73
KIJA 0,467
KIJA 0,248
LSIP 0,190
LSIP 0,812
MEDC 0,966
MEDC 0,225
SMCB 0,583
SMCB 0,773
SMRA 0,641
SMRA 0,438
TINS 0,547
TINS 0,276
TKIM 0,517
TKIM 0,253
Sumber: data sekunder yang sudah diolah, Lampiran 5 Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual
lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Dari uji Glejser untuk setiap persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang
dapat dilihat bahwa pada tabel 4.8 untuk semua variabel bebas dalam penelitian ini baik periodei bullish dan periode bearish tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat yaitu abolute residual dari masing-masing persamaan regresi. Hal ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi dari masing-masing variabel
bebas yang diteliti, dimana tingkat signifikansi dari masing-masing variabel bebas tersebut lebih besar dari 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
heterokedastisitas dalam setiap persamaan regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini.
4.4.2 Analisi Beta Saham
4.4.2.1 Beta Saham Pada Kondisi Pasar Bullish
Berikut adalah hasil regresi sederhana dengan menggunakan metode single index model yang ditampilkan pada tabel 4.9. Seperti yang sudah dijelaskan di
bab sebelumnya bahwa single index model adalah model yang menyatakan pengaruh perubahan return pasar terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.9
74
maka dapat diketahui bahwa pada periode bullish beta dari koefisien regresi return pasar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Tabel 4.9 Hasil Analisi Regresi Sederhana Single index model
Pada Periode Bullish
No Saham
Konstanta Beta
1 AALI
0,066 0,031
2 ASII
0,113 0,062
3 BDMN
10,465 5,702
4 BNGA
-0,539 0,127
5 BRPT
-0,083 0,171
6 BUMI
0,123 0,058
7 CMNP
0,77 0,023
8 CTRA
0,121 0,013
9 ELTY
0,042 0,296
10 GGRM
0,06 0,042
11 GJTL
-0,536 0,06
12 INDF
0,083 0,052
13 INKP
-0,083 0,234
14 INTP
0,102 0,035
15 KIJA
-0,269 0,041
16 LSIP
-1,849 0,329
17 MEDC
0,05 0,022
18 SMCB
0,107 0,04
19 SMRA
0,135 0,093
20 TINS
-0,241 0,08
21 TKIM
-0,253 0,095
Sumber: data yang diolah, Lampiran 6. Keterangan :
signifikan pada tingkat signifikansi 10
signifikan pada tingkat signifikansi 5 signifikan pada tingkat signifikansi 1
Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
R
i
= α
i
+ β
i
. R
M
+ e
i
75
Berdasarkan hasil analisi regresi pada tabel 4.9, maka diperoleh persamaan regresi untuk saham AALI sebagai berikut:
Ri = 0,066 + 0,031IHSG Beta dari saham AALI adalah sebesar 0,031 yang memiliki arti bahwa kalau
terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 0,31.
Persamaan regresi untuk saham ASII sebagai berikut: Ri = 0,113+ 0,062 IHSG
Beta dari saham ASII adalah sebesar 0,062 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan
penurunan return saham sebesar 0,62. Persamaan regresi untuk saham BDMN sebagai berikut:
Ri = 10,465+ 5,702 IHSG Beta dari saham BDMN adalah sebesar 95,702 yang memiliki arti bahwa kalau
terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 957,02.
Persamaan regresi untuk saham BNGA sebagai berikut: Ri = -0,539 + 0,127 IHSG
Beta dari saham BNGA adalah sebesar 0,127 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 1,27. Persamaan regresi untuk saham BRPT sebagai berikut:
Ri = -0,083 + 0,171 IHSG
76
Beta dari saham BRPT adalah sebesar0,171 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 1,71. Persamaan regresi untuk saham BUMI sebagai berikut:
Ri = 0,123+ 0,058 IHSG Beta dari saham BUMI adalah sebesar 0,058 yang memiliki arti bahwa kalau
terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 0,58.
Persamaan regresi untuk saham CMNP sebagai berikut: Ri = 0,77+ 0,023 IHSG
Beta dari saham CMNP adalah sebesar 0,023 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 0,23. Persamaan regresi untuk saham CTRA sebagai berikut:
Ri = 0,121 + 0,013 IHSG Beta dari saham CTRA adalah sebesar 0,013 yang memiliki arti bahwa kalau
terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 0,13.
Persamaan regresi untuk saham ELTY sebagai berikut: Ri = 0,042 + 0,296 IHSG
Beta dari saham ELTY adalah sebesar 0,296 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 2,96.
77
Persamaan regresi untuk saham GGRM sebagai berikut: Ri = 0,06+ 0,042 IHSG
Beta dari saham GGRM adalah sebesar 0,042 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 0,42. Persamaan regresi untuk saham GGRM sebagai berikut:
Ri = -0,536 + 0,06 IHSG Beta dari saham GJTL adalah sebesar 0,06 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi
kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 0,6.
Persamaan regresi untuk saham INDF sebagai berikut: Ri = 0,083 + 0,052 IHSG
Beta dari saham INDF adalah sebesar 0,052 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 0,52. Persamaan regresi untuk saham INKP sebagai berikut:
Ri = -0,083 + 0,234 IHSG Beta dari saham INKP adalah sebesar 0,234 yang memiliki arti bahwa kalau
terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 2,34.
Persamaan regresi untuk saham INTP sebagai berikut: Ri = 0,102 + 0,035 IHSG
78
Beta dari saham INTP adalah sebesar 0,035 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 0,35. Persamaan regresi untuk saham KIJA sebagai berikut:
Ri = -0,269 + 0,041 IHSG Beta dari saham KIJA adalah sebesar 0,041 yang memiliki arti bahwa kalau
terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 0,41.
Persamaan regresi untuk saham LSIP sebagai berikut: Ri = -1,849 + 0,329 IHSG
Beta dari saham LSIP adalah sebesar 0,329 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan
penurunan return saham sebesar 3,29. Persamaan regresi untuk saham MEDC sebagai berikut:
Ri = 0,05 + 0,022 IHSG Beta dari saham MEDC adalah sebesar 0,022 yang memiliki arti bahwa kalau
terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 0,22.
Persamaan regresi untuk saham SMCB sebagai berikut: Ri = 0,107 + 0,04 IHSG
Beta dari saham SMCB adalah sebesar 0,04 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 0,4.
79
Persamaan regresi untuk saham SMRA sebagai berikut: Ri = 0,135 + 0,093 IHSG
Beta dari saham SMRA adalah sebesar 0,093 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 0,93. Persamaan regresi untuk saham TINS sebagai berikut:
Ri = -0,241 + 0,08 IHSG Beta dari saham TINS adalah sebesar 0,08 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi
kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan return saham sebesar 0,8.
Persamaan regresi untuk saham TKIM sebagai berikut: Ri = -0,253 + 0,095 IHSG
Beta dari saham TKIM adalah sebesar 0,095 yang memiliki arti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan return pasar sebesar 10 maka akan terjadi
kenaikan penurunan return saham sebesar 0,95. Pada tabel diatas dapat dilihat juga bahwa selain saham BDMN, nilai
setiap beta saham periode bullish kurang dari 1 yang menggambarkan tingkat resiko saham yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan saham yang mempunyai beta
lebih kecil dari satu β1 berarti saham tersebut mempunyai fluktuasi return yang lebih kecil dari pasar secara keseluruhan. Saham dengan beta yang lebih
kecil dari satu cenderung bergerak lebih lambat dari pergerakan pasar. Lain halnya dengan beta saham BDMN yang lebih besar dari 1 β1 yang
80
menunjukkan bahwa saham BDMN adalah saham yang kuat, karena pergerakan sahamnya cenderung cepat dari pergerakan pasarnya.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 7 saham berada pada tingkat signifikansi kepercayaan 10 α = 10. Ketujuh saham tersebut adalah
AALI, GGRM, INKP, INTP, SMCB, TINS dan TKIM. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa beta saham-saham tersebut signifikan pada tingkat
signifikansi kepercayaan 10. Saham yang berada pada tingkat signifikansi kepercayaan 5 α = 5 ada 5 yaitu BDMN, BNGA, ELTY, INDF dan SMRA
dan 2 saham yang berada pada tingkat signifikansi kepercayaan 1 α = 1, yaitu ASII dan BRPT. Selebihnya ada 7 saham yang berada diatas tingkat
signifikansi 10. Jika koefisien beta mempunyai p-value yang tidak signifikan umumnya lebih besar dari 10, ini menunjukkan bahwa beta sama dengan nol
tidak dapat ditolak dengan tingkat keyakinan paling sedikit 90 atau dengan kata lain beta sama dengan nol. Sebagai contoh, p-value koefisien beta saham CTRA
adalah 0.785 pada periode bullish, ini berarti bahwa hanya dengan tingkat keyakinan 21.5 beta secara statistik dipercaya tidak sama dengan nol. Umumnya
tingkat keyakinan yang paling rendah adalah 90 atau p-value = 10 untuk dapat menolak hipotesis nol Jogiyanto, 2003.
Pada tabel diatas terdapat 8 saham yang memiliki konstanta yang bernilai negatif, yang berarti bahwa pada kedelapan saham tersebut return akrual lebih
kecil dari return ekspektasi. Gruber 1998 menyatakan bahwa apabila nilai konstanta pada persamaan single index model bertanda negatif maka dapat
disimpulkan bahwa return aktual ternyata lebih kecil dibandingkan dengan return
81
ekspektasi, demikian pula sebaliknya. Kesembilan saham tersebut adalah BNGA, BRPT, GJTL, INKP, KIJA, LSIP, TINS dan TKIM. Untuk 13 saham-saham
lainnya, memiliki konstanta yang bernilai positif yang berarti bahwa pada ke 12 saham tersebut return aktual lebih besar dari return ekspektasi.
4.4.2.2 Beta Saham Pada Kondisi Pasar Bearish