Apakah Sebenarnya Tujuan Advokasi Kesehatan dan Bagaimana Menetapkannya?

b. Landasan normatif advokasi

Pada tataran operasional, isu secara normatif berlandaskan pada 1 allocation alokasi anggaran cukupmemadai; 2 Pemerataan ekuitas pembangunan kesehatan bagi setiap kelompok masyarakat terutama kelompok vulnerable lemah, balita; 3 Efisiensi, yaitu menggunakan sumberdaya kesehatan secara efisien misalnya penggunaan anggaran secara tepat guna; dan 4 Demokratisasi, yakni mengarahkan pembangunan kesehatan lebih demokratis dengan mendorong peran kemitraan di lapis bawah. Misalnya, mendudukkan wakil dari masyarakat pada governing board di Rumah Sakit. Langkah 2. Analisis stakeholders Menentukan stakeholders interest dan motivasi stakeholders, dengan melakukan analisis stakeholders. Yaitu, tetapkan dahulu siapakah stakeholders untuk isu tersebut? Secara umum, stakeholders terdiri dari 3 kelompok : 1. Pemerintah 2. Swasta 3. Masyarakat Dalam era demokrasi dan desentralisasi, perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi hasil pembangunan tidak bisa lagi hanya dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini lembaga eksekutif. Semua diselenggarakan dengan prinsip kemitraan parnertship dengan pihak swasta dan masyarakat. Lalu, siapakah yang termasuk Stakeholders Pembangunan Kesehatan? Pembangunan kesehatan juga tidak lepas dari prinsip kemitraan. Oleh sebab itu, masalah kesehatan yang walaupun dalam proses kegiatannya dikendalikan oleh Dinas Kesehatan, namun pada tahap tertentu perlu mendapat masukan-masukan dari semua stakeholders pembangunan kesehatan. Apabila ditinjau dari fungsinya, terdapat beberapa stakeholders pembangunan kesehatan di tingkat kabupatenkota yaitu : Legislator DPRD Pemerintah dengan peran gandanya yaitu sebagai regulator sektor pemerintah yang menetapkan, membuat dan mengeluarkan peraturan dan ketentuan tentang pengelolaan sektor tersebut, juga sebagai operator sektor pemerintah yang mengelola dan mengoperasikan 7 DHS-1 MODUL ADVOKASI kegiatan. Ditinjau dari jenisnya: BUMNBUMD, swasta yaitu RS Swasta, Poliklinik Swasta, dan instansi pemerintah yang memberikan layanan seperti RSUD, Puskesmas, Private swasta modern maupun tradisional Consumer sektoral maupun non sektoral, bisa terdiri dari LSMLembaga Swadaya Masyarakat, Tokoh masyarakat, warga masyarakat Payer asuransi seperti PT. ASKES, PT. JAMSOSTEK, pemasok Selanjutnya, menetapkan stakeholders interest dan motivasi mereka. Hal ini perlu dipahami sebagai bahan acuan pada perencanaan advokasi terutama dalam mempersiapkan isi pesan advokasi. Pertimbangan interest dan motivasi pada stakeholders ini dilakukan dengan melihat kemungkinan interest yang ada pada berbagai macam stakeholders tersebut, antara lain:aMeningkatnya mutu sumberdaya manusia; b Ekonomi makro stabilitas; cPemerataan kesejahteraan social; dKekuasaan dan pengaruh; d Demokrasi; e Good governance pemerintahan yang bersih dan efektif; f Mutu pelayanan; g Efisiensi; hReward financial; i Reward non financial; jKepuasan batin; kHeroisme; dll Hal yang tidak dapat ditinggalkan adalah memperhatikan tata nilai ideologis yang dianut stakeholders, seperti: spiritual, relijius, adat istiadat, demokrasi, liberalisme, kemerdekaan dan kebebasan, dsb. Dalam konteks advokasi kesehatan kepada stakeholders tersebut, bagaimanapun interest masing-masing stakeholders akan mempengaruhi keberhasilan advokasi tersebut dalam : Membangun sikap Membangun komitmen Membuat kebijakan kesehatan menjadi lebih baik Langkah 3. Penetapan Tujuan Advokasi Setelah diperoleh isu, tujuan advokasipun dapat ditetapkan dengan memenuhi kriteria spesifik, terukur, dapat dicapai dan realistis, serta dalam rentang waktu tertentu. Dari tujuan tersebut, disusun kerangka dan panduan kegiatan advokasi yang akan dilakukan. 8 DHS-1 MODUL ADVOKASI