Tujuan pembelajaran khusus TUJUAN PEMBELAJARAN a. Tujuan pembelajaran umum

h. Peserta dibagi dalam kelompok baru. Satu kelompok pengamat dan satu kelompok pemeran. Seluruh peserta diberi kasus dan skenario role play. Kelompok pengamat diberikan tambahan lembar pengamatan lihat Lembar Kerja. Bahan diberikan untuk dipelajari selama 15 menit. i. Peserta mendemonstrasikan tatacara advokasi sesuai peran masing- masing dalam skenario role play. Waktu 45 menit. j. Rekam kegiatan role play k. Lakukan refleksi dengan memutar ulang rekaman dan penyampaian hasil pengamatan sesuai dengan format. Waktu 60 menit. l. Tutup acara dengan umpan balik yang dipimpin oleh fasilitator dan dicatat pada lembar flipchart. Waktu 15 menit.

VI. URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1 :

Ruang Lingkup Advokasi Kesehatan a. Apakah yang dimaksud dengan Advokasi? Istilah advokasi kerap terdengar sebagai sesuatu yang hebat, bahkan seringkali dibayangkan sebagai sesuatu yang menyeramkan. Bagaimana dengan Saudara ? Seperti apakah istilah advokasi yang saudara pahami selama ini ? Pada masa Orde Baru, advokasi dikonotasikan sebagai upaya makar terhadap pemerintah. Sementara di pihak lain, advokator di masa itu menganggap bahwa kegiatan advokasi adalah upaya yang mengarah kepada kegiatan revolusioner mengubah sistem sosial, politik dan ekonomi. Untuk terjadinya perubahan radikal itu dibutuhkan semangat perlawanan, dan keberanian. Sehingga, pihak yang diadvokasi berupaya sebaliknya dengan menolak aliansi yang ditawarkan advokator untuk pengintegrasian program-program. Jika kemudian advokasi menjadi urusan organisasi yang berkaitan dengan hukum, tentu dapat dipahami alasannya. Dari segi bahasa, advokasi berasal dari bahasa Inggris yaitu advocacy yang artinya dukungan, perlindungan, bantuan atau dorongan. Sedangkan to advocate adalah memberikan support dukungan, memberikan perlindungan, dan mempromosikan. Dalam kamus bahasa Indonesia ditemukan istilah advokat dan mempunyai arti pengacara, atau pejabat hukum yang memberikan pembelaan. Advokasi menjadi kosa kata baru dalam bahasa Indonesia sesuai dengan perkembangan kebutuhannya. Beberapa istilah yang mendekati makna advokasi di Indonesia adalah menghimbau persuading, mempengaruhi influencing, menekan pressuring, mengancam threatening atau negosiasitawar menawar bargaining. 3 DHS-1 MODUL ADVOKASI Apakah beda masing-masing istilah tersebut? Dengan memperhatikan praktik advokasi di Indonesia, apakah yang dimaksud dengan advokasi sesungguhnya? Gunakan lembar bahan belajar Advocacy sektor Kesejahteraan sosial yang ditulis oleh Ascobat Gani. Menurut Fakih 2000, paradigma baru advokasi yang ditawarkan adalah menempatkan korban kebijakan, dan pihak- pihak yang terpinggirkan atau terabaikan sebagai subyek. Kepentingan golongan ini merupakan orientasi advokasi dan menjadi prioritas agenda serta penentu arah upaya advokasi. Dengan demikian kegiatan advokasi tidak lagi meletakkan suatu organisasi sebagai pahlawan, akan tetapi menjadikan advokasi suatu proses yang menghubungkan antar berbagai unsur tertentu dalam kelompok masyarakat, melalui terciptanya aliansi-aliansi strategis yang memperjuangkan terwujudnya pemerataan dan ekuitas dengan cara mendorong terjadinya perubahan-perubahan kebijakan publik. Isu kesehatan mencakup dimensi yang luas dan harus didekati secara praktis dengan mengkaitkan pada program strategis. Advokasi kesehatan dalam kaitannya dengan era desentralisasi menjadi pendekatan praktis terpilih. Benarkah advokasi adalah sarana yang diperlukan untuk mensosialisasi kan rencana sektor kesehatan kepada stakeholder? Mengapa advokasi? Rujuk lembar bahan belajar tulisan Ascobat Gani membahas Advocacy sektor Kesejahteraan sosial. b. Mengapa Advokasi Kesehatan? Pertama, dengan pelaksanaan desentralisasi maka keputusan lebih didekatkan pada daerah setempat sebagai ruang lingkup wilayahnya. Tantangan yang dihadapi sektor kesehatan adalah dalam memberikan penjelasan mengenai faktor esensial pembangunan daerah yang perlu disosialisasikan kepada semua pihak. Kedua, sejalan dengan demokratisasi yang menyertai desentralisasi, bermunculan pelaku-pelaku baru yang berperan dalam penetapan kebijakan kesehatan dan keputusan daerah. Ketiga, ketertinggalan membangun kesehatan di daerah dibandingkan dengan Pusat 4 DHS-1 MODUL ADVOKASI