Klasifikasi Angle Maloklusi .1 Definisi dan Etiologi Maloklusi

7. Penyakit seperti penyakit sistemik, kelainan endokrin, penyakit lokal gangguan saluran pernafasan, penyakit gusi, tumor, dan karies 8. Malnutrisi

2.2.2 Klasifikasi Angle

Pada tahun 1889, Dr.E.H.Angle memperkenalkan klasifikasi maloklusi. Maloklusi menurut Angle tersebut diklasifikasikan berdasarkan hubungan gigi molar pertama permanen bawah terhadap molar pertama atas. Klasifikasi ini masih digunakan hingga saat ini, yang terbagi menjadi: 29,31,32 1. Maloklusi Klas I Angle Memiliki hubungan molar pertama permanen yang normal, yaitu tonjol mesiobukal molar pertama permanen atas beroklusi dengan groove bukal gigi molar pertama permanen bawah. Selain itu, dapat juga disertai dengan gigi yang berjejal, rotasi, kehilangan gigi, dan sebagainya. 2. Maloklusi Klas II Angle Memiliki hubungan molar bawah yang lebih ke distal dari molar atas distooklusi, dimana tonjol distobukal gigi molar pertama permanen atas berkontak dengan groove bukal gigi molar pertama permanen bawah. Maloklusi Klas II ini terbagi menjadi 2 divisi, yaitu: a. Maloklusi Klas II divisi 1 Maloklusi Klas II divisi 1 ditandai dengan overjet yang besar dan biasanya disertai dengan overbite yang dalam, bibir atas hipotonus, bibir bawah terletak pada bagian palatal dari insisif atas, dan lengkung maksila yang menyempit. b. Maloklusi Klas II divisi 2 Maloklusi Klas II divisi 2 ditandai dengan inklinasi gigi insisif sentral atas lebih ke lingual dan insisif lateral atas lebih ke labial bertumpang tindih dengan insisif sentral. 3. Maloklusi Klas III Angle Memiliki hubungan molar pertama permanen atas beroklusi dengan bagian interdental diantara gigi molar pertama dan kedua permanen bawah. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1915, Dewey memodifikasi klasifikasi dari Angle, yaitu dengan membagi Klas I menjadi 5 tipe dan Klas II menjadi 3 tipe. 29,32 Modifikasi Klas I, yaitu: a. Tipe 1 yaitu maloklusi Klas I dengan gigi berjejal pada anterior rahang atas b. Tipe 2 yaitu maloklusi Klas I dengan gigi insisif rahang atas protrusif c. Tipe 3 yaitu dengan gigitan silang di anterior d. Tipe 4 yaitu dengan gigitan silang di posterior e. Tipe 5 yaitu bergesernya gigi molar permanen ke mesial karena kehilangan dini gigi molar desidui atau premolar Modifikasi Klas III, yaitu: a. Tipe 1 yaitu hubungan insisif anterior edge to edge b. Tipe 2 yaitu gigi insisif bawah berjejal dan berada dibelakang gigi insisif atas c. Tipe 3 yaitu gigi insisif atas berjejal dan berada di belakang gigi insisif bawah Gambar 2. Klasifikasi Angle A Klas I B Klas II divisi 1 C Klas II divisi 2 D Klas III 29 Universitas Sumatera Utara 2.2.3 Karakteristik Maloklusi Anterior 2.2.3.1 Gigi Anterior berjejal crowding