yang lebih luas. Dampak secara psikologis adalah sesuatu yang akan mempengaruhi berbagai tingkat fungsi yaitu kognitif persepsi dan memori sebagai dasar untuk
pengalaman dan pembelajaran, emosi, dan perilaku. Dampak secara sosial yaitu kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, keluarga, jaringan
komunitas, tradisi budaya, status ekonomi, dan termasuk juga sekolah atau bekerja.
9
Tahap perkembangan psikososial yang berlangsung selama masa remaja menurut Erikson yaitu tahap identitas versus kebingungan identitas. Pada masa ini,
remaja berusaha dalam menjelaskan siapakah dirinya, keunikan, serta tujuan dari kehidupannya. Dalam usaha yang dilakukan untuk mencari identitasnya tersebut,
remaja akan melakukan eskprimen dengan berbagai peran. Di samping itu, akan muncul suatu kepedulain terhadap pandangan orang lain mengenai identitas diri dan
pandangan tersebut akan memengaruhi pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh menyangkut fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan spiritual.
16
Dalam konsep diri terdapat lima komponen, yaitu gambaran diri body image, ideal diri self ideal, harga diri self esteem, peran diri
self role, dan identitas diri self identity.
37
2.4 Remaja
Definisi remaja secara biologis adalah suatu keadaan dimana awal tejadinya pubertas yang ditandai dengan adanya perubahan fisik. Perubahan fisik tersebut
berbeda antara perempuan dan laki-laki, perbedaannya meliputi tinggi, berat, dan proporsi tubuh, serta terdapat juga perbedaan pada sistem reproduksi.
38
Definsi mengenai remaja dalam konteks sosio-historis merupakan suatu periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.
16
Menurut Santrock, masa remaja terbagi menjadi periode awal dan periode akhir. Periode remaja awal early adolescence merupakan remaja dengan kurang
lebih berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir, sedangkan periode remaja akhir late adolescence merupakan remaja dengan kurang
lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa kedua dari kehidupan. Menurut Hall, masa
Universitas Sumatera Utara
remaja yang usianya berkisar antara 12 hingga 23 tahun diwarnai oleh pergolakan. Pandangan badai dan stress storm and stress view adalah konsep dari Hall yang
menyatakan bahwa remaja merupakan masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan perubahan suasana hati.
16
Menurut world health organization WHO masa remaja terbagi menjadi tiga periode, yaitu awal remaja, pertengahan remaja, dan akhir remaja. Awal remaja
adalah suatu periode dari umur 10-13 tahun. Pada periode ini merupakan awal terjadinya pubertas dan individu tidak begitu dekat dengan orangtua tetapi lebih dekat
dengan teman sesama jenis. Pertengahan remaja adalah suatu periode dari umur 14- 16 atau 14-17 tahun. Pada periode ini remaja sering melakukan ekseperimental
bersama temannya. Akhir remaja adalah suatu periode dari umur 17-19 atau 17-20 tahun. Pada periode ini, terjadi perubahan yang luas karena pada tahap ini remaja
akan mulai memasuki tahap dewasa muda yang merupakan waktu untuk berpikir tentang masa depan.
39
2.5 Dampak Maloklusi terhadap Status Psikososial
Menurut Hassebrauk, senyum merupakan daya tarik kedua dari wajah setelah mata. Penampilan wajah individu dan besarnya tingkat daya tarik tersebut dapat
berpengaruh pada aspek personal dan kehidupan sosial. Penampilan wajah mempengaruhi bagaimana individu akan dilihat dan diperlakukan dalam setiap
aktivitas sosial serta akan berdampak pada kualitas hidup.
40
Maloklusi bukan hanya akan berdampak terhadap fungsi mulut dan penampilan individu, akan tetapi juga berdampak terhadap ekonomi, sosial,
psikologi, serta rasa ketidakpuasan seseorang terhadap dirinya sendiri.
21,41
Pada tahun1980-an sejumlah besar peneliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
psikososial dengan penampilan wajah dan maloklusi.
42
Selain itu, maloklusi juga dapat menyebabkan dampak pada self esteem dan kualitas kehidupan seseorang,
maloklusi juga dapat menyebabkan pekerjaan menjadi terganggu.
1
Individu yang mengalami maloklusi akan merasakan self esteem yang rendah dan tidak mampu dalam menyesuaikan diri
karena maloklusi menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
penampilan gigi-geligi yang tidak baik sehingga individu akan diganggu, diejek, serta ditertawakan oleh teman-temannya. Individu dapat membatasi aktivitas sosial karena
individu akan merasa bahwa hanya seseorang dengan penampilan menarik yang akan menjadi daya tarik dalam aktivitas sosial. Individu akan merasa tergganggu dalam
pekerjaan karena tidak percaya diri untuk senyum, berbicara di depan umum, ataupun berinteraksi dengan orang lain.
1
Perbedaan psikososial antara individu dengan gigi yang rapi dan memiliki senyum yang indah dengan individu yang memiliki gigi yang tidak rapi yaitu pada
individu dengan gigi yang rapi akan memberikan status positif dalam bersosialisasi, sedangkan seseorang dengan gigi yang tidak rapi akan memberikan status negatif
dalam bersosialisasi.
33
Perubahan dalam pemikiran tentang diri sendiri dan interaksi sosial akan terjadi setelah individu melakukan perawatan ortodonti.
42
Oleh karena itu, kebutuhan perawatan ortodonti bukan hanya bermanfaat untuk menambah estetika
tetapi akan menambah kualitas hidup individu.
33
Menurut Min Ho Jung dalam penelitiannya, penampilan gigi-geligi lebih berpengaruh signifikan terhadap harga diri perempuan dibandingkan laki-laki,
kemudian karakteristik maloklusi yang lebih berpengaruh signifikan dalam menurunkan harga diri remaja wanita adalah gigi berjejal pada rahang atas depan dan
gigi protrusi.
41
Penelitian yang dilakukan oleh Liling DT dalam melihat hubungan status psikososial remaja dengan maloklusi anterior menggunakan PIDAQ pada
pelajar SMP di Makassar melaporkan bahwa dari 214 pelajar, status psikososial pada pelajar dengan kondisi gigi anterior protrusi yaitu psikososial tinggi sebanyak 30
orang, psikososial sedang 12 orang, dan psikososial rendah 3 orang. Status psikososial pada pelajar dengan kondisi gigi anterior crowded yaitu psikososial tinggi
sebanyak 31 orang, psikososial sedang 17 orang, dan psikososial rendah 19 orang. Status psikososial dengan kondisi gigi anterior diastema yaitu psikososial tinggi
sebanyak 3 orang, psikososial sedang 14 orang, dan psikososial rendah 56 orang. Status psikososial dengan kondisi gigi anterior edge to edge yaitu psikososial tinggi
sebanyak 30 orang, psikososial sedang 12 orang, dan psikososial rendah 4 orang.
27
Universitas Sumatera Utara
2.6 Pengukuran Status Psikososial 2.6.1 Psychosocial Impact of Dental Aesthetic Questionnaire PIDAQ
Psychosocial Impact of Dental Aesthetic Questionnaire PIDAQ adalah suatu
alat ukur psikometrik untuk mengukur dampak psikososial dari estetika gigi dan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan mulut.
21,24
Butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam PIDAQ telah teruji validitas dan reabilitasnya.
21
PIDAQ merupakan hasil reformasi dari kuesioner yang telah ada dalam perawatan bedah
ortognatik yang dikenal dengan Orthognatic Quality of Life Questionnaire OQLQ. Pertanyaan dalam PIDAQ terdiri dari 23 butir yang terbagi menjadi 6 butir
pertanyaan mengenai rasa percaya diri pada gigi-geligi Dental Self-Confidence, 8 butir pertanyaan mengenai aspek sosial Social Impact, 6 butir pertanyaan mengenai
aspek psikologi Psychological Impact dan 3 butir pertanyaan mengenai estetika wajahAesthetic Concern.
21,24
Faktor pertama dari kuesioner ini yaitu rasa percaya diri pada gigi-geligi dental Self-Confidence, yang menunjukkan bagaimana dampak dari estetika gigi-
geligi terhadap keadaan emosional seseorang. Fakor kedua yaitu dampak sosial Social Impact, yang menunjukkan masalah potensial dalam lingkungan sosial
seseorang yang dapat timbul karena persepsi tentang penampilan gigi-geligi yang kurang baik dari diri sendiri maupun orang lain. Faktor ketiga yaitu dampak
psikologis Psychological Impact, yang menunjukkan perasaan rendah diri dan tidak bahagia pada saat individu membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang lebih
baik estetika giginya. Faktor keempat yaitu estetika wajah Aesthetic Concern, yang menunjukkan perasaan tidak puas dari individu dengan keadaan gigi-geliginya saat
melihat dengan cermin, foto, maupun video.
7,24
No. Pernyataan tentang diri sendiri
1. Saya menyukai gigi saya
2. Saya suka menunjukkan gigi ketika tersenyum
Tabel 1. Kuesioner PIDAQ
3,24
Universitas Sumatera Utara
3. Saya puas melihat gigi saya sewaktu bercermin
4. Gigi saya menarik menurut orang lain
5. Saya puas dengan penampilan gigi saya
6. Saya memiliki posisi gigi yang baik
7. Saya sedikit menahan diri sewaktu tersenyum agar gigi saya tidak terlalu
terlihat
8. Saya seringkali khawatir terhadap pendapat orang tentang gigi saya dan
orang yang tidak cukup saya kenal
9. Saya takut orang lain akan berkomentar yang tidak enak mengenai gigi saya
10. Saya seringkali kurang bisa bersosialisasi dikarenakan keadaan gigi saya
11. Kadang-kadang saya menutup mulut saya dengan tangan
12. Kadang-kadang saya merasa orang lain memperhatikan gigi saya
13. Komentar-komentar mengenai gigi saya sangat mengganggu saya meskipun
hanya untuk bercanda
14. Kadang-kadang saya khawatir terhadap pendapat lawan jenis mengenai gigi
saya
15. Saya merasa iri dengan bentuk dan keadaan gigi orang lain yang rapi
16. Saya merasa rendah diri ketika melihat gigi orang lain
17. Kadang-kadang saya merasa tidak senang dengan penampilan gigi saya
18. Saya merasa kebanyakan orang memiliki gigi yang lebih bagus daripada saya
19. Saya merasa rendah diri jika memikirkan penampilan gigi saya
20. Saya berharap gigi saya terlihat lebih bagus
21. Saya tidak suka melihat gigi saya ketika bercermin
22. Saya tidak suka melihat gigi saya dalam foto diri saya sendiri
23. Saya tidak suka melihat gigi saya ketika menyaksikan video diri saya sendiri
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Orthognatic Quality of Life Questionnaire OQLQ
Orthognatic Quality of Life Questionnaire OQLQ merupakan suatu alat ukur untuk melihat kualitas hidup dari individu dengan deformitas dentofasial. OQLQ
terdiri dari 22 butir pertanyaan yang mengukur dampak sosial, estetika wajah, fungsi, dan kesadaran terhadap deformitas fasial. Terdapat 8 pertanyaan mengenai dampak
sosial. Pertanyaan tersebut terletak pada nomor 15-22. Pertanyaan mengenai esetetika wajah terletak pada nomor 1,7,10,11,14. Pertanyaan mengenai fungsi terdapat pada
nomor 2-6, dan pertanyaan mengenai kesadaran terhadap deformitas wajah terdapat pada nomor 8,9,12,13. Setiap pertanyaan dijawab menggunakan skala likert yang
terdiri dari 4 angka. Semakin rendah skor OQLQ, semakin baik kualitas hidupnya dengan skor antara 0-88.
41
2.6.3 Oral Health Impact Profile OHIP-14
OHIP-14 merupakan kuesioner yang terdiri dari 14 butir pertanyaan dan digunakan untuk mengukur kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan oral.
OHIP-14 digunakan dalam mengukur masalah oral yang terjadi dalam 6 bulan terakhir seperti keterbatasan fungsi, rasa sakit, gangguan psikologi, dampak sosial,
dan handicap. Setiap butir pertanyaan akan diberikan skor yang berkisar dari 0-4. Angka 0 berarti tidak pernah, angka 1 berarti pernah, angka 2 berarti kadang-kadang,
angka 3 berarti sering, dan angka 4 berarti sangat sering.
21
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Teori
Remaja Psychosocial Impact of
Dental Aesthetic Questionnare PIDAQ
Oral Health Impact Profile OHIP-14
Orthognatic Quality of Life Questionnaire
OQLQ
Status Psikososial Psikososial
Protrusi Diastema
Edge to edge Openbite
Anterior
Deepbite Crossbite
Anterior
Crowding Dampak
Karakteristik Maloklusi Anterior
Klasifikasi Angle
Maloklusi Oklusi Normal
Oklusi
Universitas Sumatera Utara
2.8 Kerangka Konsep