Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

68 mengalami penurunan. Namun untuk beberapa saham justru bernilai positif ketika IHSG sedang mengalami koreksi penurunanyang berarti, gerakan naik turunnya return saham berlawanan arah atau berbanding terbalik dengan gerakan IHSG. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata semua saham memiliki nilai yang negatif kecuali BDMN, BNGA, BUMI, KIJA, TINS dan TKIM yang bernilai positif.. Dapat juga dilihat bahwa saham yang memiliki return tertinggi pada periode bearish adalah BDMN Bank Danamon Tbk dengan return sebesar 1042,86 dan mean 64,68. Saham yang memiliki return terendah adalah BDMN Bank Danamon Tbk dan BNGA Bank CIMB Niaga Tbk dengan return sebesar -1,00.

4.4 Analisis Data dan Pembahasan

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

4.4.1.1 Uji Normalitas

Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain. Penerapan uji Kolmogorov Smirnov adalah jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku dan jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku. Oleh sebab standar deviasi data pada periode bullish lebih besar dari nilai rata-rata lihat tabel 4.4 dan tabel 4.5, dapat dipastikan bahwa data yang akan diuji tidak terdistribusi dengan normal. Foster 1986 menyarankan beberapa cara untuk menjadikan data menjadi berdistribusi normal, yaitu dengan cara 69 transformasi data, trimming dan winsorizing. Dalam penelitian ini digunakan teknik transformasi untuk menormalkan data. Dalam penelitian ini transformasi yang dilakukan adalah transformasi akar. Jenis ini disebut juga dengan istilah transformasi akar kuadrat square root dan disimbolkan dengan SQRT. Transformasi dilakukan dengan mengkuadratkan nilai-nilai return saham ditambah 0,5. Transformasi akar digunakan pada penelitian ini karena dilihat dari bentuk grafik histogram data awal. Data yang akan ditransformasi dalam penelitian ini kebanyakan grafik histogram datanya adalah membentuk distribusi skewness miring dan apabila data awal menunjukkan sebaran nilai antara 0 – 10, maka gunakan transfromasi akar X+0,5. Karena kebanyakan data dalam penelitian ini berkisar dari 0 maka tranformasi akar yang digunakan di adalah X+0,5. Setelah melakukan transformasi data, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov nonparametrik, berikut ini akan disajikan hasil uji Kolmogorof-Smirnov pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Pada Kondisi Bullish Dan Kondisi Bearish Variabel Bullish Bearish Nilai Z Sig. Nilai Z Sig. IHSG ,722 ,674 0,686 0,735 AALI ,671 ,759 0,728 0,665 ASII ,862 ,448 0,811 0,526 BDMN ,642 ,804 1,249 0,088 BNGA ,919 ,367 0,906 0,384 BRPT 1,338 ,056 0,595 0,871 BUMI 1,068 ,204 0,766 0,601 CMNP ,892 ,404 0,666 0,767 CTRA 1,280 ,076 0,988 0,283 ELTY 1,223 ,100 0,528 0,943 70 GGRM 1,036 ,233 0,777 0,582 GJTL 1,073 ,200 0,807 0,532 INDF ,894 ,401 0,735 0,652 INKP ,862 ,447 0,901 0,392 INTP ,982 ,290 0,725 0,669 KIJA 1,009 ,260 1,096 0,181 LSIP ,961 ,314 0,444 0,989 MEDC ,966 ,308 1,085 0,19 SMCB 1,105 ,174 0,848 0,468 SMRA ,800 ,544 0,796 0,551 TINS 1,049 ,221 1,061 0,21 TKIM ,838 ,484 1,116 0,165 Sumber: data sekunder yang sudah diolah, Lampiran 3 Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 tersebut diatas dapat dilihat bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Z dengan tingkat signifikansi yang lebih besar dari 5 yang berarti bahwa nilai Z semua variabel tidak signifikan pada tingkat signifikansi 5. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan data tidak normal ditolak dan menerima hipotesis bahwa data terdistribusi secara normal.

4.4.1.2 Uji Autokorelasi