Mengapa Advokasi Kesehatan? URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1 :

Bagaimana menetapkan tujuan advokasi? Unsur apa saja yang harus terdapat di dalam tujuan tersebut? Mari, kita melatih diri sendiri membuat satu tujuan advokasi kesehatan Gunakan rujukan bahan belajar modul Advokasi suatu strategi untuk mendukung Pembangunan Berwawasan Kesehatan di daerah, hal 43 - 50. Penulis Pekerti, R, et.al 2002.

d. Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses advokasi Langkah 1. Analisis Situasi

Diawali dengan analisis situasi, meliputi situasi saat ini, faktor-faktor yang ada kaitannya, kebijakan masa sekarang dan sebelumnya, refleksi upaya yang sudah dilakukan, serta evaluasi keberhasilan dan ketidakberhasilan. Bertolak dari analisis situasi tersebut, isu advokasi dapat ditetapkan. Jika terdapat beberapa isu, pemilihan dilakukan dengan membuat prioritas dan mengurutkan mulai dari tingkat prioritas tertinggi. Perkiraan akan kecenderungan masa depan melengkapi analisis masalah ini. Kemudian, disusunlah positioning yang bersifat sementara sebelum merumuskan stakeholders interest. Bagaimana menetapkan suatu isu advokasi kesehatan? Apa yang perlu diperhatikan? Dalam menetapkan isusubstansi advokasi kesehatan harus memperhatikan dan mengacu pada hal berikut ini.

a. Filosofi advokasi

Melakukan advokasi bukan mempersoalkan menang kalah atau benar salah. Ada hal lain yang lebih mendasar dalam mempengaruhi perubahan kebijakan agar menjadi lebih baik. Dalam kegiatan advokasi, seorang advokator harus mempertahankan arah fokus isu pada tataran filosofi advokasi, yaitu bahwa: 1 Advokasi diperlukan untuk mempromosikan agenda yang berisi jaminan kesehatan adalah hak asasi manusia; yaitu masyarakat dapat memperoleh akses untuk hak dan kesamaan sebagai konsumen layanan kesehatan dan selaku warga Negara; 2 advokasi diperlukan untuk meyakinkan penentu kebijakan dan lembaga Internasional untuk mengadopsi kebijakan kesehatan dengan berorientasi kepada kesehatan adalah investasi. Intinya bahwa kesehatan merupakan pintu gerbang untuk akselarasi pembangunan, karena pada dasarnya pembangunan adalah untuk dan oleh manusia. 6 DHS-1 MODUL ADVOKASI

b. Landasan normatif advokasi

Pada tataran operasional, isu secara normatif berlandaskan pada 1 allocation alokasi anggaran cukupmemadai; 2 Pemerataan ekuitas pembangunan kesehatan bagi setiap kelompok masyarakat terutama kelompok vulnerable lemah, balita; 3 Efisiensi, yaitu menggunakan sumberdaya kesehatan secara efisien misalnya penggunaan anggaran secara tepat guna; dan 4 Demokratisasi, yakni mengarahkan pembangunan kesehatan lebih demokratis dengan mendorong peran kemitraan di lapis bawah. Misalnya, mendudukkan wakil dari masyarakat pada governing board di Rumah Sakit. Langkah 2. Analisis stakeholders Menentukan stakeholders interest dan motivasi stakeholders, dengan melakukan analisis stakeholders. Yaitu, tetapkan dahulu siapakah stakeholders untuk isu tersebut? Secara umum, stakeholders terdiri dari 3 kelompok : 1. Pemerintah 2. Swasta 3. Masyarakat Dalam era demokrasi dan desentralisasi, perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi hasil pembangunan tidak bisa lagi hanya dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini lembaga eksekutif. Semua diselenggarakan dengan prinsip kemitraan parnertship dengan pihak swasta dan masyarakat. Lalu, siapakah yang termasuk Stakeholders Pembangunan Kesehatan? Pembangunan kesehatan juga tidak lepas dari prinsip kemitraan. Oleh sebab itu, masalah kesehatan yang walaupun dalam proses kegiatannya dikendalikan oleh Dinas Kesehatan, namun pada tahap tertentu perlu mendapat masukan-masukan dari semua stakeholders pembangunan kesehatan. Apabila ditinjau dari fungsinya, terdapat beberapa stakeholders pembangunan kesehatan di tingkat kabupatenkota yaitu : Legislator DPRD Pemerintah dengan peran gandanya yaitu sebagai regulator sektor pemerintah yang menetapkan, membuat dan mengeluarkan peraturan dan ketentuan tentang pengelolaan sektor tersebut, juga sebagai operator sektor pemerintah yang mengelola dan mengoperasikan 7 DHS-1 MODUL ADVOKASI