Statistika Deskriptif Return Saham Pada Periode Bearish

59

4.3.2 Statistika Deskriptif Return Saham Pada Periode Bearish

Tabel 4.5 Statistika Deksriptif Return Saham Pada Periode Bearish Sumber: Data sekunder yang sudah diolah. Berdasarkan tabel 4.5 dapat terlihat bahwa jumlah data saham yang menjadi objek penelitian adalah 21 saham dengan waktu pengamatan untuk periode bullish 60 bulan. Nilai rata-rata return pasar yang dilihat dari nilai rata- rata return IHSG pada periode bearish adalah sebesar -0,12, return pasar tertinggi pada periode bullish adalah sebesar 0,02 yang terjadi pada Juni 2003, Desember 2004, Desember 2005, November 2007, Desember 2007, November 2009 dan No Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi 1 IHSG 60 -0,99 0,02 -0,12 0,24 2 AALI 60 -0,53 0,40 -0,04 0,14 3 ASII 60 -0,45 0,23 -0,02 0,12 4 BDMN 60 -1,00 1042,86 64,68 244,73 5 BNGA 60 -1,00 922,08 42,53 187,61 6 BRPT 60 -0,59 0,37 -0,05 0,17 7 BUMI 60 -0,54 1,70 0,01 0,33 8 CMNP 60 -0,19 0,24 -0,03 0,11 9 CTRA 60 -0,42 0,57 -0,03 0,18 10 ELTY 60 -0,67 0,94 -0,05 0,22 11 GGRM 60 -0,27 0,27 -0,01 0,09 12 GJTL 60 -0,32 0,40 -0,03 0,12 13 INDF 60 -0,44 0,25 -0,02 0,11 14 INKP 60 -0,48 0,26 -0,04 0,14 15 INTP 60 -0,42 0,30 -0,02 0,11 16 KIJA 60 -0,92 11,45 0,83 3,04 17 LSIP 60 -0,45 0,39 -0,01 0,15 18 MEDC 60 -0,42 0,25 -0,03 0,11 19 SMCB 60 -0,48 0,44 -0,03 0,13 20 SMRA 60 -0,28 1,05 -0,02 0,18 21 TINS 60 -0,90 10,48 0,24 1,72 22 TKIM 60 -0,94 9,34 0,56 2,28 60 Oktober 2012 dan return pasar terendah adalah -0,99 yang terjadi pada Februari 2011. Standar deviansi yang besar dari nilai return pasar lebih dari 40 dari nilai rata-rata menunjukkan ada kesenjangan variansi yang cukup besar antara return saham maupun return pasar untuk nilai tertinggi dengan nilai terendah. Nilai rata- rata IHSG adalah -0,12 dengan standar deviansi 0,24. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham IHSG pada periode bearish. Saham AALI Astra Agro Lestari Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,40 yang terjadi pada November 2008 dan nilai terendah sebesar -0,53 pada Oktober 2008, untuk nilai rata-rata AALI adalah 0,00. Standar deviansi AALI adalah 0,14, karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham AALI. Karena nilai standar deviansi 100 lebih besar dari mean sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INKP. Saham ASII Astra International Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,23 yang terjadi pada Januari 2009 dan nilai terendah sebesar -0,45 pada Oktober 2008, untuk mean ASII adalah -0,02, yang menunjukkan adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish Standar deviansi ASII adalah 0,12 dengan mean 0,10 12 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham ASII. 61 Saham BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk, nilai return tertinggi adalah 1042,86 yang terjadi pada Januari 2011 dan nilai terendah sebesar -1,00 pada Januari 2008, Februari 2011, April 2011 dan Agustus 2012. Untuk mean BDMN adalah 64,68, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang berbanding terbalik dengan penurunan return pasar. Standar deviansi BDMN adalah 244,73 dengan mean 64,68. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INKP. Saham BNGA Bank CIMB Niaga Tbk, nilai return tertinggi adalah 922,08 yang terjadi pada Juni 2004 dan nilai terendah sebesar -1,00 pada Mei 2004, Agustus 2008 dan November 2011. Untuk mean BNGA adalah 42,53, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang berbanding terbalik dengan penurunan return pasar. Standar deviansi BNGA adalah 187,61 dengan mean 42,53 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan yang sangat besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham BNGA. Saham BRPT Barito Pacific Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,37 yang terjadi pada Oktober 2004 dan nilai terendah sebesar -0,59 pada Oktober 2008, untuk mean BRPT adalah -0,05, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi BRPT adalah 0,17 dengan 62 mean -0,05. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 17 -5 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham BRPT. Saham BUMI Bumi Serpong Damai Tbk, nilai return tertinggi adalah 1,70 yang terjadi Desember 2003 dan nilai terendah sebesar -0,54 pada November 2008, untuk mean BUMI adalah 0,01, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya peningkatan harga saham yang berbanding terbalik dengan return pasar yang mengalami penurunan pada periode bullish. Standar deviansi BUMI adalah 0,33 dengan mean 0,01. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 33 1sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham BUMI. Saham CMNP Citra Marga Nusaphala Persada, nilai return tertinggi adalah 0,24 yang terjadi September 2006 dan nilai terendah sebesar -0,19 pada Agustus 2005, untuk mean CMNP adalah -0,03, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi CMNP adalah 0,11 dengan mean -0,03. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 11 - 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham CMNP. Saham CTRA Ciputra Development Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,57 yang terjadi Maret 2005 dan nilai terendah sebesar -0,42 pada Agustus 2005, untuk mean CTRA adalah -0,03, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan 63 return pasar pada periode bearish. Standar deviansi CTRA adalah 0,18 dengan mean -0,03. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 18 -3 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham CTRA. Saham ELTY Bakrieland Development Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,94 yang terjadi Februari 2004 dan nilai terendah sebesar -0,67 pada Oktober 2008, untuk mean ELTY adalah -0,05, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi ELTY adalah 0,22 dengan mean -0,05. Karena nilai standar deviansi hanya lebih besar dari mean 22 - 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi kesenjangan besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham ELTY. Saham GGRM Gudang Garam Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,27 yang terjadi Januari 2009 dan nilai terendah sebesar -0,27 pada Oktober 2008, untuk mean GGRM adalah -0,01, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi GGRM adalah 0,09 dengan mean -0,01. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 9 -1 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham GGRM. Saham GJTL Gajah Tunggal Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,40 yang terjadi Agustus 2010 dan nilai terendah sebesar -0,32 pada Oktober 2008, untuk mean GJTL adalah -0,03, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh 64 adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi GJTL adalah 0,12 dengan mean -0,03. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 12 -3 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham GJTL. Saham INDF Indofood Sukses Makmur Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,25 yang terjadi Maret 2005 dan Januari 2007, nilai terendah sebesar -0,44 pada Oktober 2010, untuk mean INDF adalah -0,02, adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish Standar deviansi INDF adalah 0,11 dengan mean -0,02. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 11 -2 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INDF. Saham INKP Indah Kiat Pulp Paper Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,26 yang terjadi Desember 2005 dan April 2008, nilai terendah sebesar -0,48 pada Oktober 2010, untuk mean INKP adalah -0,04, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi INKP adalah 0,14 dengan mean -0,04. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 14 -4 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INKP. Saham INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,30 yang terjadi Juli 2003 dan nilai terendah sebesar -0,42 Oktober 2008, untuk mean INTP adalah -0,02, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata 65 diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi INTP adalah 0,11 dengan mean -0,02. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 11 -2 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INTP. Saham KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk, nilai return tertinggi adalah 11,45 yang terjadi Agustus 2010 dan nilai terendah sebesar -0,92 pada Januari 2008, untuk mean KIJA adalah 0,83, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang berbanding terbalik dengan penurunan return pasar pada periode bullish. Standar deviansi KIJA adalah 3,04 dengan mean 0,83. Karena nilai standar deviansi hanya lebih besar dari mean 304 83 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham KIJA. Saham LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,39 yang terjadi November 2008 dan nilai terendah sebesar -0,45 pada Oktober 2008, untuk mean LSIP adalah -0,01, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi LSIP adalah 0,15 dengan mean -0,01. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 15 - 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham LSIP. 66 Saham MEDC Medco Energi Internasional Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,25 yang terjadi Oktober 2004 dan nilai terendah sebesar -0,42 pada Oktober 2008, untuk mean MEDC adalah -0,03, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi MEDC adalah 0,11 dengan mean -0,03. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 11 - 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham MEDC. Saham SMCB Holcim Indonesia Tbk, nilai return tertinggi adalah 0,44 yang terjadi Juli 2003 dan nilai terendah sebesar -0,48 pada Oktober 2008, untuk mean SMCB adalah -0,03, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi SMCB adalah 0,13 dengan mean -0,03. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 13 -3 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham SMCB. Saham SMRA Summarecon Agung Tbk, nilai return tertinggi adalah 1,05 yang terjadi Juli 2003 dan nilai terendah sebesar -0,28 pada Oktober 2008, untuk mean SMRA adalah -0,02, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan penurunan harga saham yang searah dengan return pasar pada periode bearish. Standar deviansi SMRA adalah 0,18 dengan mean -0,02. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 18 -2 67 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham SMRA. Saham TINS Timah Persero Tbk, nilai return tertinggi adalah 10,48 yang terjadi Desember 2007 dan nilai terendah sebesar -0,90 pada November 2006, Januari 2008 dan November 2009, mean TINS adalah 0,24, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang berbanding terbalik dengan penurunan return pasar pada periode bullish. Standar deviansi TINS adalah 1,72 dengan mean 0,24. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 172 24 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham TINS. Saham TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, nilai return tertinggi adalah 9,34 yang terjadi Agustus 2008 dan nilai terendah sebesar -0,94 pada September 2008, untuk mean TKIM adalah 0,56, yang menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang berbanding terbalik dengan penurunan return pasar pada periode bullish. Standar deviansi TKIM adalah 2,28 dengan mean 0,56. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean 228 56 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham TKIM. Berdasarkan tabel 4.5 dan uraian analisis deskriptif diatas, disimpulkan bahwa rata-rata semua saham mengalami bergerak mengikuti pergerakan return pasar. Ketika pasar sedang mengalami koreksi penurunan, saham-saham juga 68 mengalami penurunan. Namun untuk beberapa saham justru bernilai positif ketika IHSG sedang mengalami koreksi penurunanyang berarti, gerakan naik turunnya return saham berlawanan arah atau berbanding terbalik dengan gerakan IHSG. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata semua saham memiliki nilai yang negatif kecuali BDMN, BNGA, BUMI, KIJA, TINS dan TKIM yang bernilai positif.. Dapat juga dilihat bahwa saham yang memiliki return tertinggi pada periode bearish adalah BDMN Bank Danamon Tbk dengan return sebesar 1042,86 dan mean 64,68. Saham yang memiliki return terendah adalah BDMN Bank Danamon Tbk dan BNGA Bank CIMB Niaga Tbk dengan return sebesar -1,00.

4.4 Analisis Data dan Pembahasan