memiliki debit air yang sangat banyak, sehingga tempat itu dapat
Universitas Sumatera Utara
33 dihuni oleh berbagai jenis ikan, dan tempat yang dimaksud pada peribahasa ini
adalah sungai. Hal ini telah menjawab masalah nomor 1 pada rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya.
Menurut Suwondo, dkk 1994 mengatakan bahwa nilai budaya adalah sesuatu yang bernilai, pikiran dan akal budi yang bernilai yang semua itu
mengarah pada kebaikan. Jadi, nilai budaya yang terdapat dalam peribahasa ini mengandung nasihat yang memiliki nilai kesabaran. Tergambar dari kalimat
„dalam waktu yang lama‟, yang menyuruh kita untuk tetap bersabar dalam beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini sekaligus menjawab masalah nomor 2
dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Makna Kata Shu Air dalam Peribahasa Cina