PESAN: Apa yang ingin mereka dengar?

f. SUMBER: Apa yang telah didapat? Upaya advokasi yang efektif mengambil bahan dari sumber-sumber advokasi yang telah tersedia dan memang dipersiapkan untuk itu. Hal ini meliputi advokasi pada waktu sebelumnya dan yang ada kaitannya, kemitraan yang telah terjalin, kapasitas staf maupun orang lain,dan sebagainya. Singkatnya, advokasi tidak dimulai dari nol, namun dibangun dari apa yang telah diperoleh sebelumnya. Apapun sumbernya, yang terpenting informasi tersebut akurat dan mengatasnamakan kepentingan stakeholders. g. KESENJANGAN: Apa yang ingin dikembangkan? Setelah mengambil bahan dari sumber-sumber advokasi yang dimiliki, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi sumber-sumber advokasi yang dibutuhkan dan belum tersedia. Ini berarti melihat kepada aliansi yang ingin dibangun, dan kapasitas seperti media, dan riset yang krusial untuk tiap upaya. Advokasi kesehatan terhadap pembuat kebijakan harus instensif diarahkan kepada meningkatnya penerapan kebijakan kesehatan masyarakat yang sesuai selain dukungan manajemen dan administratif, anggaran dan politik secara berkelanjutan. Pemerintah pusat, khususnya Departemen Kesehatan, memainkan peran penting dalam menetapkan peran dan tanggung jawab dari tiap tingkatan dan bekerja dalam kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah. h. UPAYA PERTAMA: Bagaimana memulainya? Diawali dengan selalu mendengarkan serta memberikan dukungan kepada stakeholders yang harus didengar, dan selanjutnya menetapkan tujuan jangka pendek potensial yang akan melibatkan orang-orang yang tepat. Awal yang baik dalam pekerjaan besar dan menciptakan sesuatu yang dapat dicapai merupakan dasar langkah berikutnya. Penyampaian pesan dalam advokasi dimulai dengan mempersiapkan bahan untuk presentasi sesingkat mungkin, batasi waktu presentasi agar tidak lebih dari 30 menit. Perlu dicatat bahwa sejak awal lakukan upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal ini akan lebih efektif jika dilakukan dari dan oleh masyarakat yang memiliki ikatan kekerabatan sosial tinggi. 19 DHS-1 MODUL ADVOKASI i. EVALUASI: Bagaimana mengatakannya jika hal itu berhasil? Sebagaimana suatu perjalanan panjang, program harus diperiksa di sepanjang perjalanan. Strategi perlu dievaluasi dengan meninjau ulang setiap pertanyaan di atas misalnya apakah advokasi ditujukan kepada audiens yang tepat, apakah advokasi telah mencapai mereka, dsb.. Sangatlah penting untuk dapat melakukan koreksi di tengah program dan tidak menggunakan elemen strategi yang tidak tepat ketika dipraktikkan.

3. Tata Cara Advokasi

a. Teknik dan kiat Terdapat beberapa cara dalam melakukan advokasi melalui teknik yang ditawarkan berikut kiatnya di bawah ini : Lobi Lobi banyak digunakan untuk mengadvokasi pembuat kebijakan publik atau pejabat publik dalam bentuk bincang-bincang pendekatan. Yang diperlukan dalam melobi yaitu data dan argumen yang kuat untuk menyakinkan si pejabat bahwa betapa seriusnya permasalahanisu yang dihadapi dan betapa pentingnya peranan si pejabat. Aktivitas lobi biasanya berhubungan dengan program, undang-undang atau isu-isu tertentu. Apakah hal yang sebaiknya dilakukan dan apa yang harus dihindari dalam melobi? Melobi bisa langsung pertemuan pribadi, percakapan lewat telepon, surat tertulis pribadi, surat terbukamassal, email dan pernyataan atau tidak langsung kampanye. Kiat dalam melobi : F Nalar yang memikat. Menyampaikan hal-hal yang secara umum ideal dan bisa diterima berkaitan dengan pandanganisu yang kita perjuangkan. F Ingatkan ideologi mereka. Menyampaikan hal-hal yang sesuai dengan idealisme orang yang sedang kita lobi berkaitan dengan pandanganisu yang kita perjuangkan. F Katakan yang benar. Selalu menjaga diri untuk berkata jujur sekali diketahui tidak jujur, maka di lain kesempatan kepercayaan tidak akan didapat lagi. F Kaitkan dengan minat pribadi. Menyampaikan hal-hal yang sesuai dengan kepentingan orang yang sedang kita lobi berkaitan dengan pandanganisu yang kita perjuangkan. 20 DHS-1 MODUL ADVOKASI