Landasan normatif advokasi URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1 :
Perhatikan hal berikut ini dalam menyusun tujuan advokasi. Unsur yang tercakup dalam menetapkan tujuan advokasi, meliputi
pertimbangan :
Siapa penentu kebijakan yang mempunyai kekuasaan untuk merealisasikan
Tujuan advokasi; Kebijakan, keputusan, atau peraturan apa yang akan diubah misalnya
menetapkan kebijakan baru, mengalokasikan sumberdaya dan sumber dana;
Berapa lama batas waktu yang dialokasikan untuk mencapai tujuan; Apa indikator keberhasilan advokasi;
Apakah ada hal lain yang perlu dipertimbangkan?
9
DHS-1 MODUL ADVOKASI
Contoh 1.
Meskipun advokasi ditujukan ke arah perubahan pada kebijakan, bukan berarti bahwa advokasi adalah melawan atau menyerang pihak pembuat
kebijakan. Bahkan, perlu diingat bahwa dalam advokasi yang dibutuhkan adalah aliansi. Semakin besar dukungan berbagai pihak terhadap tuntutan
yang diadvokasikan semakin baik.
Pendekatan dilakukan dengan menyampaikan bukti termasuk hasil riset mengenai isu yang dimunculkan.
Untuk melihat keberhasilan advokasi, terlebih dahulu ditetapkan indikatornya, misalnya berupa a komitmen pengambil keputusan berupa kesepakatan,
kebulatan tekad, SK, SE; b Penyediaan anggaran, c perbaikan masalah.
Waktu yang dialokasikan untuk pencapaian keberhasilan tersebut ditetapkan selama 1-2 tahun.
Sebut saja di Kabupaten Martapura pada suatu waktu dijumpai jumlah penderita pneumonia radang paru-paru sangat tinggi. Sekalipun, mereka
mendapatkan pengobatan antibiotika sejenis Cotrimoxazol namun tidak juga menunjukkan perbaikan menuju kesembuhan.
Keadaan tersebut menggiring dilakukannya Operational Research. Dari riset tersebut dikemukakan bahwa penderita umumnya mereka yang tinggal
dan setiap harinya berada di sepanjang jalan lintas truk pengangkut batubara. Lebih lanjut ditemukan adanya partikel-partikel dalam debu
batubara yang menyebabkan terjadinya pneumonia tersebut. Debu yang beterbangan ketika truk melintas terhisap oleh mereka. Oleh karena itu,
walaupun Cotrimoxazol obat pilihan pneumonia diberikan tetap saja kelainan paru tersebut tidak tersembuhkan, karena akar penyebabnya tidak ditangani.
Berangkat dari isu pneumonia yang harus diatasi, advokasi kepada stakeholder pembangunan kesehatan dilakukan dengan mengemukakan
bukti-bukti tersebut. Advokasi ditujukan pada perubahan Perda yang selama ini mengijinkan truk terbuka pengangkut batubara melintas pada siang hari.
Diusulkan agar disusun Perda baru yang memuat kebijakan mengenai cara pengangkutan batubara dengan ditutupi terpal, dan waktu pengangkutan
dilakukan pada malam hari.
Apakah tepat menanganani isu ini dengan advokasi di atas? Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga tujuan tercapai?
Baca juga bahan belajar: Advokasi suatu strategi untuk mendukung Pembangunan Berwawasan Kesehatan di daerah, hal 142 - 153. Penulis
Pekerti, R, et.al 2002.
10
DHS-1 MODUL ADVOKASI
Contoh 2.
Misalnya, isu yang dimunculkan adalah tingginya konsumsi rokok dan banyaknya balita gizi buruk pada sebuah kelompok masyarakat. Perlu diingat
bahwa yang menjadi sumber isu advokasi adalah kebijakan. Bisa saja terjadi, karena terlalu bersemangat lalu terjebak kepada kegiatan amal
melalui pemberian berbagai bantuan bagi kelompok tersebut.
Atau, mencari siapa yang bisa dipersalahkan? Dengan mengatakan bahwa sistem dan struktur sosial sudah benar dan baik, kesalahan dapat ditumpukan
kepada masyarakat. Antara lain dengan mengatakan bahwa perilaku masyarakat belum sesuai dengan perilaku hidup sehat, juga menyalahkan
masyarakat yang tidak mampu berkehidupan menurut tatanan yang berlaku, masyarakat dianggap tidak pernah belajar dari pengalaman dan sebagainya.
Kemudian, atas pertimbangan tersebut, dilakukan upaya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat tersebut melalui pendampingan, pendidikan
ataupun pelatihan. Kegiatan ini tidak mempermasalahkan kemungkinan adanya ketidakadilan sistemik dan struktural di balik kebijakan, atau peraturan
yang berlaku.
Artinya, keterjebakan ke dalam pertentangan salah-benar, atau korban- pelaku dalam menangani isu sebagaimana contoh di atas, dapat
mengakibatkan terlepasnya tujuan. Tujuan advokasi pada dasarnya adalah mempengaruhi perubahan kebijakan agar menjadi lebih baik. Seharusnya
yang perlu ditinjau adalah kebijakan yang melatarbelakangi terjadinya tingginya konsumsi rokok dan banyaknya balita gizi buruk pada sebuah
kelompok masyarakat. Kebijakan atas dibiarkannya pendirian pabrik rokok.
Advokasi yang dilakukan ditujukan agar diperoleh komitmen bahwa pabrik rokok menyerahkan sebagian penghasilannya sebagai kompensasi pemulihan
kesehatan masyarakat dan perbaikan gizi balita akibat pemakaian rokok secara langsung atau tidak langsung. Tentunya dengan mempertimbangkan
cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapatan Negara.
Komitmen lain yang dapat dihasilkan melalui advokasi pada isu ini adalah disusunnya PERDA bebas rokok dengan mengenakan denda bagi perokok
yang tidak mengikuti aturan. Denda tersebut diperuntukkan pemulihan kesehatan masyarakat dan perbaikan gizi balita.
Indikator keberhasilan advokasi ini dinilai dari dihasikannya a komitmen berupa kesepakatan, kebulatan tekad, SK, SE mengenai kompensasi yang
harus dipenuhi oleh pabrik rokok atau sanksi bagi perokok b Penyaluran dana kompensasi bagi masyarakat dan balita c peningkatan perilaku hidup
sehat masyarakat.
Adakah cara lain mengadvokasi isu ini?
11
DHS-1 MODUL ADVOKASI
Langkah 4. Penyusunan rencana dan persiapan kegiatan advokasi
a. Mempersiapkan penyampaian pesan. Persiapannya tidak saja menyangkut isi pesan, namun juga pembawa dan penerima pesan,
cara penyampaian serta saluran yang dipakai. Susun pesan agar singkat dan menuju sasaran; presentasikan dengan menggunakan
alat bantu audiovisual dalam tampilan yang menarik, mengesankan, beri kesempatan diskusi dan tanya jawab, catat setiap respon yang
muncul, berikan klarifikasi dengan tetap fokus pada tujuan advokasi.
b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan yang meliputi waktu, tempat dan akomodasi. Buat telaahan untuk menjawab pertanyaan forum
apakah yang paling tepat dan sesuai untuk kegiatan advokasi tersebut? Apakah Rakerda? Ataukah Rapat komisi DPRD?
Mungkinkah dalam pertemuan khusus dengan Gubernur atau BupatiWalikota? Siapa yang mengorganisir pertemuan?
c. Mengorganisir pertemuan baik melalui jalur organisasi pemerintah dan organisasi non pemerintah
Anekdot Masalah kesehatan bisa saja diadvokasi oleh kelompok non
kesehatan. Pertemuan yang dilakukan juga bisa dalam pengaturan non formal dan ditetapkan sendiri oleh stakeholders. Berorientasi
kepada keterwakilan, maka cara ini dapat sangat efektif dalam menyampaikan pesan. Advokator tidak perlu menyampaikan pesan
apapun, namun sebaliknya kelompok yang diadvokasilah yang berbicara.
Ambil saja isu pada contoh 2 di atas, bagaimana jika yang melakukan advokasi adalah kelompok non kesehatan dan dari komunitas
perokok?
Kelompok ini dapat menyampaikan pesan secara tepat dengan bahasa yang jelas berikut perasaan dan pengalaman yang mereka
rasakan dan alami. Dengan menggunakan bahasa yang tidak mengadili atau menggurui, para perokok merasa terwakili. Berbagai
opsi yang diajukan dalam advokasi untuk mempengaruhi perubahan kebijakan yang berkaitan dengan rokok pun jadi lebih mudah diterima
dan disepakati.
Bagaimana jika dilakukan cara yang lebih kreatif? Mari berbagi pengalaman.
12
DHS-1 MODUL ADVOKASI
13
Langkah 5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memperhatikan bahwa kegiatan advokasi adalah proses dinamis. Bahwa dalam rancangan advokasi yang
dipersiapkan dengan cermat sekalipun, dapat saja mengalami perubahan sesuai situasi dan kondisi pada saat pelaksanaan.
Pengamatan terus menerus terhadap proses advokasi merupakan hal yang penting dilakukan sehingga dapat mengantisipasi perubahan kebijakan
pada periode berikutnya. Untuk mengetahui apakah advokasi berlangsung sesuai jadwal atau tidak, dan apakah ada perubahan dalam rencana
program atau alokasi anggaran, bisa dipergunakan format monitoring dan evaluasi.
Contoh format Merujuk Pemantauan dan Evaluasi Program Advokasi pada buku Merubah Kebijakan Publik oleh Topatimasang, et.al.